SOLOPOS.COM - Tokoh agama Hindu memimpin upacara Melasti di Umbul Geneng, Desa Ngrundul, Kecamatan Kebonarum, Klaten, Minggu (20/2/2022). Melasti menjadi rangkaian kegiatan untuk merayakan hari raya Nyepi. (Solopos.com/Taufiq Sidik Prakoso)

Solopos.com, KLATENUmat Hindu berdatangan ke Umbul Geneng, Desa Ngrundul, Kecamatan Kebonarum, Klaten, untuk mengikuti upacara melasti, Minggu (20/2/2022) pagi. Mereka berdandan rapi. Para perempuan mengenakan kebaya. Sementara laki-laki mengenakan udeng yang menutup kepala mereka serta kain kamen yang menutupi pinggang hingga mata kaki.

Ada yang membawa jempana yang merupakan sarana dan prasarana beribadah. Ada yang membawa ambengan berisi makanan serta buah-buahan.

Promosi Pegadaian Resmikan Masjid Al Hikmah Pekanbaru Wujud Kepedulian Tempat Ibadah

Sebelum memasuki Umbul Geneng, Umat Hindu yang berdatangan dengan bermasker itu menerima percikan air suci. Selain itu, tangan mereka disemprot hand sanitizer. QR code aplikasi PeduliLindungi terpasang di berbagai lokasi. Wangi dupa menyeruak ke berbagai sudut kawasan Umbul Geneng.

Baca Juga: Upacara Melasti di Umbul Geneng Klaten Tetap Khidmat Meski Terbatas

Pagi itu Umat Hindu Klaten menggelar upacara melasti di Umbul Geneng. Melasti menjadi rangkaian upacara yang dilaksanakan umat Hindu di seluruh Indonesia menjelang Hari Raya Nyepi. Tahun ini Hari Raya Nyepi jatuh pada Kamis (3/3/2022).

Melasti merupakan upacara pengambilan tirta suci di dasar samudera atau sumber mata air. Upacara itu dimaknai sebagai pembersihan alam semesta termasuk bumi pertiwi dan seisinya.

Pada upacara ini dibersihkan pula sarana prasarana atau peralatan upacara. Peralatan itu yang akan digunakan pada persembahyangan Nyepi 1944 saka pada acara tawur agung pada Rabu (2/3/2022) di Candi Prambanan.

Baca Juga: Penemuan Benda Purbakala Klaten: Arca Berusia 1.000 Tahunan Ditemukan Terpendam di Bawah Pohon Umbul Geneng

Sejak 2006, umat Hindu Klaten menggelar upacara melasti di Umbul Geneng. Alhasil, sudah kali ke-17 upacara Melasti dilaksanakan di Umbul Geneng.

Tak banyak yang datang pada upacara Melasti tahun ini. Gara-garanya masih pandemi Covid-19. Jumlah peserta dibatasi hanya 300 orang. Sementara, jumlah total umat Hindu di Klaten mencapai 16.000 orang dengan 47 pura.

“Kami sudah berkoordinasi dengan Satgas Penanganan Covid-19. Upacara diizinkan dihadiri 300 orang. biasanya bisa sampai 3.000 umat yang hadir,” kata Ketua Parisada Hindu Dharma Indonesia (PHDI) Klaten, Suparman.

Baca Juga: HARI RAYA NYEPI : Melasti di Umbul Geneng Diikuti Ribuan Umat Hindu

Selain wajib menerapkan protokol kesehatan pencegahan Covid-19, upacara Melasti tahun ini masih digelar tanpa kirab. Hal yang sama juga terjadi pada upacara Melasti 2021.

Sebelum ada pandemi Covid-19, rangkaian upacara Melasti diawali dengan kirab dari Pura Tirta Bhuana Pluneng. Jaraknya sejauh 1,5 km. Ribuan umat Hindu membentuk barisan yang mengular di sepanjang jalan serta mengarak jempana hingga ke Umbul Geneng.

“Tahun ini masih tidak ada kirab karena situasi tidak memungkinkan. Maka kegiatan langsung di tempat upacara,” kata Suparman.

Baca Juga: Situs Keprabon Terdampak Tol Solo-Jogja, Umat Hindu Bentuk Tim Khusus

Suparman mengatakan tema Nyepi tahun ini yakni aktualisasi nilai Tat Twam asi untuk moderasi beragama menuju Indonesia tangguh. Pada upacara ini, umat Hindu memohonkan doa untuk keselamatan bangsa agar pandemi segera sirna.

 

Antusias Tinggi

Salah satu umat Hindu asal Kecamatan Wedi, Purwanto, 41, mengatakan sejak ada pandemi Covid-19 kegiatan-kegiatan keagamaan digelar secara sederhana untuk mematuhi protokol kesehatan pencegahan Covid-19. Tak terkecuali pada upacara Melasti.

“Seperti upacara ini yang hadir dibatasi. Umat juga memahami kondisinya. Antusiasnya tinggi, tetapi tidak bisa ikut karena harus penerapan protokol kesehatan. Akhirnya sembahyang di rumah masing-masing,” kata Purwanto.

Baca Juga: Rencana Ruas Tol Solo-Jogja Di Antara 2 Umbul Klaten Akhirnya Digeser, Ke Mana?

Purwanto berharap pandemi Covid-19 segera berakhir. Berbagai kegiatan bisa pulih seperti saat sebelum ada pandemi.

“Harapannya pandemi segera sirna. Umat bisa kembali saling bersilaturahmi. Mereka kangen juga bisa berkumpul bersama. Seperti ketika tawur agung sebelum ada pandemi yang datang bisa sampai belasan ribu orang. Sebenarnya ada kerinduan, tetapi karena protokol kesehatan, tidak bisa berbuat banyak,” jelas dia.

Hal senada disampaikan umat Hindu lainnya, Jaka Purnama, 31. Dia merindukan upacara melasti maupun tawur agung yang menjadi rangkaian perayaaan Hari Raya Nyepi bisa kembali digelar seperti sebelum ada pandemi Covid-19.



Baca Juga: Waspada Virus Corona, 10.000 Umat Hindu Tetap Nyepi di Prambanan

“Sangat rindu dengan upacara Melasti yang diisi kegiatan kirab. Karena bagi kami itu bukan sekadar kirab. Sebelum kirab kami biasanya puasa selama 24 jam. Semoga pandemi segera selesai dan khususnya umat Hindu bisa merayakan hari raya seperti biasanya,” kata umat asal Kecamatan Trucuk tersebut.

Meski digelar sederhana, upacara Melasti di Umbul Geneng tahun ini yang dipimpin Jero Gede Dwijo Purwadi tetap berlangsung khidmat. Upacara itu dihadiri Pelaksana tugas (Plt) Asisten Pemerintahan dan Kesejahteraan Rakyat Setda Klaten Jaka Purwanto, Camat Kebonarum Mudzakir, serta perwakilan TNI/Polri dan aparatur desa.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya