SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

Sragen (Espos)–Belasan istri aktivis menggelar aksi bisu atau tutup mulut di depan Kantor Dinas Bupati Sragen, Senin (26/7), dengan memlester mulut mereka.

Mereka menyatakan keprihatinan dan menuntut empat hal terkait penegakan hukum di Bumi Sukowati. Mereka menggelar spanduk keprihatinan memanjang.

Promosi Pegadaian Resmikan Masjid Al Hikmah Pekanbaru Wujud Kepedulian Tempat Ibadah

Beberapa aktivis perempuan yang tergabung dalam Aliansi Perempuan Sragen (APS) sempat memberikan sumbangan sembako kepada keluarga aktivis demo yang ditahan Polres Sragen.

Seorang bocah berusia 10 tahun, Grasefa Alidya Fathonah membacakan puisi karangannya yang berisi kedukaan terhadap ayahnya Taufan Taufik Mahmudi yang sedang menjalani sidang perdana di Pengadilan Negeri.

Bocah yang duduk di bangku kelas V, SDN Jirapan 3, Sragen menginginkan ayahandanya dibebaskan dari berbagai tuntutan.

“Saya bangga dengan ayah yang terus memperjuangkan penegakan hukum di Sragen. Ayah baik dan perhatian kepada keluarga, jadi tidak mungkin ayah berbuat jahat. Saya minta ayah dibebaskan dari segala tuntutan,” ujar Grasefa saat ditemui wartawan di sela-sela aksi.

trh

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya