SOLOPOS.COM - Suyati, 33, wanita hamil asal Dusun Pangle, Desa Sambungmacan, Sragen, menjalani ritual siraman saat terjadi gerhana matahari, Rabu (9/3/2016). (Moh.Khodiq DuhriJIBI/Solopos)

Tradisi warga Sragen menyambut gerhana matahari dengan bancakan, kenthongan, dan keramas untuk ibu hamil kembali digelar.

Solopos.com, SAMBUNGMACAN – Kabut tipis menghiasai jalan perkampungan saat warga Dusun Pangle, Desa Sambungmacan, Sragen, berangkat ke Masjid Al Islam, Rabu (9/3/2016). Selain menenteng peralatan salat, mereka juga membawa aneka makanan sebagai bancakan. Saat itu, kabut masih menghalangi pandangan gerhana matahari di ufuk timur. Salat Gerhana Matahari langsung dimulai begitu terdengar suara iqomah. Takmir Masjid Al Islam, Maftuhin, menjadi imam salat sunah dua rekaat itu.

Promosi Lebaran Zaman Now, Saatnya Bagi-bagi THR Emas dari Pegadaian

Selesai mambaca doa, warga bersama-sama menyantap bancakan yang dibawa dari rumah. Aneka makanan seperti nasi, sayur, lauk-pauk serta jajanan pasar menjadi hidangan istimewa seusai melaksanakan ibadah langka itu. ”Bancakan itu sesuai ajaran dalam hadis Nabi Muhammad. Dalam hadis itu disebutkan manusia diperintahkan untuk memperbanyak sedekah dalam rangka menolak bala [malapetaka],” kata Maftuhin saat berbincang dengan wartawan seusai salat.

Beberapa saat kemudian, kabut di langit Sambungmacan mulai tersingkap. Gerhana matahari terlihat dengan jelas membentuk sabit. Warga bisa melihat langsung gerhana matahari itu dengan mata telanjang. Warga tidak khawatir mata mereka akan rusak karena pancaran sinar matahari tidak tajam lantaran tertutup kabut tipis.

Sejumlah warga Dusun Pangle, Desa Sambungmacan, Sragen, memukul kenthongan keliling kampung saat terjadi gerhana matahari, Rabu (9/3/2016).(Moh.Khodiq DuhriJIBI/Solopos)

Sejumlah warga Dusun Pangle, Desa Sambungmacan, Sragen, memukul kenthongan keliling kampung saat terjadi gerhana matahari, Rabu (9/3/2016).(Moh.Khodiq DuhriJIBI/Solopos)

Suara kenthongan bertalu-talu saat gerhana matahari berlangsung. Kenthongan itu dibunyikan belasan warga dengan cara berkeliling kampung. Ritual memukul kenthongan itu biasa dilakukan warga sekitar saat terjadi gerhana matahari maupun gerhana bulan. ”Pemukulan terhadap kenthongan itu mengandung makna membangunkan segala makhluk hidup yang tertidur. Seluruh makhluk hidup sebaiknya waspada terhadap marabahaya selama berlangsungnya gerhana matahari maupun gerhana bulan,” jelas Ketua RT 030, Sasminto.

Kearifan lokal warisan leluhur masih terjaga di perkampungan ini. Menyantap bancakan serta memukul kenthongan keliling kampung sudah menjadi kebiasaan nenek moyang warga Pangle setiap terjadi gerhana. Tidak hanya itu, bagi ibu-ibu yang tengah hamil juga disunahkan menjalani prosesi siraman atau mandi keramas.

Sejumlah warga Dusun Pangle, Desa Sambungmacan, Sragen, memukul kenthongan keliling kampung saat terjadi gerhana matahari, Rabu (9/3/2016).(Moh.Khodiq DuhriJIBI/Solopos)

Sejumlah warga Dusun Pangle, Desa Sambungmacan, Sragen, memukul kenthongan keliling kampung saat terjadi gerhana matahari, Rabu (9/3/2016).(Moh.Khodiq DuhriJIBI/Solopos)

Suyati, 33, yang tengah hamil anak keduanya pagi itu menjalani prosesi siraman. Melalui prosesi itu, istri dari Parto, 50, itu berharap anak dalam kandungannya bisa lahir dengan selamat dan dijauhkan dari marabahaya. Fenomena alam berupa gerhana matahari total itu terasa spesial bagi Suyati. Pasalnya, Suyati dilahirkan saat terjadi gerhana matahari total di pada 11 Juni 1983. Bahkan, dia dilahirkan pada saat bumi gelap gulita. ”Sekarang saya tinggal menunggu kelahiran anak kedua. Kata dokter, HPL [hari perkiraan lahir] anak saya itu 7 Maret. Sekarang sudah 9 Maret, jadi tinggal menunggu saja. Mudah-mudahan dilancarkan proses persalinannya,” harap Suyati.

Warga Dusun Pangle, Desa Sambungmacan, Sragen, menyantap menu bancakan seusai menggelar Salat Gerhana Matahari di Masjid Al Islam, Rabu (9/3/2016).(Moh.Khodiq DuhriJIBI/Solopos)

Warga Dusun Pangle, Desa Sambungmacan, Sragen, menyantap menu bancakan seusai menggelar Salat Gerhana Matahari di Masjid Al Islam, Rabu (9/3/2016).(Moh.Khodiq DuhriJIBI/Solopos)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya