Soloraya
Minggu, 29 September 2013 - 11:15 WIB

Uji Kompetensi Pelaku BPW Sepi Peminat

Redaksi Solopos.com  /  Rahmat Wibisono  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Ilustrasi aktivitas biro perjalanan wisata (Dok. Solopos.com)

Solopos.com, SOLO — Association of Indonesian Tour and Travel Agencies (Asita) Solo mengakui kesadaran pelaku pariwisata—khususnya sektor biro perjalanan wisata (BPW)—dalam mengikuti sertifikasi dan uji kompetensi profesi dinilai sangat minim. Padahal sertifikasi dan uji kompetensi itu dianggap cara manjur dalam menghadapai tantangan Masyarakat Ekonomi Asean (MEA) 2015. Saat MEA 2015 itu berlaku, Indonesia diyakini bakal digempur tenaga kerja asing yang dianggap lebih kompeten karena memiliki sertifikasi.

Pada uji kompetensi pelaku biro perjalanan wisata yang diselenggarakan Asita Solo bersama Badan Nasional Sertifikasi Profesi (BNSP), Jumat-Sabtu (27-28/9/2013), kepesertaannya sangat minim. “Target kami ada 40 orang yang ikut. Tapi yang mendaftar hanya 30 dan saat pelaksanaan justru yang ikut tinggal 20 orang,” kata Wakil Ketua Asita Solo, Daryono, saat ditemui wartawan di ruang kerjanya, Sabtu (29/9/2013).

Advertisement

Daryono menilai ruang lingkup kerja BPW yang lebih sempit ketimbang industri lain di sektor pariwisata membuat pelaku BPW enggan meningkatkan daya saing dengan melakukan uji kompetensi. Belum lagi, jika usaha yang dijalani sudah mapan. Pihaknya sebenarnya berharap uji kompetensi dan sertifikasi ini tidak hanya menyasar para pegawai dn karyawan perusahaan BPW, tetapi juga owner.

Sementara mengenai uii kompetensi BPW akhir pekan lalu merupakan kesempatan pertama yang diselenggarakan Asita bersama BNSP serta LSP Widya Nusantara. “Kami juga menengarai minimnya minat dan kesadaran mencari sertifikasi ini karena takut tidak lulus. Padahal dalam uji semacam ini yang ada hanya kompeten atau tidak kompeten.”

Daryono menegaskan Asita akan terus melakukan sosialisasi kepada anggota. Pihaknya yang juga sebagai asesor berharap tenaga kerja di bidang pariwisata ini siap menghadapi ketatnya persaingan di tahun 2015. “Sekarang mungkin boleh merasa belum penting. Tapi, mau tidak mau di tahun 2015 semua sektor akan berhadapan dengan eksodus tenaga kerja asing.”

Advertisement

Advertisement
Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif