Soloraya
Selasa, 5 September 2023 - 10:13 WIB

Turnamen Bola Voli di Desa Pare Selogiri Wonogiri Ditutup dengan Pentas Budaya

Muhammad Diky Praditia  /  Ponco Suseno  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Acara penutupan turnamen bola voli Desa Pare, Selogiri digelar dengan menampilkan pentas budaya tari tradisional di Balai Desa Pare, Minggu (3/9/2023). (Istimewa)

Solopos.com, WONOGIRI — Turnamen bola voli antardusun dan antardesa di Desa Pare, Selogiri, Wonogiri berjalan meriah.

Selain membangun jiwa sportivitas, turnamen itu juga menjadi hiburan bagi warga desa. Bahkan kompetisi olahraga itu ditutup dengan berbagai atraksi budaya.

Advertisement

Ketua Panitia Turnamen Voli Desa Pare, Prapto Utomo, mengatakan turnamen voli yang digelar di Desa Pare meliputi turnamen voli antardusun di Desa Pare dan antardesa di Kecamatan Selogiri. Turnamen antardusun diikuti tim voli dari 12 dusun pada Senin-Sabtu (21–26/8/2023). Sedangkan turnamen antardesa digelar mulai Senin-Jumat (28/8/2023–1/9/2023). 

Turnamen antardusun dimenangi tim dari Dusun Tandon. Kemudian tim voli Desa Nambangan, Selogiri keluar sebagai juara dalam turnamen antardesa.

Advertisement

Turnamen antardusun dimenangi tim dari Dusun Tandon. Kemudian tim voli Desa Nambangan, Selogiri keluar sebagai juara dalam turnamen antardesa.

Dia menerangkan turnamen itu diselenggarakan dalam rangka memeriahkan hari ulang tahun (HUT) ke-78 Republik Indonesia. 

“Setiap pertandingan, 1.000-an warga tumpah ruah menonton di lapangan voli Dusun Tandon. Jadi benar-benar bisa jadi hiburan dan ajang menunjukkan keterampilan masing-masing tim,” kata Prapto kepada Solopos.com, Selasa (5/9/2023).

Advertisement

Menurut dia, ajang turnamen bola voli itu berjalan sangat lancar. Masing-masing tim sekaligus pendukungnya mengikuti pertandingan secara sportif.

Meski intens pertandingan cukup tinggi, tetapi masing-masing tim tetap menunjukkan sportivitas. Termasuk juga dengan pendukungnya tetap menjaga ketertiban dan kondusivitas.

“Sebelum pertandingan kami sudah membuat aturan agar tidak terjadi keributan, termasuk setelah pertandingan selesai. Misalnya, dilarang membawa atribut-atribut yang provokatif. Panitia pun terdiri atas orang-orang dari masing-masing tim yang bertanding,” ucapnya.

Advertisement

Tidak hanya itu, penutupan turnamen itu juga dilaksanakan meriah dengan menggelar pentas dan atraksi budaya di Desa Pare pada Minggu (3/9/2023).

Warga desa menampilkan pentas budi seperti tari kethek ogeng, campursari, dan tari tradisional lain. Bahkan acara penutupan itu bekerja sama dengan Dinas Pariwisata Kulonprogo. 

“Anak-anak dari sanggar tari di Desa Pare kami libatkan untuk tampil di sana. Kemudian warga juga tampil. Dinas Pariwisata Kulonprogo menampilkan tari tradisional. Warga ramai menonton,” kata dia.

Advertisement

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif