Soloraya
Sabtu, 26 Februari 2022 - 18:52 WIB

Umat Hindu di Boyolali Gelar Upacara Melasti di Umbul Siti Inggil

Magdalena Naviriana Putri  /  Imam Yuda Saputra  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Umat Hindu di Boyolali saat menggelar upacara melasti menyambut Hari Raya Nyepi, Sabtu (26/2/2022). (Solopos.com - Magdalena Naviriana Putri)

Solopos.com, BOYOLALI — Umat Hindu di Kabupaten Boyolali, Jawa Tengah (Jateng) menggelar upacara melasti yang merupakan upacara penyucian diri untuk menyambut Hari Raya Nyepi. Upacara melasti itu digelar di Umbul Siti Inggil yang terletak di Dukuh Bendan, Kecamatan Bendan, Banyudono, Boyolali, Sabtu (26/2/2022).

Pendeta Sutarto, yang memimpin upacara mengatakan upacara melasti telah menjadi tradisi dan ada terkait dengan apa yag sudah dilakukan umat Hindu sejak dulu. Upacara melasti itu digelar dalam beberapa rangkaian acara antara lain pembukaan, sambutan, puja tirta dan sembahyangan, hingga ritual pengambilan air suci di mata air Umbul Siti Inggil

Advertisement

Sutarto mengatakan pengambilan air suci, atau mendhak tirta, bertujuan sebagai sarana pembersihan lahir dan batin bagi umat Hindu. “Sebab melalui air atau tirta inilah dunia itu terus dibersihkan, termasuk mikrokosmos dunia yang terdiri dalam diri kita juga bisa disucikan dengan mengambil air suci,” katanya.

Baca juga: Upacara Melasti di Umbul Geneng Klaten Tetap Khidmat Meski Terbatas

Lebih lanjut, dia menjelaskan air adalah kehidupan, seperti amerta yang berasal dari kata a berarti tidak, dan merta adalah mati, yang digabungkan menjadi tidak mati. Oleh karenanya, siapapun yang terkena air suci, paling tidak keselamatan, kedamaian, dan kesehatan akan menyertai.

Advertisement

“Mudah-mudahan dalam mengambil air ini ada hikmah seperti ini [keselamatan, kedamaian, dan kesehatan akan menyertai],” kata Sutarto.

Selanjutnya Sutarto menjelaskan, air suci yang telah diambil akan ditampung di pura masing-masing, dan digunakan menyelesaikan upacara pecaruan atau mecaru. “Lebih-lebih dalam suasana pandemi seperti ini memang kami tidak membuat sedemikian besar [rangkaian upacara Nyepi], tapi sangat-sangat sederhana, dan umat pun kita batasi. Kalau dulu pakai prosesi arak-arakan dan sebagainya, tapi kita menyesuaikan dengan prokes yang ada, keselamatan jiwa sangat diutamakan,” jelasnya.

Baca juga: Hari Raya Nyepi, Penerbangan Semarang ke Denpasar Dihentikan 

Advertisement

Dia berharap kegiatan yang dilakukan dapat menjadi dampak yang positif, karena dukungan dari berbagai pihak seperti Kepala Desa Bendan, pencinta sungai, sanitasi dan lingkungan hidup, yang turut berkolaborasi dalam terselenggaranya acara tersebut.

Kepala Desa Bendan, Teguh Rahayu, mengatakan pihaknya mendukung penuh kegiatan yang dilakukan umat Hindu Banyudono Boyolali tersebut. “Dalam kegiatan ini, kami membantu perayaan dengan memberikan support dan ikut bergotong royong, menganggarkan setiap tahunnya untuk pendanaan perayaan keagamaan ini,” kata Teguh.

 

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif