Solopos.com, KLATEN–Petani di Desa Sawahan, Kecamatan Juwiring, Klaten, mengembangkan padi rojolele organik di sawah seluas 2,5 hektare (ha). Sawah-sawah itu diproyeksikan menjadi percontohan untuk memperluas pertanian organik di desa tersebut.
Kepala Desa (Kades) Sawahan, Muji Widodo, mengatakan pertanian organik di 2,5 ha sawah tersebut dilakukan bekerja sama dengan Lembaga Pengembangan Pertanian Nahdlatul Ulama (LPPNU) Klaten. Kegiatan sudah berlangsung selama beberapa bulan terakhir dipimpin Gabungan Kelompok Tani (Gapoktan) Sarwotulus Juwiring dan memasuki panen raya pada September 2021.
Promosi Pegadaian Resmikan Masjid Al Hikmah Pekanbaru Wujud Kepedulian Tempat Ibadah
Lahan seluas 2,5 ha itu terdiri atas 10 patok atau per patok seluas 2.500 meter persegi. Seluruh lahan ditanam varietas padi lokal unggulan Klaten yakni Rojolele Srinuk. Sementara itu, total luas sawah di Sawahan sekitar 80 ha.
Baca Juga: 40% Jaringan Irigasi di Wonogiri Rusak
Petani Sawahan mendapatkan pendampingan dari LPPNU mulai dari pelatihan membuat pupuk hingga pestisida organik. “Untuk berapa besar hasil produksinya bisa terlihat setelah panen raya ini,” kata Muji saat ditemui wartawan di sela panen raya di Dukuh Dangsri, Desa Sawahan, Kamis (30/9/2021).
Muji mengatakan tak ada kendala untuk mengembangkan padi organik tersebut. Hanya, untuk mengajak para petani mulai beralih ke pertanian organik tak mudah. Petani sudah terbiasa dengan sistem pertanian yang selama ini proses produksi mengandalkan bahan anorganik seperti penggunaan pupuk serta pestisida.
“Harapannya nanti setelah beralih ke pertanian organik hasil panen lebih baik dan harga panen meningkat. Mudah-mudahan dengan lahan percontohan ini nanti bisa menambah luasan lahan dengan sistem pertanian organik,” ungkap Muji.
Baca Juga: Kompor Serabi Produksi Lulusan SMP di Karangdowo Klaten Ini Laris Manis
Sementara itu, panen raya padi organik digelar pemerintah Desa Sawahan bersama Kadang Tani Sarwotulas LPPNU Klaten di demplot atau lahan percontohan pertanian organik wilayah Dukuh Dangsri. Sebelum panen raya digelar, petani menggelar doa bersama hingga tradisi wiwitan.
Mereka membawa uba rampe seperti nasi tumpeng, urap, hingga aneka lauk-pauk serta buah-buahan. Tradisi itu digelar sebagai ungkapan rasa syukur atas limpahan hasil panen.
Ketua LPPNU Klaten, Wardiyono, mengatakan 2,5 ha lahan pertanian di Sawahan menjadi bagian dari demplot atau lahan percontohan yang didampingi LPPNU Klaten. Pendampingan untuk pengembangan pertanian organik itu sudah berlangsung sekitar setahun terakhir.
Baca Juga: Hii! Ular Weling 100 Cm Sembunyi di Rak Toko Modern di Klaten
Pengembangan pertanian organik itu dilakukan untuk mengembalikan tingkat kesuburan tanah yang terus menurun salah satunya akibat akumulasi penggunaan bahan anorganik di lahan pertanian selama bertahun-tahun. Selain itu, pengembangan pertanian organik tersebut ditujukan untuk meningkatkan kesejahteraan petani.