Soloraya
Selasa, 4 Januari 2022 - 21:41 WIB

ULD-PB BPBD Klaten Punya Modul Khusus bagi Penyandang Disabilitas Netra

Taufiq Sidik Prakoso  /  Haryono Wahyudiyanto  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Ketua Perkumpulan Penyandang Disabilitas Klaten (PPDK), Eko Swasto Agus Susilo, membaca modul braille pengurangan risiko bencana yang dibuat khusus untuk penyandang disabilitas netra, Selasa (4/1/2022). (Solopos.com/Taufiq Sidik Prakoso)

Solopos.com, KLATEN—Unit Layanan Disabilitas Penanggulangan Bencana (ULD-PB) BPBD Klaten memiliki modul khusus untuk para penyandang disabilitas netra. Modul braille itu dibuat sebagai acuan pembelajaran pengurangan risiko bencana bagi penyandang disabilitas netra di Klaten.

Modul itu disusun Perkumpulan Penyandang Disabilitas Klaten (PPDK) bekerja sama dengan Disability Rights Advocacy Fund (DRAF) pada 2019 lalu atau dua tahun setelah ULD-PB BPBD Klaten diresmikan pada 2017 lalu. Modul itu terdiri dari 67 halaman berisi tentang cara evakuasi bagi penyandang disabilitas netra.

Advertisement

Materi yang dipaparkan dalam modul itu terbagi sesuai dengan matra bencana alam seperti erupsi gunung berapi, tanah longsor, angin ribut, banjir, serta  gempa bumi. Modul braille itu dibikin dengan menerjemahkan materi hasil pembahasan tim di ULD-PB BPBD Klaten dari huruf latin ke huruf braille. Penerjemahnya adalah Eko Swasto Agus Susilo, 63, anggota ULD-PB BPBD Klaten yang kini menjadi Ketua PPDK.

Baca Juga: Miliki Depo, Pemkab Klaten Kini Kelola Limbah Medis Puskesmas & Klinik

Advertisement

Baca Juga: Miliki Depo, Pemkab Klaten Kini Kelola Limbah Medis Puskesmas & Klinik

Eko mengatakan tak sulit untuk menerjemahkan materi pembelajaran pengurangan risiko bencana inklusif disabilitas ke dalam huruf braille. Hal itu seiring perkembangan teknologi termasuk sistem mencetak huruf braille.

“Untuk menerjemahkkannya menggunakan printer braille. Jadi materi yang sudah ada dimasukkan ke laptop atau komputer dan sekarang sudah ada aplikai pembaca layar kemudian ditransfer dari huruf latin ke braille,” kata Eko saat ditemui di sekretariat PPDK, Kelurahan Bareng Lor, Kecamatan Klaten Utara, Selasa (4/1/2022) siang.

Advertisement

Baca Juga: Sering Macet, Jalur Wisata Wunut-Janti Klaten Diusulkan Diperlebar

Sudah ada 10 modul braille yang dicetak dan dibagikan ke komunitas penyandang disabilitas netra di Klaten termasuk lembaga pendidikan. Komunitas itu seperti Persatuan Tuna Netra Indonesia, Ikatan Tuna Netra Muslim, serta SLB.

Modul braille itu menjadi buku penting bagi para penyandang disabilitas netra untuk semakin memperkaya pemahaman mereka terhadap pengurangan risiko bencana. Sebelum ada modul tersebut, materi pengurangan risiko bencana diterima para penyandang disabilitas netra dari ceramah maupun praktik secara langsung.

Advertisement

Eko menjelaskan di Klaten ada ratusan penyandang disabilitas netra. Dari jumlah itu, baru sekitar 200 orang yang aktif di organisasi. “Masih banyak yang belum aktif di organisasi. Kalau ditotal ada sekitar 900 penyandang disabilitas netra di Klaten,” jelas dia.

Baca Juga: Sensasi Makan Mie Ayam Wajan Khas Wonogiri Hanya dengan Rp9.000

Selain organisasi di tingkat komunitas, Eko menjelaskan saat ini sudah ada penyandang disabilitas netra yang aktif pada kegiatan sukarelawan pengurangan risiko bencana. Salah satu tugas mereka yakni menyosialisasikan cara evakuasi bagi penyandang disabilitas netra.

Advertisement

 

Teknologi Huruf Braille

Terkait peringatan Hari Braille se-Dunia yang jatuh pada 4 Januari, Eko mengatakan teknologi untuk membuat huruf braille kini berkembang pesat dan memudahkan para penyandang disabilitas netra. Dia menjelaskan ada tiga cara untuk membuat huruf braille.

“Yang sederhana itu menggunakan reglet dengan membuat lubang-lubang secara manual. Teknologi menegah itu menggunakan mesin ketik braille. Kemudian yang modern menggunakan printer braille melalui perantara laptop atau komputer dilengkapi dengan pembaca layar,” kata dia.

Baca Juga: Mie Ayam Wajan Ramaikan Wisata Kuliner Wonogiri

Wakil Ketua PPDK, Qoriek Asmarawati, menjelaskan ULD-PB BPBD Klaten terdiri atas empat bidang yakni data dan informasi, kajian dan perencanaan penanggulangan bencana, koordinator tanggap darurat dan pascabencana, serta partisipasi dan peningkatan kapasitas.

“Yang biasa dilakukan kawan-kawan itu edukasi terkait pengurangan risiko bencana, konsolidasi sukarelawan disabilitas dengan sukarelawan desa, ada juga simulasi,” kata dia.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif