SOLOPOS.COM - Kerabat keraton dan pengunjung masih melestarikan kebiasaan nginang, Selasa (7/1/2014), sesaat setelah tradisi Ungeling Gongso atau ditabuhnya Gamelan Kyai Gunturmadu di Pagongan Halaman Masjid Agung Solo. Tradisi tersebut eksis sejak pemerintahan Sri Susuhunan Pakubuwono IV. (Oriza Vilosa/JIBI/Solopos)

Solopos.com, SOLO–Tradisi nginang atau mengunyah sirih dengan bahan campuran lain rupanya masih bisa ditemukan di Kota Solo.

Tradisi tersebut bisa dijumpai  seiring ditabuhnya sepasang gamelan sekaten. Nginang juga dipercaya mampu membuat awet muda.

Promosi Beli Emas Bonus Mobil, Pegadaian Serahkan Reward Mobil Brio untuk Nasabah Loyal

Pemerhati sejarah dan budaya asal Kota Solo, K.R.M.T. Nuky Mahendranata Nagoro, mengatakan tradisi nginang dalam sekaten sudah ada sejak era Kerajaan Demak.

“Tradisi nginang dalam sekaten sudah sejak zaman era Demak,” kata dia kepada Solopos.com, Rabu (28/9/2022).

Menurut Nuky, orang-orang akan mengunyah sirih saat dua gamelan Keraton Kasunanan Solo ditabuh, yakni gamelan Kiai Guntur Madu dan Kiai Guntur Sari.

Biasanya, para wanita lah yang akan nginang. Mereka biasanya duduk di Bangsal Pradangga Kompleks Masjid Agung Solo. Tak hanya berlangsung beberapa menit saja, nginang saat sekaten biasa dilakukan dari siang hingga petang hari.

“Dalam tradisi di Surakarta begitu Kyai Guntur Madu dan Kyai Guntur Sari ditabuh, para wanita mengunyah sirih selama gamelan berbunyi sampai petang hari,” imbuh Nuky.

Perpaduan suara gamelan dan nginang yang menjadi ritual saat sekaten diyakini bisa membuat awet muda.

Menurut Nuky, masyarakat bisa mengambil pesan bila seyogyanya manusia bahagia dalam menjalani hidup agar panjang umur.

“Ritual itu diyakini membuat awet muda dan panjang umur selama mengunyah sirih dan mendengar bunyi gamelan itu. Makna pada jaman sekarang related sekali dengan selalu berbahagia dalam menjalani hidup supaya panjang umur,” katanya.

Perangkat kinang biasa terdiri atas daun sirih, injet atau kapur sirih, tembakau. Biasanya, akan ada penjual kinang dan telur asin yang berjualan di area Masjid Agung Keraton Solo.

Mereka biasanya sudah belasan tahun berjualan kinang. Tak hanya warga Solo, Solopos.com juga bernah menjumpai salah satu pengunjug sekaten asal Klaten yang ikut tradisi nginang.

Bukan hanya sekadar cerita lisan. Nuky melanjutkan nginang dapat membuat awet muda sebab ada aktivitas mengunyah dan senam muka. Hal itu bisa menyehatkan otot-otot muka. Selain itu, sirih dan perangkat nginang bisa menyegarkan dan menyehatkan mulut.

“Iya, kan senam muka juga sebenarnya. Daun sirih dan perangkat isinya membuat organ mulut sehat atau awet muda,” papar dia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya