SOLOPOS.COM - Ilustrasi Lahan Transmigrasi (JIBI/Solopos/Antara)

Transmigrasi Sragen, sebanyak 10 keluarga transmigrasi di Kalimantan Barat dan Sulawesi Selatan.

Solopos.com, SRAGEN–Sebanyak 10 keluarga asal Sragen mengikuti program transmigrasi ke Kabupaten Kapuas Hulu, Kalimantan Barat dan Kabupaten Sopeng, Sulawesi Selatan.

Promosi Pegadaian Resmikan Masjid Al Hikmah Pekanbaru Wujud Kepedulian Tempat Ibadah

Ke-10 keluarga itu diberangkatkan dari Kantor Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Disnakertrans) Sragen, Selasa (15/12/2015). Sebelum berangkat ke lokasi tujuan, 10 keluarga itu akan mengikuti pembinaan terlebih dahulu di Balai Transmigrasi Semarang selama sepekan.

”Dari 10 keluarga itu, tujuh keluarga yang terdiri atas 24 jiwa akan bertransmigrasi ke Kabupaten Kapuas Hulu. Sementara tiga keluarga yang terdiri atas 10 jiwa akan diantar ke Kabupaten Sopeng,” terang Kepala Bidang Transmigrasi, Disnakertrans Sragen, Handoko, saat ditemui wartawan di kantornya, Selasa (15/12/2015).

Setiap keluarga mendapat bantuan Rp2,5 juta untuk modal usaha dari Pemkab Sragen. Di Kabupaten Kapuas Hulu sudah disiapkan dua hektare lahan gambut dan 250 meter persegi pekarangan rumah yang akan diserahkan kepada warga. Lahan gambut itu cukup subur untuk tanaman puri yang bisa diolah menjadi ramuan pengusir nyamuk. Sementara di Kabupaten Sopeng sudah disediakan satu hektare lahan tegalan serta 250 meter persegi pekarangan rumah. Tegalan itu bisa ditanami aneka jenis buah-buahan dan sayur-mayur.
”Masing-masing keluarga mendapat bantuan satu unit rumah tipe 36 yang berdiri pada lahan seluas 250 meter persegi,” jelas Handoko.

Handoko menjelaskan 10 keluarga itu sudah mengikuti seleksi secara ketat untuk mengikuti program transmigrasi. Sebelumnya, jumlah pendaftar program transmigrasi di Bumi Sukowati mencapai 80 peserta.

Menurut Handoko, himpitan ekonomi keluarga rata-rata menjadi motivasi utama warga mengikuti program transmigrasi. “Ketika kami survei, rata-rata kondisi rumah mereka masih memprihatinkan. Berdasarkan keterangan yang dihimpun dari tetangga, warga yang mendaftar transmigrasi itu dipastikan berkelakuan baik,” kata Handoko.

Kementerian Tenaga Kerja dan Transmigrasi, kata Handoko, memberi kuota 350 keluarga di Jawa Tengah untuk mengikuti program transmigrasi. Dengan begitu, sebanyak 35 kabupaten/kota di Jawa Tengah masing-masing mendapat kuota 10 keluarga.

Salim, 34, warga Dusun Banaran, Desa Gebang, Sukodono, mengajak serta istri dan dua anaknya mengikuti program transmigrasi ke Kabupaten Kapuas Hulu.  Himpitan ekonomi menjadi motivasi Salim mengikuti transmigrasi.

“Sehari-hari saya bekerja sebagai petani. Tapi, saya tidak punya lahan sendiri. Mudah-mudahan di sana [Kapuas Hulu] saya dilancarkan dalam bercocok tanam,” papar Salim.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya