Soloraya
Jumat, 9 Juni 2023 - 17:13 WIB

Uji Tanah Sawah di Sragen, Ditemukan Kandungan yang Membahayakan Tanaman Padi

Tri Rahayu  /  Kaled Hasby Ashshidiqy  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Para petani dari empat desa di Kecamatan Ngrampal menyaksikan proses uji tanah yang dilakukan PT PI di basement Kantor Kecamatan Ngrampal, Sragen, Jumat (9/6/2023). (Istimewa/Putra Yanuar)

Solopos.com, SRAGEN — Tim uji tanah dari PT Pupuk Indonesia (PI) menemukan kandungan pH tanah rendah pada 15 sampel tanah yang dibawa petani dari empat desa di Kecamatan Ngrampal, Sragen, Jumat (9/6/2023). Kandungan tanah yang terlalu asam itu berpengaruh pada tingkat produksi padi karena tanaman keracunan zat besi yang larut terserap.

Uji tanah yang dilakukan Pupuk Indonesia bekerja sama dengan Kontak Tani Nelayan Andalan (KTNA) di 20 kecamatan di Sragen, khususnya di wilayah Kecamatan Ngrampal yang dibagi menjadi dua lokasi. Lokasi pertama di basement Kantor Kecamatan Ngrampal dan lainnya di rumah seorang petani di wilayah Desa Karangudi, Ngrampal.

Advertisement

Uji tanah di Kantor Kecamatan Ngrampal dilakukan pada 15 sampel tanah yang dibawa petani dari empat desa yakni Ngarum, Pilangsari, Bener, dan Kebonromo.

“Sebenarnya setiap desa sampelnya hanya dua, tetapi fakta satu desa bisa membawa lebih dari dua sampel. Mestinya kalau empat desa itu ya delapan sampel tanah, tetapi faktanya bisa sampai 15 sampel. Ya, petani tidak puas kalau tidak membawa tanah di sawahnya untuk diuji,” kata Ketua KTNA Sragen, Suratno, saat ditemui Solopos.com bersama dua orang tim uji tanah dari Pupuk Indonesia, Jumat siang.

Agronomis Mobline Uji Tanah PT Pupuk Indonesia wilayah Jateng dan Jogja, Putra Yanuar, menyampaikan tidak mempersoalkan petani membawa lebih dari dua sampel tanah. Di Desa Karangudi, uji tanah dilakukan terhadap sampel dari empat desa juga, yakni Karangudi, Bandung, Kandungan, dan Gabus.

Advertisement

“Uji tanah ini dilakukan untuk mengetahui kandungan unsur hara tanah, seperti pH tanah, Nitrogen, Fosfat, dan kalium. Kami tidak memeriksa kandungan c-organik karena kandungan itu dilakukan di tanah kering sedangkan sampel di Sragen ini semua tanah basah,” kata Yanuar.

Terlalu Asam

Dari uji 15 sampel tanah di empat desa, sambungnya, menunjukan unsur hara tanah masih asam, yakni antara 5-7 sedangkan normalnya 7. Kandungan tanah yang terlalu rendah kandungan pH-nya, sambung dia, maka zat besi dalam tanah bisa larut ke makanan yang diserap akar.

“Berbeda kalau tanah terlalu basa dengan pH di atas 7. Tanah yang basa berdampak pada kondisi tanah yang tidak bisa menyerap dan mengikat fosfat dengan aluminium. Total unsur hara tanah itu ada 92 unsur dan 18 unsur di antaranya berpangaruh terhadap tanaman. PH tanah yang asam bisa diantisipasi dengan menggunakan kapur pertanian,” katanya.

Advertisement

Pada pemeriksaan di Sambungmacan, Yanuar mengungkapkan tanah yang diuji diketahui unsur kaliumnya rendah sehingga perlu adanya upaya pemupukan dengan NPK. Pendekatan pupuk organik, kata dia, bisa membantu dalam penyerapan nutrisi tanaman dalam tanah.

“Ketika kalium itu rendah maka tanaman padi rentan terserang hama penyakit, daya simpan padi pascapanen rendah, dan banyak padi yang ambruk,” katanya.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif