Soloraya
Jumat, 18 Maret 2022 - 11:58 WIB

Ujung Tombak, 41 Penjaga 4 Sungai di Sragen Bertaruh Nyawa Setiap Hari

Tri Rahayu  /  Sri Sumi Handayani  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Sejumlah pekarya sungai membersihkan sampah sebanyak 2 ton yang menyumbat di bawah Jembatan Kleco, Desa/Kecamatan Sidoharjo, Sragen, Jumat (18/3/2022). (Espos/Tri Rahayu)

Solopos.com, SRAGEN — Peran 41 personel petugas penjaga sungai menjadi ujung tombak pencegahan banjir selama musim penghujan.

Puluhan penjaga sungai di bawah Balai Besar Wilayah Sungai Bengawan Solo (BBWSBS) itu bertanggung jawab membersihkan sampah di empat anak sungai Bengawan Solo, yakni Sungai Grompol, Mungkung, Garuda, dan Kenatan. Status mereka tenaga harian lepas.

Advertisement

Mereka membersihkan sungai setiap hari. Seperti hari ini, Jumat (18/3/2022), sejumlah personel membersihkan sungai Mungkung, tepatnya di bawah Jembatan Kleco Desa Sidoharjo, Kecamatan Sidoharjo, Kabupaten Sragen, Jawa Tengah Jumat (18/3/2022).

Baca Juga : Usai Hujan, Jembatan & Pintu Bendungan Sragen Tersumbat 10 Ton Sampah

Advertisement

Baca Juga : Usai Hujan, Jembatan & Pintu Bendungan Sragen Tersumbat 10 Ton Sampah

Para penjaga sungai itu berupaya membersihkan sampah yang tersangkut di pilar Jembatan Kleco yang diperkirakan mencapai dua ton. Selain itu, mereka membersihkan rumput-rumput di pinggiran sungai dengan menggunakan mesin pemotong rumput.

Koordinator Lapangan BBWSBS, Anton Hartono, saat berbincang dengan Solopos.com, Jumat, menjelaskan 41 personel itu terdiri atas 34 personel di Sragen dan tujuh orang personel dari Kabupaten Karanganyar yang ditugaskan membersihkan Sungai Mungkung dan Grompol.

Advertisement

Baca Juga : Gegara Ini Kantor Kesbangpol dan Disnakan Sragen Kebanjiran

Yang Penting Jujur

“Kami setiap hari bersih-bersih sungai. Kami sempat membersihkan barongan di Katukan Karangmalang di aliran Sungai Garuda dengan melibatkan 40 personel. Saat membersihkan sampah di sungai itu yang penting kejujuran, yakni personel bisa berenang atau tidak itu harus jujur. Karena risikonya nyawa. Ketika arus besar maka sampah bisa dihanyutkan dan sampai di bagian yang landai diangkat ke atas,” ujar Anton.

Dia mengungkapkan tantangan paling berat saat bersih-bersih sungai itu ketika arusnya kencang sehingga perlu kehati-hatian. Selain itu, Anton harus bisa meyakinkan warga ketika hendak memangkas ranting bambu yang condong ke sungai. Seperti, di aliran Sungai Mungkung ini, ujar dia, ada sejumlah rumpun bambu di lahan milik pribadi yang miring ke sungai.

Advertisement

Baca Juga : Masih Banyak yang Buang Sampah Plastik dan Popok di Sungai Sragen

Dia mengatakan tim harus berkoordinasi dengan warga pemilik lahan ketika hendak memangkas rumpun bambu itu. Di sepanjang Sungai Mungkung 289 km ini ada tiga lokasi berkumpulnya sampah dan berpotensi banjir, yakni di bawah Jembatan Kleco, di bawah Jembatan Mungkung, dan di bawah Jembatan Karangmanis Patihan Karangtengah, Sragen Kota.

“Di Kleco ini, katanya, tumpukan sampah bisa sampai setara dengan tingginya jembatan, yakni sampai tujuh meteran,” jelas Anton.

Advertisement

Kepedulian Warga

Anton sinergi dengan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Sragen dalam pencegahan banjir. Dia mengungkapkan bantuan dari BPBD itu biasanya berupa peminjaman alat dan sebagainya. Kalau dari BBWSBS, ujar dia, juga menyediakan perlengkapan dan pelindung diri yang memadai bagi petugas di lapangan.

Baca Juga : Sragen Diterjang Banjir, Seratusan Rumah Tergenang dan 5 Pohon Tumbang

“Saya melihat belum ada kesadaran warga supaya tidak membuang sampah ke sungai. Kami pernah bersih-bersih di bawah jembatan tahu-tahu ada orang lewat dan membuat sampah ke sungai. Tetapi juga ada warga yang peduli kepada kami. Saat bekerja kadang ada warga yang memberi makan dan minum sebagai bentuk perhatian,” katanya.

Kepala Pelaksana BPBD Sragen, Agus Cahyono, menyatakan keberadaan petugas penjaga sungai itu sangat membantu BPBD terutama membersihkan sampah di sungai. Dia mengatakan banyak sampah rumpun bambu yang berkurang karena petugas penjaga sungai.

“Kalau ada pekerjaan dari teman-teman pekarya sungai itu biasanya menginformasikan dan kemudian kami membantu dengan tenaga dan alat. Saat kondisi hujan, mereka juga sering memberi informasi tentang elevasi sungai sehingga bisa antisipasi dini potensi banjir,” ungkapnya.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif