Soloraya
Kamis, 10 Juni 2021 - 21:29 WIB

Tukang Cukur Sragen Gagal Haji 2 Kali, Separuh Dananya dari Ganti Rugi Jalan Tol

Tri Rahayu  /  Ahmad Baihaqi  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Suwardi, 59, tukang cukur asal Pecing, Sragen Tengah, Sragen, melayani pelanggannya di kios yang disewanya di pinggir Jl. Letjen Sutoyo Destrikan, Sragen Wetan, Sragen, Rabu (9/6/2021). (Solopos/Tri Rahayu)

Solopos.com, SRAGEN - Tukang cukur asal Sragen, Suwardi, dipastikan dua kali batal naik haji lantaran pandemi Covid-19. Suwardi membayar biaya haji dari jeri payahnya menjadi tukang cukur serta dari hasil ganti rugi jalan tol.

Suwardi sudah melunasi biaya calon haji senilai Rp25 juta pada saat awal mendaftar haji 2011 lalu. Uang puluhan juta rupiah itu merupakan hasil ganti rugi tanah milik orang tua di Karangtengah yang terkena proyek jalan tol Trans Jawa.

Advertisement

Baca Juga: Bikin Ngakak! Begini Jadinya Kemasan BTS Meal Versi Nassar KDI

Separuh biaya haji itu merupakan simpanan hasil menjadi tukang cukur selama bertahun-tahun. “Ya, 50% dari hasil ganti rugi jalan tol dan 50% dari simpanan jerih payah jadi tukang cukur ini,” katanya saat berbincang dengan wartawan, Rabu (9/6/2021).

Ayah dari tiga anak itu mendapat penghasilan Rp100.000/hari dari hasil mencukur rambut itu. Saat awal pandemi 2020 lalu, penghasilan Suwardi sempat turun jadi Rp60.000/hari. Namun, selama 2021 pendapatannya kembali normal.

Advertisement

Pria Sragen itu memungut biaya jasa tukang cukur sangat murah, yakni Rp5.000 per gundul. Padahal tukang cukur lainnya lainnya sudah sampai Rp10.000/gundul. Apalagi di barbershop bisa sampai Rp20.000-Rp25.000 per gundul. Dengan pendapatan Rp100.000/hari itu maka Suwardi bisa mencukur 20 gundul per hari.

Suwardi mendaftar haji pada akhir 2011 lalu. Ia sudah menunggu hampir 10 tahun tetapi belum bisa berangkat menunaikan ibadah haji ke Mekkah. Semula Suwardi dijadwalkan berangkat pada 2020 lalu. Pandemi Covid-19 membuat Suwardi batal berangkat pada tahun lalu dan tahun ini.

Baca Juga: Sembako Kena PPN Bisa Gerus Daya Beli hingga Bebani Petani

Advertisement

“Ya, bersabar. Mau bagaimana lagi. Manut pemerintah karena keadaannya masih seperti ini. Saya terus berdoa agar pandemi Corona ini segera selesai,” ujar Suwardi saat berbincang dengan wartawan, Rabu siang.

Semua persiapan sudah dilakukan. Baju ikhrom, paspor, dan seterusnya sudah di tangan Suwardi. Hanya saja, Suwardi belum vaksin Covid-19. Keinginan Suwardi naik haji itu untuk memenuhi syariat agama. Ia rencana berangkat dengan adik iparnya, Marinem, 53. Istrinya, Suwarti, 56, sudah umrah pada 2016 lalu. Adiknya Suwarno, 57, sudah berhaji pada 2005 lalu sehingga hanya adik iparnya yang belum ke Tanah Suci.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif