SOLOPOS.COM - Sepur klutuk atau kereta uap Jaladara (JIBI/Solopos/Dok.)

Transportasi Solo, pengoperasian railbus Bathara Kresna dan Jaladara terganggu proses pemasangan kabel bawah tanah.

Solopos.com, SOLO — Pembangunan jalur underground cables atau jaringan listrik bawah tanah di Jl. Slamet Riyadi bisa mengganggu operasional kereta api (KA) yang melintas di tengah kota tersebut.

Promosi Pegadaian Resmikan Masjid Al Hikmah Pekanbaru Wujud Kepedulian Tempat Ibadah

Pemkot segera berkoordinasi dengan Kementerian Perhubungan (Kemenhub) melalui Dirjen Perkeretaapian ihwal pembangunan jaringan kabel tersebut. Wali Kota Solo F.X. Hadi Rudyatmo menilai perlu meminta izin ke Dirjen Perkeretaapian sebelum proyek pembangunan jaringan kabel bawah tanah dikerjakan.

Setidaknya ada dua lokasi di jalur kereta yang terkena imbas kabel bawah tanah di Jl. Slamet Riyadi, yaitu jaringan Ngarsopuro ke Jl. Gatot Subroto dan rel bengkong Purwosari.

“Dengan adanya pembangunan jaringan kabel bawah tanah, ada pekerjaan pengeboran bawah rel kereta api di Jl. Gatot Subroto dan rel bengkong,” kata Rudy, sapaan akrabnya, ketika dijumpai wartawan seusai rapat koordinasi pembahasan rencana pembangunan underground cables dengan PT PLN di rumah dinas wali kota Loji Gandrung, Senin (21/11/2016).

Pembangunan jaringan kabel bawah tanah ini tentu akan berimbas pada operasional perjalanan kereta api. Di antaranya perjalanan railbus Bathara Kresna Solo-Wonogiri maupun sebaliknya, dan sepur kluthuk Jaladara.

Railbus Bathara Kresna beroperasi dua kali perjalanan pulang pergi, sedangkan sepur kluthuk Jaladara beroperasi sesuai pemesanan. Sepur Jaladara ini melayani perjalanan dari Stasiun Purwosari hingga Stasiun Kota Sangkrah dengan melintasi Jl. Slamet Riyadi dan singgah beberapa saat di Kampung Kauman, Loji Gandrung, Gladak dan lain sebagainya.

“Nanti selama pekerjaan pengeboran jaringan listrik bawah tanah, perjalanan railbus dan Jaladara bisa dihentikan sementara waktu. Itu tidak akan menjadi masalah,” kata Rudy.

Namun demikian, Rudy belum bisa memastikan berapa lama railbus dan Jaladara dihentikan beroperasi sementara waktu. Hal ini nantinya menyesuaikan pelaksanaan proyek pembangunan jaringan kabel bawah tanah.

Rudy mengatakan pembangunan jaringan listrik bawah tanah sepenuhnya dibiayai PT PLN Persero.  “Jaringan listrik bawah tanah Jl. Slamet akan dibangun di sisi utara. Jadi tidak semua jalur kereta di Jl. Slamet Riyadi terdampak,” kata dia.

General Manager (GM) PT PLN Distribusi Jawa Tengah-Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), Dwi Kusnanto, mengatakan proyek pembangunan jaringan kabel bawah tanah akan dikerjakan di tiga lokasi, meliputi Jl. Slamet Riyadi,  Jl. Adisucipto, dan Jl. Gatot Subroto.

Saat ini proyek yang diperkirakan menelan anggaran Rp60 miliar masih dalam tahapan proses lelang. Pembangunan akan dikerjakan tiga paket. Pertama dimulai dari Jl. Gatot Subroto. Kedua, paket Jl. Slamet Riyadi dan ketiga, Jl. Adisucipto. Proyek tersebut ditargetkan rampung pada 2018.

“Lelang butuh waktu tiga pekan, kemungkinan Desember sudah selesai lelang untuk paket Jl. Gatot Subroto,” kata dia.

Dia mengatakan pembangunan jaringan listrik bawah tanah sejalan dengan program Pemkot dalam menata jaringan listrik di jalan-jalan protokol. Jaringan listrik bawah tanah dinilai lebih rapi dan ramah lingkungan dibanding jaringan atas yang rentan terjadi gangguan teknis. Meskipun biaya pembuatan jaringan listrik bawah tanah jauh lebih besar dibandingkan jaringan atas.

“Perbandingannya empat banding satu lah untuk jaringan bawah tanah dan jaringan atas. Tapi untuk biaya perawatan lebih minim, bahkan free maintenance,” katanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya