SOLOPOS.COM - Wakil Bupati Sragen Dedy Endriyatno (kiri) berjalan bersama para pejabat eselon II di lingkungan Pemkab Sragen saat sidak pelaksanaan UN di SMPN 2 Sragen, Rabu (11/5/2016). (Tri Rahayu/JIBI/Solopos)

Ujian Nasional SMP di Sragen akan didukung dengan penambahan sarana dan prasarana senilai Rp17,5 miliar.

Solopos.com, SRAGEN — Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Sragen mengajukan bantuan pengadaan sarana dan prasarana program teknologi informatika komunikasi (TIK) berupa komputer senilai Rp17,5 miliar ke Pemerintah Provinsi Jawa Tengah pada tahun ini.

Promosi Beli Emas Bonus Mobil, Pegadaian Serahkan Reward Mobil Brio untuk Nasabah Loyal

Dana tersebut digunakan untuk program ujian nasional berbasis komputer (UNBK) dan pembelajaran komputer untuk SD, SMP, dan SMA/SMK.

Kepala Dinas Pendidikan (Disdik) Sragen, Suwandi, saat ditemui wartawan di sela-sela inspeksi mendadak (sidak) ujian nasional (UN) ke SMPN 2 Sragen, Rabu (11/5/2016), mengatakan sebenarnya dana Rp17,5 miliar itu sudah cair pada APBD Perubahan 2015. Namun karena waktu yang terbatas dan tidak memungkinkan dalam pengadaan komputer, kata dia, dana itu belum bisa dicairkan. Suwandi mengupayakan dana tersebut tetap dialokasikan ke Pemkab Sragen pada 2016.

“Kemungkinan bisa cair ya di 2017. Kami akan mengusulkan kaitannya dengan program TIK yang ada di SMP, SMA, hingga ke SD. Tahun depan, kami berharap sudah diwujudkan untuk pengadaan komputer sehingga bisa untuk membantu sekolah dalam pelaksanaan UNBK dan pembelajaran komputer,” ujar Suwandi yang didengarkan Wakil Bupati Sragen Dedy Endriyatno dan Sekretaris Daerah Tatag Prabawanto dan sejumlah pejabat eselon II.

Suwandi belum menghitung alokasi dana Rp17,5 miliar itu untuk berapa sekolah. Terpisah, Dedy menambahkan tahun depan separuh SMP di Sragen bisa melaksanakan UNBK dengan bantuan tersebut. Dedy mengakui kunci pelaksanaan UNBK itu terletak pada kebutuhan komputer sebanyak 1/3 dari peserta UN plus 10%.

“Namun pengadaan komputer dengan dana Rp17,5 miliar itu bukan murni untuk UNBK tetapi juga untuk menunjang pembelajaran komputer lainnya,” ujar dia.

Dedy sempat berdialog dengan pengawas UN dan melihat-lihat kondisi SMPN 2 Sragen. Dedy tidak melihat aktivitas siswa yang mengikuti UN karena khawatir menganggu konsentrasi mereka. Dedy menyampaikan tujuan sidak UN untuk mengetahui kualitas pelaksanaan UN.

Dedy hanya mengambil sampel satu sekolah di Kecamatan Sragen Kota, Karangmalang, dan Kedawung. “Dari pantuan Disdik dan Irjen Pendidikan Dasar, pelaksanaan UN di Sragen cukup bagus. Kami berharap anak-anak lulus 100% dengan nilai memuaskan,” kata Dedy.

Dedy mengatakan orientasi UN itu bukan sekadar lulus dengan nilai baik tetapi yang penting integritas siswa. Dia menyampaikan banyak sekolah SMP, SMA di Sragen yang mendapatkan piagam integritas dari Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud).

“Integritas itu merupakan modal utama untuk pemimpin masa depan. Integritas saja tidak cukup tetapi harus diimbangi dengan keunggulan intelektual dan prestasi. Jadi character bulding kami bangun dan intellectual building juga dibangun,” tambahnya.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya