SOLOPOS.COM - Ilustrasi peringatan Hari AIDS Sedunia. (Freepik)

Solopos.com, SOLO — Komisi Penanggulangan AIDS (KPA) Solo mendapati dua temuan baru kasus positif HIV/AIDS yang terlambat terdeteksi. Temuan pertama terjadi pada ibu hamil di Kecamatan Pasar Kliwon.

Kasus itu bermula saat anak pertama ibu tersebut yang berusia tiga tahun mengalami gizi buruk sehingga membutuhkan intervensi dari kader kesehatan. Dari situ diketahui sang ibu tengah hamil tua.

Promosi Selamat! Direktur Utama Pegadaian Raih Penghargaan Best 50 CEO 2024

KPA lantas mendorongnya untuk mengikuti voluntary counseling and test (VCT). “Hasilnya diketahui sesaat setelah melahirkan, bahwa ibu tersebut positif HIV. Sehingga kami berupaya mencegah penularan ibu ke bayi,” ucap Tri Wahyudi dari Bidang Advokasi Monev dan Korlap KPA Solo kepada Solopos.com, Selasa (8/3/2022) siang.

Baca Juga: Nggak Cuma Urusi HIV/AIDS, KPA Solo Juga Bantu Atasi Masalah Sosial

Tri menambahkan anak pertama sudah dites dan hasilnya negatif HIV, sedangkan bayinya belum dites karena belum berusia enam bulan. Ibu yang terdeteksi positif HIV/AIDS itu tinggal di rumah neneknya yang kondisinya sama-sama prasejahtera di Pasar Kliwon, Solo.

Seluruh biaya hidup berasal dari patungan sukarelawan karena mereka tidak memiliki KTP sehingga tidak bisa mengakses bantuan sosial. Sukarelawan sudah mengurus pembuatan KTP agar mereka bisa mengakses bantuan.

Baca Juga: Belasan Anak Dengan HIV/AIDS Solo Akhirnya Bisa Kembali Sekolah

Bantuan Sosial

Tri menjelaskan kasus tersebut hanyalah satu dari ratusan temuan kasus positif HIV/AIDS di Solo. Mayoritas kasus terdeteksi di kalangan keluarga prasejahtera sehingga kebutuhan hariannya harus disuplai oleh sekitar atau bantuan sosial.

Temuan lain sudah terlambat karena gejalanya telah meningkat menjadi AIDS. Tak sedikit dari kasus-kasus itu terjadi pada ibu rumah tangga yang tertular dari suaminya.

Baca Juga: KPA Solo Ungkap 64 Kasus Baru HIV/AIDS, 5 Di Antaranya Ibu Hamil

Sekretaris KPA Solo, Widdi Srihanto, mengatakan kasus HIV/AIDS biasanya didapat setelah VCT dilakukan di fasilitas layanan kesehatan (fasyankes). Hasilnya kemudian diteruskan ke warga peduli AIDS (WPA) agar mereka bisa menjadi pendamping sebaya, sekaligus menjadi pemantau minum obat (PMO) ARV.

“Keberadaan WPA sangat penting, karena hanya mereka yang bersedia menjadi sukarelawan,” terangnya. Widdi mengatakan temuan kasus HIV/AIDS pada tahun lalu mencapai 82 orang, sehingga kumulatif temuan sejak Oktober 2005 hingga Desember 2021 sebanyak 982 jiwa. Dari jumlah itu, 158 orang di antaranya telah meninggal dunia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya