SOLOPOS.COM - Ilustrasi pemeriksaan penyakit mulut dan kuku pada hewan ternak. (Dok. Solopos.com/Antara)

Solopos.com, KARANGANYAR — Dinas Pertanian Pangan dan Perikanan (Dispertan PP) Kabupaten Karanganyar mulai meneliti efektivitas vaksin dalam mencegah penyakit kuku dan mulut (PMK) pada ternak sapi. Pengujian dilakukan dengan mengambil sampel darah hewan sapi yang telah disuntik vaksin dua dosis.

Kepala Bidang (Kabid) Peternakan Dispertan PP Karanganyar, Heri Sulistyo, mengatakan sebanyak 22.000 sapi di Bumi Intanpari (sebutan Kabupaten Karanganyar) sudah di suntik vaksin dosis I dan II.

Promosi Pegadaian Buka Lowongan Pekerjaan Khusus IT, Cek Kualifikasinya

“Sekarang, kami ambil 70 sampel darah sapi di desa-desa untuk kami uji bagaimana kemanjuran vaksinnya. Kami ambil sampling saja,” katanya kepada Solopos.com, Minggu (6/11/2022).

Dia mengatakan sasaran pengambilan sampel darah dilakukan pada ternak sapi yang ditemukan kasus PMK. Sampel darah ini lantas dikirim ke Laboratorium Kesehatan Masyarakat Veteriner (Kesmavet) di Yogyakarta.

Dia berharap sampel yang diteliti menunjukkan hasil menggembirakan. Artinya, seluruh sapi yang telah divaksin terhindar dari PMK.

Baca Juga: Pemasangan Barcode pada Hewan Ternak Di Karanganyar Terganjal Jaringan Internet

Selain vaksin, Heri mengatakan sapi-sapi juga diberi mikroba serta penyemprotan disinvektan pada kandang. Langkah ini sebagai upaya menekan persebaran virus PMK.

Dia mengaku kasus PMK belakangan ini merebak kembali di sejumlah daerah. Kondisi ini diduga dipicu karena pasar hewan di sejumlah daerah mulai beroperasi.

Di Karanganyar, dia mengatakan belum ada kebijakan terkait dibukanya pasar hewan. Bupati Karanganyar masih menutup pasar hewan.

“Kami ingin kasus PMK zero dulu baru pasar hewan dibuka. Namanya virus, gampang sekali menyebarnya,” tuturnya.

Baca Juga: Antisipasi PMK, Ribuan Kambing di Karanganyar Disuntik Vaksin

Saat ini, dia mengatakan hampir 12.000 hewan sapi telah dipasang barcode. Pemasangan barcode sebagai penanda hewan tersebut sudah divaksin PMK dosis I dan II.

Kini, pemasangan barcode mulai menyasar ke ternak kambing yang sudah divaksin PMK dosis II. Pemasangan barcode ini sekaligus bertujuan mengetahui jumlah populasi ternak di Indonesia. Manfaat lainnya, ternak dengan barcode bisa terdeteksi lokasi dan pemiliknya.

Sementara itu kasus PMK membuat peternak sapi di Karanganyar tiarap. Hingga kini, para peternak memilih enggan membeli sapi dari luar. Jika pun membeli, peternak memastikan sapi tersebut sudah disuntik vaksin terlebih dahulu.

Ketua Kelompok Peternak Sapi Ngudi Makmur Jungke, Mulyadi, mengatakan virus PMK yang menjangkit ternak sapi membuat peternak ketakutan. Para peternak di kelompoknya bahkan melakukan screening ketat keluar masuk sapi.

Baca Juga: Seribuan PKL dan Bakul Pasar di Karanganyar Bakal Terima BLT Subsidi BBM

“Kami sudah sepakat tidak menambah atau membeli sapi. Kalaupun beli sapi yang dibeli sudah tervaksin. Kami masih ketakutan membeli sapi dari luar,” kata dia.

Ia mengaku tidak ingin kecolongan ada sapi PMK dan menyebar ke sapi-sapi ternak di kelompoknya. Diakuinya, banyak kasus dialami kelompok peternak sapi lain yang nekat membeli sapi dari luar.

Sapi tersebut justru membawa petaka dengan menyebarkan virus PMK ke ternak lain. Selain melakukan screening ketat, dia juga mengikutkan program vaksinasi PMK bagi ternak sapi di kelompoknya. Saat ini, ternak sapi di kelompoknya sudah mendapatkan dua kali suntikan.

“Kami sepakat sapi sudah divaksin PMK,” katanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya