SOLOPOS.COM - Kondisi trotoar baru Jl. dr. Moewardi sisi timur ruas Hotel Agas yang hanya selebar 30 cm, Selasa (26/12/2017) siang. (Irawan Sapto Adhi/JIBI/Solopos)

Berita soal trotoar di depan Hotel Agas Solo hingga perempatan Kota Barat yang hanya selebar sekitar 30 cm viral.

Solopos.com, SOLO – Selain dikritik warga yang melintas dan melihat langsung, trotoar selebar 30 cm di Jl. dr. Moewardi sisi timur dari depan Hotel Agas hingga perempatan Kota Barat juga dikritik warganet. Selain itu, tak sedikit warganet yang malah memberikan komentar-komentar lucu.

Promosi Pegadaian Buka Lowongan Pekerjaan Khusus IT, Cek Kualifikasinya

Hal itu tampak dari banyaknya komentar di fanpage Facebook Solopos yang menayangkan berita tersebut. Sebelumnya, Selasa (26/12/2017) malam, diberitakan di Solopos.com, Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) Solo membangun kembali trotoar baru di Jl. dr. Moewardi, Kelurahan Mangkubumen, Banjarsari, seiring rencana pembangunan jalan layang (flyover) Manahan. (baca: Trotoar Jl. dr. Moewardi Hanya Selebar 30 Cm Dicibir Warga)

Namun trotoar di ruas Hotel Agas hingga Perempatan Kota Barat dan trotoar seberang Hotel Agas hingga Masjid Kota Barat dibuat selebar kurang lebih 30 cm. Hal itu sontak mengundang komentar warganet.

Selain komentar pro dan kontra ada warganet yang memberi komentar kocak mengenai trotoar selebar 30 cm. “Itu pejalan kaki biar tidak ngobrol sambil jalan, karena jalannya ga cukup untuk berdua. Jadi pada fokus lihat jalan depan,” tulis Putra Petir Saja.

“Ini kalau sesama pejalan kaki papasan, jadi kayak semut dong, salam-salaman,” tulis Maya Etawa.

“Sama galengan sawah kalah ombo,” tulis Zandy Zand.

“Yang lewat ga bisa gandengan ini, bisanya gendongan,” tulis Sany Sumbin Partin.

“Ini untuk latihan halang rintang, mengatur keseimbangan, haha,” tulis E W Rosyidah.

Komentar mengkritik salah satunya disampaikan akun Boedi Yoelianto. “Sudah buta mata dan hatinya, Bikin aturan sendiri dilanggar sendiri ini,” komentar Boedi Yoelianto

“Orang miskin terutama pejalan kaki sudah gak diacarakan lagi. Penting pengendara motor dan mobil lancar. Kalau cuman segitu gak perlu pakai trotoar,” kritik warganet lainnya, Restu Andhy S. (Baca: Trotoar 30 Cm di Jl. dr. Moewardi Dicibir Warga, Dinas PUPR Bergeming)

Meski demikian, ada pula yang mendukung Pemkot. Pengguna akun Abraham Iwan Sulistyo yang mengaku warga sekitar mengklaim di daerah trotoar yang dipermasalahkan tersebut memang jarang ada pejalan kaki. Menurutnya, hanya ada anak-anak sekolah saat jam pelajaran olahraga dan di malam hari penuh PKL.

“Rumah saya dekat situ. Jarang pejalan kaki lewat kecuali anak-anak sekolah pas olahraga pada lari muterin lapangan Kota Barat. Itu pun jarang, kalau malam malah penuh PKL. Kalau tidak diperkecil trotoarnya, duit darimana bebasin lahan buat fly over? Yang mencibir tidak melihat fakta di lapangan,” tulsi Abrahan Iwan Sulistyo.

Komentar dukungan lain datang dari akun Rhyzal Elfata. “Gak papa ini, saya malah setuju, bisa benar-benar dimanfaatkan jalanannya. Dari pada trotoar besar-besar dipakai PKL semua, sama aja bohong. Pejalan kaki ga bisa memanfaatkan ditambah macet. PKL udah dipindah area dalam samping lapangan Kota Barat, udah bagus itu,” tulis Rhyzal Elfata.

“Walaupun cuma 30 cm ga masalah, yang penting tepat untuk pejalan kaki. Dari pada lebar-lebar tapi buat jalan motor,” tulis Boedy Soeyanto.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya