Soloraya
Selasa, 6 April 2021 - 22:15 WIB

Uji Coba PTM SMP Wonogiri: Masuk Dua Sif, Kerja Guru Lebih Ekstra

Aris Munandar  /  Ahmad Baihaqi  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Suasana uji coba Pembelajaran Tatap Muka (PTM) di SMP Negeri I Wonogiri, Selasa (6/4/2021). (Solopos.com/M. Aris Munandar)

Solopos.com, WONOGIRI -- Uji coba Pembelajaran Tatap Muka atau PTM di SMP Negeri 1 Wonogiri menerapkan sistem masuk dua sif. Guru yang mengajar secara tatap muka di sekolah tetap bertanggungjawab melakukan pembelajaran jarak jauh atau PJJ bagi siswa yang tidak mengikuti PTM.

Berdasarkan informasi yang dihimpun Solopos.com, setiap sif berlangsung selama dua jam. Sif pertama mulai pukul 07.00 hingga 09.00 WIB. Sedangkan sif kedua mulai pukul 11.00 WIB hingga 13.00 WIB. Dalam pergantian sif ada jeda selama dua jam.

Advertisement

Baca Juga: Terjadi Lagi! Sejoli Ketahuan Bermesraan di Alun-Alun Karanganyar Malam-Malam

Kepala Sekolah Pengampu SMPN 1 Wonogiri, Sri Nuryati, mengatakan setiap sif terdapat empat jam pelajaran, sehingga satu jam pelajaran berlangsung 30 menit. Setiap sif siswa mendapatkan dua mata pelajaran. Dengan begitu, satu mata pelajaran berlangsung selama satu jam.

Advertisement

Kepala Sekolah Pengampu SMPN 1 Wonogiri, Sri Nuryati, mengatakan setiap sif terdapat empat jam pelajaran, sehingga satu jam pelajaran berlangsung 30 menit. Setiap sif siswa mendapatkan dua mata pelajaran. Dengan begitu, satu mata pelajaran berlangsung selama satu jam.

"Satu mata pelajaran berlangsung selama satu jam lumayan. Pekan depan kam sudah Ramadhan, kami meminta izin agar dalam satu hari hanya ada satu sif," kata dia saat ditemui di ruang kerjanya Selasa (6/4/2021).

Sri Nuryati mengatakan, meski batas maskimal siswa yang mengikuti PTM sebanyak 110 siswa, namun jumlah siswa yang mengikuti PTM di setiap sif tidak mencapai 110 orang. Pada Senin (5/4/2021), jumlah siswa yang mengikuti PTM sif pertama 104 siswa, pada sif kedua 101 siswa. Sementara itu jumlah siswa SMPN 1 Wonogiri sebanyak 894 orang.

Advertisement

"Masuk dua sif saat uji PTM merupakan kebijakan dari Pemerintah Daerah Wonogiri. Yang terpenting protokol kesehatan bisa dilakukan dan diterapkan selama uji PTM berlangsung. Kemarin ada orang tua yang menanyakan kok tidak sesuai dengan instruksi Pemrov Jateng. Karena memang di setiap daerah mempunyai kebijakan sendiri. Terlebih SMP berada di bawah naungan Pemkab," ujar dia.

Protokol Kesehatan Ketat

Meski dilakukan dua sif, menurut dia, protokol kesehatan diterapkan dengan ketat dan disiplin. Setiap sif hanya menempati 10 kelas, karena yang masuk 50 persen. Pada sif kedua, siswa yang masuk menempati ruang kelas yang berbeda dengan sif pertama.

"Kemarin [Senin] kan kelas tujuh yang masuk, hari ini kelas delapan. Jadi kelas yang digunakan juga berbeda-beda. Selain itu setelah siswa pulang ke rumah, ruang kelas langsung disemprot dengan desinfektan untuk sterilisasi. Saat pergantian jam, sebelum guru kedua masuk kelas, guru pertama belum meninggalkan ruangan. Agar siswa tidak berkerumun. Dengan begitu sirkulasi persebaran virus bisa dikendalikan," kata dia.

Advertisement

Selama uji PTM, lanjut dia, guru lebih ekstra dalam memberikan materi pembelajaran. Pasalnya selain mengajar uji PTM di sekolah, mereka juga harus melayani PJJ bagi siswa yang tidak ikut PTM. Secara subtansi materi yang diberikan untuk siswa PTM dan PJJ sama, namun metodenya berbeda.

"Kalau guru tidak ada yang work from home. Meski masih melayani PJJ, mereka bekerja dari kantor atau sekolah semua. Ya alhamdulillah para guru bisa mengajar siswa meski harus dengan kerja ekstra," kata dia.

Baca Juga: Lalu Lintas Jl Honggowongso Solo Ditetapkan Berlaku Dua Arah Secara Permanen

Advertisement

Ia mengatakan, selama uji PTM protokol kesehatan di SMP Negeri 1 Wonogiri dilakukan secara ketat. Tim Satgas sekolah selalu memantau aktivitas siswa mulai dari datang hingga pulang. Sejak siswa datang diantarkan orang tua, tim Satgas langsung memerintahkan cuci tangan dan mengecek suhu tubuh. Saat pulang ada tim yang menjaga di dua pintu keluar, sehingga anak bisa terkendali.

"Kami selalu melakukan evaluasi. Alhamdulillah anak-anak juga sudah sadar dengan protokol kesehatan. Selain itu kami juga memberikan edukasi dan arahan kepada para orang tua," kata Sri Nuryati.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif