SOLOPOS.COM - Sebuah tugu PSHT di Dukuh Pinggir, Desa Tanggan, Gesi, Sragen, diduga dirusak sekelompok pendekar tak dikenal saat konvoi di daerah setempat, Minggu (5/7/2020). (Istimewa/Mulyanto)

Solopos.com, SRAGEN — Sebuah tugu milik Persaudaraan Setia Hati Terate (PSHT) di Dukuh Pinggir, Desa Tanggan, Kecamatan Gesi, Sragen, diduga dirusak sekelompok pendekar saat konvoi, Minggu (5/7/2020) siang.

Tak cuma tugu, sebuah rumah warga PSHT di Dukuh Pinggir, Desa Tanggan, juga ikut dirusak. Kepala Desa Tanggan, Mulyanto, mengaku tugu itu dibangunnya dengan dana senilai Rp16 juta setelah dilantik menjadi Kepala Desa Tanggan beberapa bulan lalu. Mulyanto kecewa betul dengan kejadian itu.

Promosi Pegadaian Buka Lowongan Pekerjaan Khusus IT, Cek Kualifikasinya

“Saya kurang tahu persis kejadiannya. Saya mendapat informasi ada konvoi berseragam pendekar. Tiba-tiba merusak tugu dan rumah salah satu pengurus PSHT Sub Tanggan. Tugu itu terletak di Dukuh Punggir RT 018, Tanggan. Tugu itu dibangun belum genap setahun,” ujarnya.

Sempat Ditutup, Tempat Praktik Dokter di Mandan Sukoharjo Kontak Erat Pasien Covid-19 Dibuka Lagi

Mulyanto menyampaikan peristiwa itu sudah dilaporkan ke aparat kepolisian karena situasinya di luar batas kemampuan desa. Dia mendengar sudah ada dua perguruan pencaksilat yang sudah siap-siap.

Kepala Desa Tangkil, Sragen Kota, Suyono, membenarkan sempat ada massa pendekar yang berjaga-jaga di wilayah Tangkil lantaran ada informasi perusakan tugu PSHT di Tanggan. Namun, massa pendekar itu sudah bubar pada pukul 14.00 WIB.

Selain merusak atribut PSHT di Tanggan, massa pendekar tersebut juga diduga merusak sebuah tugu PSHT di Dukuh Wahyu, Desa Blangu, Gesi, Sragen. Peristiwa itu diungkapkan Kapolsek Gesi Iptu Teguh Purwoko mewakili Kapolres Sragen AKBP Raphael Sandhy Cahya Priambodo.

Langsung Dicek

Teguh bersama anggota Polsek Gesi dan aparat TNI langsung mengecek kondisi dua tugu PSHT dan satu rumah warga yang biasa digunakan untuk latihan PSHT yang dirusak massa tersebut.

“Informasi awal, peristiwa dugaan perusakan itu berasal dari adanya konvoi dengan menggunakan atribut pencaksilat tertentu. Konvoi itu menggunakan kendaraan roda dua yang diikuti sekitar 500-an orang. Massa bergerak dari selatan atau arah Tangkil ke Sapen kemudian menuju ke arah Desa Tanggan," ujar Teguh saat dihubungi Solopos.com, Minggu.

Pengemudi Hilang Kendali Gegara Anak Rewel, Mobil Ini Nyemplung Parit di Jalan Jogja-Solo Klaten

"Saat melintas di Dukuh Pinggir, massa diduga merusak tugu PSHT dan sebuah rumah milik warga PSHT. Setelah itu massa bergerak ke barat menuju Sukodono. Saat melintas di Dukuh Wahyu, Desa Blangu, massa juga diduga merusak tugu PSHT. Selanjutnya personel Polres Sragen dapat menghalau massa pendekar itu keluar dari wilayah Gesi,” imbuhnya.



Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng

Berlatar Gunung Merapi, Asyiknya Menikmati Kuliner Jadul di Loka Batari Klaten

Berlatar Gunung Merapi, Asyiknya Menikmati Kuliner Jadul di Loka Batari Klaten
author
Ika Yuniati Selasa, 30 April 2024 - 23:11 WIB
share
SOLOPOS.COM - Suasana wisata kuliner Loka Batari di RW 04, Padakan, Tegalarum, Gatak, Desa Janti, Kecamatan Polanharjo, Klaten, Minggu (21/4/2024) pagi. (Solopos.com/Ika Yuniati)

Solopos.com, KLATEN– Hari masih pagi saat Solopos.com berkunjung ke wisata kuliner Loka Batari di RW 04, Padakan, Tegalarum, Gatak, Desa Janti, Kecamatan Polanharjo, Klaten, Minggu (21/4/2024).

Hamparan sawah dan gemericik air yang mengalir dari saluran irigasi menambah suasana segar pagi itu. Sementara Gunung Merapi dan Merbabu tak telihat jelas karena masih tertutup awan.

Promosi Pegadaian Buka Lowongan Pekerjaan Khusus IT, Cek Kualifikasinya

Loka Batari yang baru kali pertama buka setelah libur Ramadan dan Lebaran ini sudah mulai ramai didatangi pengunjung. Lapak jualan yang dibuat dari gubuk sudah mulai ditata.

Ada yang jual gendar pecel, sego wiwit, sego tumpang, jenang sumsum, jenang ketan hitam, hingga bebek blondo yang konon merupakan makanan peninggalan Belanda.

Loka Batari

Bebek blondo yang konon merupakan makanan khas Janti Klaten dengan resep peninggalan Belanda dijual di Loka Batari, Desa Janti, Kecamatan Polanharjo, Klaten, Minggu (21/4/2024) pagi. (Solopos.com/Ika Yuniati)

Sementara, ibu-ibu penjualnya terlihat ayu dengan jarit dan baju kebaya motif bunga-bunga. Agar lebih menjiwai sebagai pasar berkonsep jadul, bahkan ada yang memakai camping bambu.

Koran Solopos

Para penjual di wisata kuliner Loka Batari ini merupakan ibu-ibu Pemberdayaan Kesejahteraan Keluarga (PKK) di RW 04, Padakan, Tegalarum, Gatak, Janti.

Minggu ada beberapa yang izin tak jualan karena kelelahan Lebaran atau masih banyak yang mudik.

“Kami punya dua baju seragam, yang satu lurik. Hari ini khusus pakai kebaya biru bunga-bunga,” kata koordinator Loka Batari sekaligus Ketua PKK RW 04, Sri Mulatsih.

Loka Batari memang hanya buka setiap Minggu, mulai pukul 07.00 WIB hingga pukul 12.00 WIB.  Namun terkadang, tak sampai pukul 12.00 WIB jualan mereka sudah ludes.

Pasar kuliner jadul ini dipersiapkan untuk warga sekitar maupun wisatawan yang ingin berkunjung ke Janti.

Namanya juga wisata Jadul, transaksi pembayarannya pun tidak menggunakan uang, melainkan koin terbuat dari tanah liat.

Pembeli yang masuk ke Loka Batari harus menukarkan uang mereka terlebih dahulu dengan koin yang terdiri atas dua jenis yakni Rp2.000 dan Rp5.000.

Pembeli tak perlu khawatir, jika koin tanah liatnya tak habis buat jajan, bisa ditukar kembali dengan rupiah.

Solopos.com menukar sekitar Rp30.000 menjadi empat koin senilai Rp5.000 dan lima koin masing-masing Rp2.000. Awalnya saya kira uang tersebut bakal kurang untuk jajan. Ternyata bahkan sisa karena harganya relatif murah.

Emagazine Solopos

Meski jadi destinasi wisata, jajanan di Loka Batari terbilang murah. Satu porsi jenang ketan dan sumsum hanya sekitar Rp5.000, bahkan satu porsi bebek blondo ditambah nasi kepal hanya Rp10.000 per porsi. Ada juga camilan yang hanya Rp2.000.

Setelah kulakan jajan di lapak jualan, pembeli biasanya akan menyantap sarapan jadul mereka di saung-saung yang sudah disiapkan.

Kendati dijual dengan harga murah, Mulat mengatakan omzet mereka lumayan besar yakni sekitar Rp1,5 juta hingga Rp2juta sekali jualan.

“Pengunjungnya ya ratusan. Kalau sekali jualan ya Rp1,5 juta jualan jenang, yang jualan makanan bisa sampai Rp2 juta,” tambahnya.

Mulat mengatakan mayoritas pengunjung berasal dari warga sekitar Soloraya. Namun saat musim libur panjang ada yang datang dari Semarang dan kota besar lainnya.

Mereka juga pernah kedatangan wisatawan luar negeri yang tahu Loka Batari dari media sosial.

Tujuan Pemberdayaan PKK

Loka Batari, kata Mulat, mulai dibuka pada awal 2023. Kata Loka Batari diambil dari Bahasa Jawa Kuna yang berarti bidadari. Hal ini selaras dengan pasar wisata tersebut yang digerakkan oleh ibu-ibu PKK RW 04.

“Ini sebenarnya ya berawal dari ibu-ibu PKK. Warga banyak yang pinter masak, kalau dijual sendiri-sendiri ya kurang laku. Maka saya koordinir di Loka Batari ini. Saya penginnya ya ini bisa meningkatkan perekonimian warga,” kata Mulat.

Konsep yang mereka bawa yakni pasar wisata jadul dengan suguhan wisata alam. Oleh karena itu dibuat lapak gubuk, pakaiannya kebaya dan camping, transaksi dengan barter, dan makanannya tentu saja kuliner zaman dulu.

Interaktif Solopos

Ide tersebut didukung ibu-ibu dan bapak-bapak di RW setempat sampai dibuatkan lapak jualan berbentuk gubuk dan saung untuk tempat makan pengunjung.

Loka Batari

Koin tanah liat yang digunakan untuk bertransaksi di wisata kuliner Loka Batari, Janti, Polanharjo, Klaten, Minggu (21/4/2024). (Solopos.com/Ika Yuniati).

Saat ini total ada 19 anggota Loka Batari dengan jenis makanan berbeda-beda. Mulai dari jenang, bubur, nasi kebal, pecel, bebek blondo, dan lainnya.

Namun, tak menutup kemungkinan jumlah anggotanya bisa bertambah. “Saya terbuka kalau ada ibu-ibu lain yang mau jualan juga. Yang penting makanan yang dijual berbeda,” kata Mulat.

Mulat paham betul konsep jualan jadul bakal diminati pengunjung jika dipromosikan di medsos. Oleh karena itu, dia juga lumayan aktif bermedia sosial di Instagram, YouTube, hingga membuat situs khusus Loka Batari.

Penguatan medsos tersebut dibantu mahasiswa yang biasanya kuliah kerja nyata (KKN) di wilayah mereka. “Ya animo masyarakat lumayan,” kata Mulat.

Salah satu pengunjung yang lumayan rutin ke Loka Batari yakni, Siti Fatonah, 38. Pada Minggu lalu, warga Klaten ini datang ke Loka Batari bersama ibu, suami, dan dua anaknya. Mereka memesan beberapa makanan seperti soto, dan pecel.

Rumahnya tak jauh dari Janti, Polanharjo. Namun, ia dan keluarga sering jajan ke Loka Batari untuk sarapan bareng. Menurutnya suasana di Loka Batari cukup menyenangkan untuk wisata singkat keluarga.

Pilihan makanannya cukup banyak dengan harga relatif murah. Sekali kunjungan biasanya ia hanya menghabiskan hingga Rp100.000.



Ide tersebut didukung ibu-ibu dan bapak-bapak di RW setempat sampai dibuatkan lapak jualan berbentuk gubuk dan saung untuk tempat makan pengunjung.

Loka Batari

Koin tanah liat yang digunakan untuk bertransaksi di wisata kuliner Loka Batari, Janti, Polanharjo, Klaten, Minggu (21/4/2024). (Solopos.com/Ika Yuniati).

Saat ini total ada 19 anggota Loka Batari dengan jenis makanan berbeda-beda. Mulai dari jenang, bubur, nasi kebal, pecel, bebek blondo, dan lainnya.

Namun, tak menutup kemungkinan jumlah anggotanya bisa bertambah. “Saya terbuka kalau ada ibu-ibu lain yang mau jualan juga. Yang penting makanan yang dijual berbeda,” kata Mulat.

Mulat paham betul konsep jualan jadul bakal diminati pengunjung jika dipromosikan di medsos. Oleh karena itu, dia juga lumayan aktif bermedia sosial di Instagram, YouTube, hingga membuat situs khusus Loka Batari.

Penguatan medsos tersebut dibantu mahasiswa yang biasanya kuliah kerja nyata (KKN) di wilayah mereka. “Ya animo masyarakat lumayan,” kata Mulat.

Salah satu pengunjung yang lumayan rutin ke Loka Batari yakni, Siti Fatonah, 38. Pada Minggu lalu, warga Klaten ini datang ke Loka Batari bersama ibu, suami, dan dua anaknya. Mereka memesan beberapa makanan seperti soto, dan pecel.

Rumahnya tak jauh dari Janti, Polanharjo. Namun, ia dan keluarga sering jajan ke Loka Batari untuk sarapan bareng. Menurutnya suasana di Loka Batari cukup menyenangkan untuk wisata singkat keluarga.

Pilihan makanannya cukup banyak dengan harga relatif murah. Sekali kunjungan biasanya ia hanya menghabiskan hingga Rp100.000.



“Ya asyik aja mbak. Bisa sambil liburan singkat gitu, Makan sambil ngobrol bareng keluarga,” kata dia.

“Sudah bagus Loka Batari. Masukannya ya gazebo mungkin diperbanyak atau diperluas biar pas ramai enggak banyak yang antre,” kata dia.

Desa BRILian Janti

Meski usianya baru setahun, kesuksesan pengelolaan Loka Batari mengukuhkan Desa Janti sebagai salah satu desa wisata yang inspiratif.

Hingga akhirnya mereka menjadi salah satu Desa BRILian yang diprakarsai Bank BRI.

Pada 2023 lalu, Desa Janti bahkan masuk dalam lima besar Desa BRILian terbaik di bawah pengelolaan Badan usaha milik desa (Bumdes) Janti Jaya.

Kepala Desa Janti, Tri Prakoso, Minggu, sangat mendukung pengembangan wisata Loka Batari. Ia menyadari wisata alam memang menjadi potensi utama Desa Janti.

Salah satunya potensi sumber air yang kemudian dikembangkan dengan membuat pembibitan ikan, wahana wisata air Janti Park, hingga wisata kuliner Loka Batari.

Di Bumdes Janti Jaya misalnya ada dua potensi yang bersumber dari alam yang mereka kelola, yakni bidang pariwisata, dan perikananan.

Pontensi alam itu pula yang jadi andalan mereka saat dilirik jadi Desa BRILian 2023 lalu.



“Iya kami potensinya memang alam ya Mbak. Kalau Loka Batari masih rintisan, belum masuk Bumdes. Pengelolaan masih murni inisiasi warga dan RW setempat,” tambahnya.

Bumdes Janti Jaya

Sebelumnya, Direktur Bumdes Janti Jaya, Danang Joko Wijayanto, Minggu (21/4/2024), mengatakan pihaknya mulai kerja sama intens dengan BRI pada 2022. Selanjutnya pada 2023 lalu mereka mendapatkan penghargaan dari Desa BRIlian.

Bumdes Janti Jaya terbilang sukses. Melalui jatuh bangun usaha sejak awal berdiri pada 2018, mereka akhirnya bertahan dan terus berkembang hingga saat ini.

Ada empat lini usaha yang mereka jalani sekarang ini yakni pariwisata, perdagangan, perikananan, dan pengelolaan sampah TPS 3R atau reduce, reuse, dan recycle.

Saat ditemui wartawan di kantornya, Minggu, Danang, menyampaikan salah satu fondasi yang membuat Bumdes Janti Jaya berkembang yakni inovasi dan adanya dukungan warga.

Transparansi serta pengelolaan dana juga jadi faktor pendukung.

Sementara itu, dia juga mengakui pentingnya kolaborasi dengan lembaga lain seperti BRI dalam program Desa BRILian.

Manfaat penting jadi bagian dari Desa BRILian tak hanya adanya stimulus anggaran dana yang mereka dapatkan saat menjadi pemenang.

Lebih dari itu, Desa BRILian membuat Janti Jaya memiliki jaringan yang lebih luas. Nama mereka mulai dikenal pemerintah kabupaten hingga kementerian.



Jejaring ini yang kemudian diharapkan jadi modal selanjutnya untuk membangun kolaborasi yang lebih besar.

“Desa BRILian semoga tak berhenti setelah ada hasil pemenang. Tapi setelah itu ada tindaklanjut misal menciptakan kerja sama dengan pemenang se-Indonesia atau pendampingan lainnya,” kata Danang.
ementerian.

Jejaring ini yang kemudian diharapkan jadi modal selanjutnya untuk membangun kolaborasi yang lebih besar.

“Desa BRILian semoga tak berhenti setelah ada hasil pemenang. Tapi setelah itu ada tindaklanjut misal menciptakan kerja sama dengan pemenang se-Indonesia atau pendampingan lainnya,” kata Danang.

Pemberdayaan Lembaga Desa

Dalam wawancara singkat melalui WhatsApp yang dikirim kepada wartawan, Rabu (20/3/2024), Regional CEO BRI Yogyakarta, John Sarjono, mengatakan pemberdayaan BRILian tak lepas dari fokus mereka pada segmen usaha, mikro, kecil, dan menengah (UMKM).

John mengatakan, sebagai bank yang memiliki fokus kepada segmen UMKM, peran BRI tidak terbatas sebagai lembaga intermediary keuangan.

Guna mendukung stabilitas ekonomi serta keberlanjutan usaha para pelaku UMKM maka BRI terpanggil untuk melakukan aksi pemberdayaan baik kepada individu pelaku usaha maupun pemberdayaan lembaga desa.

Saat ini, pemberdayaan wilayah pedesaan menjadi isu yang perlu diperhatikan mengingat perkembangan desa di Indonesia relatif belum merata.

Hal tersebut dicerminkan dari desa yang termasuk kategori maju dan mandiri sesuai Indeks Desa Membangun (IDM) 2021 hanya memiliki porsi kurang dari 30% dari total desa sebanyak 73.814 desa.



Berdasarkan kondisi tersebut, Bank BRI hadir turut serta mengembangkan desa melalui program Desa BRILian sejak 2020.

John menyebut ada tiga bentuk pemberdayaan Desa BRILian yang mereka lakukan. Pertama yakni empowerment atau kegiatan pemberdayaan berupa pemberian literasi dasar, literasi bisnis, dan literasi digital kepada desa peserta.

Kedua yakni assistance atau aktivitas pendampingan intensif kepada Desa BRILian terbaik di tiap batch oleh tim BRI dan mitra kerja sama.

Terakhir adalah awarding atau pemberian penghargaan/apresiasi kepada pemenang desa selama periode empowerment.

Penilaiannya berdasarkan kepemimpinan unggul, kolaboratif, inovatif dan mampu menjadi role model pengembangan desa lainnya.

John mengatakan program Desa Brilian mereka inisiasi sejak 2020. Ada beberapa syarat yang harus dipenuhi agar menjadi Desa BRIlian.

Di antaranya memiliki BUMDes aktif, memiliki produk unggulan, dan BUMDes membuka rekening simpanan di BRI. Salah satu keuntungan bergabung dalam ekosistem ini adalah pemberian apresiasi berupa bantuan fasilitas sarana dan prasarana.

BRI, lanjut John, juga melakukan pendampingan lanjutan bagi desa-desa Brilian yang telah mengikuti Program Desa Brilian tahun sebelumnya dengan Program Deepening Desa Brilian.

Hal itu diharapkan dapat menjadi sarana pendampingan agar desa2 tersebut terus mengembangkan potensinya, sehingga menjadi lebih baik dari tahun ke tahun.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.

Tak Dapat Restu Golkar, Baliho Dico Cagub Jateng Sudah Bertebaran

Tak Dapat Restu Golkar, Baliho Dico Cagub Jateng Sudah Bertebaran
author
Imam Yuda Saputra Selasa, 30 April 2024 - 21:21 WIB
share
SOLOPOS.COM - Baliho Dico M. Ganinduto dengan wajah dirinya di bagian kiri dan bertuliskan “#JATENGLEBIHBAIK Dico M. Ganinduto (Bupati Kendal Periode 2021-2025)” di bagian kanannya yang terpasang di Jalan Dr. Kariadi Kota Semarang. (Solopos.com/Adhik Kurniawan).

Solopos.com, SEMARANG — Baliho dan spanduk Bupati Kendal, Dico M Ganinduto, untuk maju sebagai calon gubernur dalam Pemilihan Gubernur dan Wakil Gubernur Jawa Tengah (Pilgub Jateng) 2024 sudah bertebaran di berbagai daerah di Jawa Tengah (Jateng). Kendati demikian, Dico hingga kini belum mendapatkan restu dari partainya, Golkar, untuk maju dalam Pilgub atau Pilkada Jateng 2024.

Bahkan, Dico kemungkinan besar tidak akan mendapat restu dari Golkar untuk mencalonkan diri sebagai cagub Jateng. Suami artis Chacha Frederica itu kemungkinan besar akan kembali diminta partainya untuk maju dalam kontestasi Pemilihan Bupati dan Wakil Bupati (Pilbup) Kabupaten Kendal.

Promosi Pegadaian Buka Lowongan Pekerjaan Khusus IT, Cek Kualifikasinya

Meski demikian, berdasarkan penelusuran Solopos.com, baliho maupun spanduk Dico untuk mencalonkan diri sebagai cagub Jateng sudah banyak bertebaran di sejumlaah wilayah, tak terkecuali Kota Semarang. Bahkan spanduk dengan wajah Dico dan bertuliskan, “JATENGLEBIHBAIK Dico M. Ganinduto (Bupati Kendal Periode 2021-2025) juga terpasang di sejumlah ruas jalan di Kabupaten Semarang hingga Kota Salatiga.

Koran Solopos

Menanggapi hal itu, Ketua DPP Partai Golkar Bidang Pemenangan Pemilu (Bappilu) Jateng-DIY, Iqbal Wibisono, menilai baliho dan spanduk itu sebagai bentuk Dico mengekspresikan diri kepada masyarakat Jateng. Ia pun memastikan jika Golkar saat ini menugaskan Dico untuk maju lagi dalam Pilkada Klaten, dan bukan Pilgub Jateng.

“Enggak ada [Dico ditugaskan maju Pilgub Jateng]. Mereka berdua [Dico dan Ketua DPD II Golkar Kendal, Bagus Bimo Alit] tugasnya sama, fokus di Pilbup Kendal. Itu [baliho] mungkin cara beliau [Dico] mengekspresikan diri, kan boleh-boleh saja,” ujar Iqbal kepada Solopos.com, Selasa (30/4/2024).

Iqbal juga memastikan jika Golkar hingga kini belum memberikan rekomendasi kepada kadernya untuk maju atau mencalonkan diri pada Pilgub Jateng. Sementara untuk Pilkada atau Pilbup Kendal, Golkar memang menginstruksikan Dico dan Bimo untuk maju sambil menjalin koalisi dengan partai lain.

Emagazine Solopos

“Kami [Golkar] usung bupati [Pilkada Kendal]. Tapi keputusan akhir [Dico atau Bimo] ada di masyarakat. Siapa yang paling positif dan populer di antara kedua [yang diusung],” tegas Iqbal.

Interaktif Solopos


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.

Terlalu! Malioboro Jogja jadi Sasaran Aksi Vandalisme, Pelaku Terekam CCTV

Terlalu! Malioboro Jogja jadi Sasaran Aksi Vandalisme, Pelaku Terekam CCTV
author
Yosef Leon , 
Imam Yuda Saputra Selasa, 30 April 2024 - 21:04 WIB
share
SOLOPOS.COM - Ilustrasi vandalisme. (Freepik.com)

Solopos.com, JOGJA — Aksi vandalisme menyasar kawasan pertokoan di Malioboro, Kota Jogja. Pelaku aksi tidak bertanggung jawab itu pun terekam kamera closed circuit television (CCTV).

Aksi vandalisme itu menyasar sejumlah pertokoan di Malioboro, tepatnya di bagian sisi barat atau deretan Toko Obat Sumber Hudoso pada Selasa (30/4/2024). Pelaku usaha pun merasa terganggu dengan corat-coret tersebut dan meminta pemerintah setempat segera melakukan penertiban.

Promosi Pegadaian Buka Lowongan Pekerjaan Khusus IT, Cek Kualifikasinya

Koordinator Lapangan Perkumpulan Pengusaha Malioboro dan Ahmad Yani (PPMAY), Karyanto Purbohusodo, mengatakan sedikitnya ada lima sampai enam toko yang menjadi korban vandalisme itu. Ia mengetahui coretan yang dibuat pada dinding dan pintu depan toko itu pada pagi hari ini.

“Saya tahunya tadi pagi. Saya tanya sama pedagang kaki lima sekitar katanya sekitar jam 01.00 WIB dini hari tadi masih bagus dan belum ada coretan,” katanya.

Koran Solopos

Menurut Karyanto, dimungkinkan aksi vandalisme itu dilakukan sekitar jam 03.00 WIB atau 04.00 WIB. Perbuatan kelompok yang dinilainya mengganggu kenyamanan pengunjung itu sempat terekam kamera CCTV, tetapi wajah terduga pelaku tidak terlalu jelas.

“Sudah pernah dulu begini juga, sempat kapok dan ini berulang lagi. Kami sudah lapor ke UPT Malioboro supaya ditertibkan,” ujarnya.

Karyanto merasa terganggu dengan adanya aksi vandalisme di kawasan Malioboro Jogja itu. Pelaku usaha juga menjadi repot dan keluar biaya untuk membersihkan coretan yang membekas di dinding dan pintu depan toko. Pihaknya meminta agar patroli kembali digencarkan untuk mengantisipasi kejadian serupa.

Emagazine Solopos

“Kalau bisa dibuat CCTV di pertokoan Malioboro atau bagian lorongnya. Jangan hanya yang menghadap ke jalan, di lorong juga dipasang dari utara ke selatan atau sebaliknya,” ujarnya.

Kepala UPT Pengelolaan Kawasan Cagar Budaya Jogja, Ekwanto, sudah menerima laporan soal tindakan vandalisme di sejumlah pertokoan Malioboro tersebut. Hanya saja petugas masih kesulitan mengidentifikasi wajah terduga pelaku, sehingga belum tertangkap.

“Kecuali kalau tertangkap langsung saat mereka mencoret-coret itu biasanya langsung kami tindak. Kalau remaja orang tuanya kami panggil dan minta dicat ulang seperti biasa,” katanya.

Interaktif Solopos

Menurutnya, fenomena vandalisme sudah terjadi berulang kali di Malioboro. Bahkan petugas sudah melakukan tangkap tangan sebanyak empat kali kepada pelaku vandal yang kerap beroperasi di Malioboro.

 



Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Memuat Berita lainnya ....
Solopos Stories