Soloraya
Jumat, 21 April 2023 - 12:29 WIB

Tradisi Lebaran Unik di Boyolali, Ada yang Libatkan Ratusan Ekor Sapi

Rudi Hartono  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Warga dukuh Mlambong, desa Sruni, Musuk, Boyolali memberi makan ketupat kepada sapi peliharaanya dan mengarak keliling kampung dalam tradisi Kupatan Sapi, Senin (4/8/2014). Acara tersebut rutin diadakan seminggu setelah Lebaran sebagai ungkapan rasa terima kasih kepada hewan ternak yang telah memberikan penghidupan kepada warga. (Sunaryo HB/JIBI/Solopos)

Solopos.com, BOYOLALI–Terdapat sejumlah tradisi Lebaran yang unik di Kabupaten Boyolali, seperti tradisi Lebaran sapi dan pudunan apem leluhur.

Lebaran atau bakda sapi digelar warga Desa Sruni, Kecamatan Musuk. Sedangkan, tradisi pudunan apem leluhur lestari di Sidorejo, Genting, Cepogo.

Advertisement

Penasaran apa saja yang dilakukan warga saat digelarnya tradisi-tradisi itu? Berikut ulasannya.

1. Lebaran Sapi

Advertisement

1. Lebaran Sapi

Dikutip dari duniasapi.com, Jumat (21/4/2023), Lebaran sapi di Sruni dilaksanakan dengan kenduri kemudian disambung dengan mengarak sapi.

Tradisi yang sudah berlangsung secara turun temurun itu biasanya dilaksanakan sepekan setelah Lebaran. Hingga kini tradisi ini masih lestari.

Advertisement

Tradisi ini diawali dengan kenduri atau perjamuan makan. Kenduri dilakukan dengan mengumpulkan warga. Kenduri itu sebagai bentuk doa agar hajat besarnya lancar. Acara kenduri dihadiri tokoh masyarakat.

Pada acara tersebut disajikan ketupat yang dihidangkan dengan sayur dan lauk-pauknya. Kemudian peserta kenduri menyantapnya bersama-sama di sebuah tempat yang luas.

Setelah kenduri, acara inti digelar yakni mengarak sapi. Warga mengarak sapi-sapi keliling kampung. Umumnya mereka membawa sapi perah yang dikalungi ketupat. Ada juga warga yang mengecat tubuh sapi dengan aneka warna.

Advertisement

Ketika mengarak sapi, warga meyakini Nabi Sulaiman sedang melihat dan memeriksa hewan tersebut. Mereka percaya Nabi Sulaiman ikut mendoakan ternak yang mereka miliki.

Karena itu, warga desa merayakan dengan penuh suka cita dan rasa syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa. Di samping membawa sapi perah dalam arakan, mereka juga menyertakan ternak kambing atau domba.

Selain sapi, warga juga mengarak gunungan ketupat dan hasil bumi. Acara itu juga dimeriahkan penampilan kesenian tradisional Boyolali.

Advertisement

2. Apem Pudunan Leluhur

Tradisi ini dilaksanakan warga di lereng Gunung Merbabu, Sidorejo, Genting, Cepogo. Teknis kegiatannya, warga berkumpul di suatu tempat atau salah saru rumah warga.

Di tempat itu disajikan apem dalam beberapa wadah. Warga yang berkumpul berdoa bersama. Mereka mendoakan para leluhur yang telah meninggal dunia.

Tradisi pudunan (turun) itu juga sebagai ungkapan syukur masyarakat setelah melakukan banyak amal kebaikan selama Ramadan dan syukur di hari kemenangan yakni Hari Raya Idul Fitri.

 

 

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif