SOLOPOS.COM - ilustrasi (JIBI/SOLOPOS/dok)

ilustrasi (JIBI/SOLOPOS/dok)

SUKOHARJO-Trauma serangan kera yang menjarah tanaman, petani di Dukuh Tileng, Desa Sanggang, Kecamatan Bulu, Sukoharjo memilih tidak menanam palawija. Mereka memilih membudidayakan tanaman keras dan merantau untuk perbaikan ekonomi.

Promosi Jaga Jaringan, Telkom Punya Squad Khusus dan Tools Jenius

Salah seorang warga Dukub Tileng, Suyadi, 43, menyatakan banyak petani di dukuhnya menanam kacang tanah, kedelai, jagung, atau jenis tanaman lain yang menghasilkan. Namun karena kewalahan menjaga tanaman dari serangan kera, kata dia, tidak ada yang bersedia membudidayakan palawija lagi.

“Dulu banyak tanaman palawija. Tapi karena selalu dimangsa kera, tidak ada yang mau bertani lagi. Bukan hanya palawija, pohon buah juga tidak ada di Tileng,” ujarnya dijumpai Solopos.com di Bulu, Selasa (21/8/2012).

Suyadi menjelaskan sebagai pengganti palawija dan pohon buah, warga memilih tanaman keras karena dinilai lebih aman. Sedangkan untuk perbaikan ekonomi, banyak penduduk merantau ke luar daerah. Sebagian lainnya yang nekat bertahan di kampung halaman beternak untuk meningkatkan penghasilan.

Sekretaris Kantor Pemerintah Kecamatan Bulu, Agus Widodo, menyatakan ancaman serangan kera selama ini tidak hanya menjadi persoalan masyarakat di Desa Sanggang. Warga di desa-desa lain di wilayah selatan Bulu dan berbatasan dengan perbukitan, papar dia, juga menghadapi ancaman serupa.

“Tidak hanya di Sanggang, warga Tiyaran, Gentan, Kedungsono, dan desa-desa lain yang berbatasan dengan bukit-bukit dan pegunungan di wilayah selatan juga mempunyai masalah yang sama,” ujarnya dijumpai Solopos.com secara terpisah.

Meski sudah muncul sejak lama, sejauh ini belum ditemukan solusi atau metode yang efektif untuk menanggulangi serangan kera di wilayah Bulu. Menurut Suyadi,  kawanan hewan tersebut datang sewaktu-waktu secara bergerombol. Selain menjarah tanaman palawija, di sejumlah lokasi kera berani masuk ke dalam rumah.

“Sebagai warga kami berharap ada pemecahan masalah ini. Sehingga sewaktu-waktu petani kembali bertanam palawija atau pohon buah, aman,” kata Suyadi.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya