Soloraya
Kamis, 27 Juni 2013 - 07:07 WIB

TRADISI NYADRAN : Harga Mawar Pink Melonjak Hingga Rp600.000/Kg

Redaksi Solopos.com  /  Rahmat Wibisono  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Penjual bunga tabur di Pasar Malangjiwan, Kecamatan Colomadu, Karanganyar menata dagangannya, Rabu (26/6/2013). (Iskandar/JIBI/SOLOPOS)

KARANGANTAR — Menjelang puasa, banyak orang yang mulai sibuk berziarah ke makam leluhur atau kerabat mereka. Kondisi itu praktis ikut mendongkrak penjualan bunga tabur, yang selama ini memang identik sebagai sesuatu yang wajib dibawa saat berziarah ke permakaman.

Lazimnya, harga jual bunga tabur pun melonjak di pasaran. Harga bunga mawar warna pink atau merah jambu untuk bunga tabur pada musim sadranan tahun ini bahkan naik enam kali lipat dibanding hari biasa. Jika ada hari biasa harga mawar pink berkisar Rp 100.000 per kilogram, saat ini harganya mencapai Rp600.000 per kilogram.

Advertisement

“Sekarang ini harga mawar pink Rp300.000 per setengah kilogram. Untuk besok tidak tahu, sebab baru saja saya mendapat telepon dari teman, harga mawar sudah naik lagi,” ujar salah seorang penjual bunga tabur di Pasar Malangjiwan, Colomadu, Karanganyar, Sukiyem, 67, ketika ditemui Solopos.com di pasar setempat, Rabu (26/6).

Menurut dia, tingginya harga bunga mawar pink karena budi daya bunga itu cukup sulit sehingga jumlahnya tak banyak. Selain itu bunga ini kadang dipesan orang tertentu digunakan untuk ritual khusus.

Kendati demikian, dia yang berjualan kembang sejak kira-kira 30 tahun lalu mengatakan hingga kemarin pembeli bunga tabur dagangannya belum banyak. Dia memperkirakan barang dagangannya baru pada Kamis (27/6) ini banyak yang laku. Sebab sesuai adat Jawa, setelah Minggu membersihkan makam leluhur disusul kondangan di beberapa rumah warga, mereka baru nyekar ke makam leluhur.

Advertisement

Sementara itu salah seorang penjual bunga tabur lainnya, Yamti, 58, juga mengakui adanya kenaikan harga bunga tabur. Sebelum musim sadranan, harga bunga tabur per kilogram Rp50.000. Saat ini harga itu naik menjadi Rp75.000 per kilogram.

“Setiap musim sadranan harga bunga memang naik seperti ini. Bahkan kali ini harga bunga cepat sekali berubah sehingga sulit diperkirakan,” kata warga Pengging, Boyolali yang sudah 23 tahun berjualan bunga tabur di Pasar Malangjiwan ini.

Dia menjelaskan kendati saat ini musim sadranan sudah berlangsung beberapa hari, pembeli bunga tabur belum ramai. Dalam satu hari, bunga tabur dagangannya hanya laku kira-kira enam kilogram.

Advertisement

Sedangkan salah seorang pemasok bunga asal Boyolali, Sihono, 52, mengatakan saat ini penjual bunga tabur yang sudah banyak laku di antaranya para pedagang di Solo dan Sragen. Sebab adat masing-masing daerah dianggap sering kali berbeda.

“Dulu saya juga sering setor kembang ke Jogja sehingga saya sedikit banyak tahu waktu-waktu ramai suatu daerah. Kalau keramaian di daerah Colomadu memang termasuk yang belakangan dibanding beberapa daerah lainnya,” kata dia.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif