SOLOPOS.COM - Objek wisata Umbul Pengging di Boyolali, Jawa Tengah. (Solopos/Bayu Jatmiko Adi)

Solopos.com, BOYOLALI — Tradisi padusan menjelang Ramadan yang sempat terhenti sejak 2020 karena pandemi Covid-19 akan digelar lagi jelang Ramadan 2023 ini di Boyolali. Tradisi tersebut digelar secara meriah dan penuh hiburan di dua tempat yaitu Tlatar dan Umbul Tirto Marto Pengging, Selasa dan Rabu (21-22/3/2023).

Kepala Dinas Pemuda Olahraga dan Pariwisata (Disporapar) Boyolali, Supana, mengungkapkan padusan di Umbul Tirto Marto digelar secara ritual. “Nanti akan dimulai kegiatan tersebut dari Kecamatan Banyudono menuju ke pemandian siraman ndalem Umbul Tirto Marto,” ujarnya saat ditemui wartawan di kantornya, Jumat (17/3/2023).

Promosi Selamat! Direktur Utama Pegadaian Raih Penghargaan Best 50 CEO 2024

Ia mengatakan dalam prosesi tradisi padusan di Umbul Tirto Marto akan digelar pada Selasa dihadiri Bupati, Wakil Bupati, Forum Komunikasi Pimpinan Daerah (Forkopimda), Ketua DPRD, Kepala Organisasi Perangkat Daerah (OPD), serta komunitas budaya.

Sementara tradisi padusan di Pengging Boyolali itu, menurut Supana, akan dimulai dengan kirab budaya yang melibatkan 150 orang dari semua komunitas baik dari birokrasi, Mas-Mbak Boyolali, Ketua Dewan Adat Keraton Solo, dan Ketua Pakasa Boyolali.

Selain mengadakan tradisi padusan, Disporapar Boyolali juga menggelar acara hiburan untuk masyarakat selama dua hari di dua lokasi. Pertama di Alun-Alun Pengging, Banyudono.

“Hari pertama kami memberi ruang dan kesempatan kepada musisi Pengging, kira-kira ada lima grup musik baik itu keroncong, Koes Ploesan, band-band-an, dangdutan, campursari, yang menampilkan seniman di Kecamatan Banyudono pada Selasa tanggal 21 [Maret],” kata dia.

Kemudian pada hari kedua Rabu (22/3/2023), Supana menjelaskan di tempat yang sama akan ada hiburan musik dangdut. Hiburan juga digelar saat tradisi padusan di Pemandian Tlatar Boyolali.

Memberi Ruang kepada Masyarakat

Pada hari pertama, jelas Supana, akan ada musik Koes Ploesan lalu ada juga penampilan musik dangdut. Kemudian, di hari kedua akan ada pertunjukan penyanyi asli Boyolali yang sedang diminati publik, Bastian WN.

“Padusan ini kami selenggarakan untuk memberi ruang kepada masyarakat karena ini sudah jadi tradisi. Ketika mau masuk Ramadan kan orang menyucikan diri dengan pola dan cara masing-masing. Biasanya diawali dengan mandi besar di destinasi wisata air,” kata dia

Ia mengatakan Disporapar memberikan ruang tersebut, akan tetapi Supana berpesan untuk semua masyarakat menjaga kondusivitas saat padusan. Supana mengatakan acara di Tlatar diselenggarakan Disporapar bekerja sama dengan Pemerintah Desa Kebonbimo.

Sedangkan untuk kegiatan padusan di Pengging diselenggarakan murni dari Disporapar dibantu stakeholders Kecamatan Banyudono. “Target pengunjung kami seperti sebelum pandemi. Di Tlatar maksimal bisa 6.000-8.000 pengunjung, itu yang kami harapkan. Kalau Pengging, karena pemandian di sana menyebar, kami menargetkan semaksimal mungkin selama dua hari bisa 10.000 pengunjung,” jelasnya.

Supana mengungkapkan untuk pemandian yang biasa digunakan padusan masyarakat tak hanya satu atau dua umbul. Di kompleks Umbul Tirto Marto, sebut dia, ada Umbul Siraman Ndalem dan Umbul Dudo, kemudian di luar ada Umbul Sungsang dan Umbul Kendat.

“Namun karena di Pengging destinasi wisatanya dikelola swasta, rekanan, kami tetap berharap mereka tetap meningkatkan penghasilan yang ujung-ujungnya peningkatan PAD [Pendapatan Asli Daerah],” jelasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya