SOLOPOS.COM - Lalu lintas kendaraan berdampingan dengan seratusan warga yang menggelar salat dan doa bersama di Jl. dr. Radjiman Laweyan, Sabtu (11/6/2016). Aksi yang kesekian kalinya itu dilakukan untuk menolak kebijakan sistem satu arah (SSA) di tiga jalur di Laweyan. (Chrisna Canis Cara/JIBI/Solopos)

Transportasi Solo penerapan sistem satu arah di Laweyan mendapat penolakan luas warga.

Solopos.com, SOLO —Presiden Joko Widodo (Jokowi) diminta mendengar keluh kesah warga ihwal kebijakan sistem satu arah (SSA) yang diterapkan di tiga ruas jalan di Laweyan. Dalam waktu dekat, warga penolak kebijakan berencana berkomunikasi dengan mantan Wali Kota Solo itu.

Promosi Selamat! Direktur Utama Pegadaian Raih Penghargaan Best 50 CEO 2024

Hal itu disampaikan tokoh masyarakat Laweyan, Muhammad Ali, seusai memimpin salat hajat dan doa bersama di Jl. dr. Radjiman, Sabtu (11/6/2016). Menurut Ali, Jokowi perlu mengetahui kondisi warga Solo selepas penerapan SSA di Jl. dr. Radjiman, Jl. Perintis Kemerdekaan dan Jl. Agus Salim. Pihaknya yakin Jokowi masih memiliki kepedulian terhadap Solo meski kini bertempat tinggal di Jakarta.

“Dengan akses yang kami miliki, kami akan mencoba menyampaikan keluhan warga pada Jokowi. Kami yakin Pak Jokowi bijak,” ujarnya.

Ali mengatakan penerapan SSA terbukti meningkatkan angka kecelakaan lalu lintas di Laweyan. Kebijakan itu juga dinilai memindah kemacetan ke kampung-kampung sehingga warga kurang nyaman beraktivitas. Omzet pelaku usaha di jalur SSA pun diklaim menurun. Ali mengatakan warga akan terus menggelar aksi hingga kebijakan SSA dicabut. “Aksi ini tidak ada batas waktu,” tegasnya.

Pada Sabtu siang sekitar pukul 09.55 WIB-10.55 WIB, seratusan warga kembali menggelar aksi penolakan SSA di Jl. dr. Radjiman. Namun kali ini mereka tidak memblokade total akses jalan. Pendemo menyisakan jalur selebar 2 meter untuk lalu lintas kendaraan. Beberapa warga dari SAR Juba Rescue Tamirul Islam turut mengamankan lalu lintas bersama polisi.

“Kami sengaja tidak menutup seluruh jalur agar pengguna jalan tetap nyaman,” kata Ali.

Pada demo pekan sebelumnya, pengguna jalan mengeluh lantaran aksi blokade memantik kepadatan lalu lintas di sejumlah jalur. Seorang warga Baron Cilik Laweyan, Joko Wahyono, mengatakan kepadatan arus di kampungnya meningkat seiring penerapan SSA. Dia menyebut warga kini was-was saat beraktivitas di kampung.

“Mau menyeberang beli sayur saja sulit. Jalan penuh, tak jarang ada yang ngebut. Saya mohon pemerintah bisa mendengar keluhan warga,” ujarnya kepada solopos.com.

Warga Laweyan lain, Siti Mahmudah, mengatakan ibu-ibu di kampungnya kini takut menyeberang jalan saat akan mengikuti pengajian. Siti mengatakan sebagian peserta pengajian adalah warga lanjut usia.

“Namanya sudah kebutuhan ya tetap kami jalani. Namun kadang kami juga waswas, khawatir kebut-kebutan.”

Di akhir aksi, sejumlah warga mencorat-coret badan Jl. dr. Radjiman dengan kapur. Mereka menulis kalimat seperti Aku Ora Kesel Tolak SSA; Bukku Dodolan Sego Ora Payu Saiki; Banyak yang Ngebut di Depan Sekolah, Kami Nyebrang Susah; hingga SSA Marai Ruwet.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya