SOLOPOS.COM - Pengantin asal Dukuh Porodesan, Desa Randulanang, Kecamatan Jatinom melakukan tradisi mengelilingi Sumur Punden, Minggu (6/12/2020). (Solopos/Taufiq Sidik Prakoso)

Solopos.com, KLATEN — Setiap daerah memiliki tradisi pernikahan masing-masing yang disesuaikan dengan kondisi wilayah dan kultur masyarakatnya, tak terkecuali Klaten.

Selain rangkaian prosesi yang sudah menjadi pakem mulai dari nontoni, meminang, hingga akad dan ngunduh mantu, di beberapa wilayah ada tradisi tambahan yang menjadi keunikan dan makna tersendiri.

Promosi Pegadaian Resmikan Masjid Al Hikmah Pekanbaru Wujud Kepedulian Tempat Ibadah

Salah satu tradisi pernikahan yang unik di Kabupaten Bersinar adalah manten mubeng sumur di Desa Randulanang, Kecamatan Jatinom. Dalam tradisi ini, pasangan pengantin berjalan kaki mengelilingi sumur diiringi keluarga dan warga sekitar.

Hal itu dilakukan setelah sepasang pengantin mengucap janji akad nikah dan pasrah temanten. Setelah prosesi itu seharusnya pengantin duduk di pelaminan namun pasangan pengantin di Randulanang akan berjalan kaki ke sumber mata air desa bernama Sumur Punden dan mengelilinginya.

Konon, prosesi itu sebagai wujud syukur dan doa agar pasangan pengantin bisa hidup bahagia, sejahtera, dan segera mendapatkan momongan.

Lain lagi tradisi pernikahan di Dukuh Jrebeng, Desa Jambu Kidul, Ceper, Klaten. Pasangan pengantin asal dukuh tersebut wajib mengelilingi masjid kuno peninggalan era Mataram Islam yang sudah berdiri sejak 1811.

Tradisi pernikahan unik ini sempat viral pada Mei 2023 lalu lewat unggahan akun Instagram @infocegatanklaten. Dalam video yang diunggah di Instagram tersebut disebutkan tradisi itu sudah dilakukan secara turun temurun dan semua pasangan pengantin di dukuh itu melaksanakannya.

Sementara itu, layaknya daerah lain di Jawa yang terpengaruh budaya era Kasunanan Surakarta dan Kasultanan Yogyakarta, prosesi pernikahan di Klaten terdiri atas beberapa urutan tata cara adat dan tradisi.

Urutan itu mulai dari nontoni, meminang, tarub, siraman, akad nikah, panggih, hingga ngunduh. Dilansir surakarta.go.id nontoni adalah datangnya keluarga mempelai pria ke keluarga mempelai wanita untuk memastikan status wanita yang hendak dinikahi.

Kemudian meminang menurut KBBI adalah meminta seseorang perempuan untuk dijadikan istri. Tarub, menurut dpad.jogjaprov.go.id, merupakan upacara untuk mengawali proses upacara pernikahan adat Jawa.

Kata tarub berarti pasren dari janur kuning yang dipasang di kanan kiri tratag serta pintu gapura rumah atau tempat tinggal yang sedang mempunyai hajat. Siraman adalah prosesi untuk mengawali dalam merias calon pengantin.

Akad nikah yakni pelaksanaan nikah dengan ijab dan kabul. Upacara panggih, mengutip Indonesia.go.id yaitu upacara yang dilakukan pada awal sebelum resepsi atau pesta pernikahan berlangsung dan dilakukan dari sebelum duduk di pelaminan sampai berada di pelaminan.

Biasanya dilakukan siang hari setelah akad. Sementara ngunduh mantu adalah prosesi memperkenalkan bahwa keluarga laki-laki baru mempersunting seorang perempuan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya