SOLOPOS.COM - Mikrobus melintas di jalan raya Ngadirojo-Giriwoyo dengan penumpang bergelantungan di pintu. Foto diambil belum lama ini. (Rudi Hartono/JIBI/Solopos)

Transportasi Wonogiri, Kapolres mengingatkan para sopir agar tak mengangkut penumpang melebihi kapasitas.

Solopos.com, WONOGIRI — Kapolres Wonogiri, AKBP Ronald Reflie Rumondor, prihatin dengan banyaknya angkutan umum mikrobus di perdesaan Wonogiri yang mengangkut penumpang melebihi kapasitas.

Promosi Pegadaian Resmikan Masjid Al Hikmah Pekanbaru Wujud Kepedulian Tempat Ibadah

Tak jarang penumpangnya sampai bergelantungan di pintu bus, kebanyakan para pelajar. Pengangkutan penumpang yang melebihi kapasitas hingga bergelantungan di pintu sangat berbahaya.

Namun, polisi tak bisa berbuat banyak karena hal itu terjadi atas kemauan dan kebutuhan baik penumpang maupun sopir. Kapolres hanya mengingatkan agar para pengemudi dan penumpang lebih memerhatikan keselamatan.

Pantauan Solopos.com di sejumlah wilayah di Wonogiri, beberapa hari terakhir, pemandangan penumpang bergelantungan di pintu mikrobus sering dijumpai pada jam-jam pulang sekolah. Kebanyakan penumpang yang nekat bergelantungan itu adalah siswa SMP atau sederajat dan ada pula pelajar SMA atau sederajat. Mereka berpegangan di pintu dan berpijak hanya dengan satu kaki untuk menahan badan agar tak jatuh.

Kapolres berpendapat hal itu terjadi karena penumpang dan sopir acuh tak acuh terhadap keselamatan diri maupun penumpangnya. Di sisi lain, di Wonogiri belum pernah ada kejadian penumpang terjatuh dari angkutan umum.

Hal itu membuat sopir merasa tidak masalah membiarkan penumpang bergelantungan dan penumpang merasa aman saat bergelantungan. “Apa harus ada kejadian dulu baru mereka sadar? Justru sebelum ada kejadian semua pihak harus sadar,” kata Kapolres, Minggu (26/2/2017).

Polisi sudah kerap mengingatkan agar sopir tidak mengangkut penumpang bus sudah penuh. Apabila terjadi kecelakaan penumpang terjatuh, sopir lah yang paling bertanggung jawab karena telah lalai. Peringatan juga disampaikan kepada pelajar agar tak nekat menumpang angkutan umum yang sudah penuh.

“Mengatasi masalah ini tidak bisa hanya mengandalkan polisi. Jumlah polisi lalu lintas terbatas jadi tidak bisa selalu mengawasi. Sopir dan penumpang harus sama-sama menyadari keselamatan lebih penting,” kata Kapolres.

Dia melanjutkan pengelola sekolah juga harus selalu mengingatkan siswa, terutama yang memanfaatkan transportasi umum, agar tidak menumpang angkutan umum yang sudah penuh. Sementara itu, salah seorang sopir mikrobus jurusan Wonogiri-Tirtomoyo, Mardi, 39, saat ditemui Solopos.com di Terminal Pasar Kota Wonogiri, tak menampik kadang membawa penumpang melebihi kapasitas.

Dia menganggap hal itu sudah biasa. Dia tetap mengemudikan mikrobus yang sudah penuh karena penumpang yang memintanya. Jika tidak dituruti pada hari berikutnya mereka tidak mau naik lagi.

“Saya sadar kalau penumpang bergelantungan itu bahaya. Tapi mau bagaimana lagi. Toh, kondisi seperti itu tidak berlangsung lama, hanya beberapa menit karena jarak pendek. Dulu saya pernah melarang mereka naik pas mikrobus saya sudah penuh. Tapi besoknya mereka tidak mau naik lagi, bahkan mereka mengajak teman-teman mereka agar tidak naik mikrobus saya. Ini kan dilema,” kata dia.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya