Soloraya
Sabtu, 28 September 2013 - 22:15 WIB

UMK 2014 : Tetapkan KHL, Wali Kota Solo Minta Waktu

Redaksi Solopos.com  /  Ahmad Mufid Aryono  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Wali Kota Solo, F.X. Hadi Rudyatmo (Dok/JIBI/Solopos)

Wali Kota Solo, F.X. Hadi Rudyatmo (Dok/JIBI/Solopos)

Solopos.com, SOLO — Wali Kota Solo, F.X. Hadi Rudyatmo (Rudy), meminta waktu untuk mempertimbangkan besaran angka kebutuhan hidup layak (KHL).

Advertisement

Pihaknya berencana melakukan survei prediksi angka KHL hingga Desember.

Sebelumnya, masih ada perdebatan antara pengusaha dan buruh. Kalangan serikat buruh mengusulkan angka KHL senilai Rp1.282.620 sementara dari kalangan pengusaha mengusulkan KHL Rp1.023.000.

Advertisement

Sebelumnya, masih ada perdebatan antara pengusaha dan buruh. Kalangan serikat buruh mengusulkan angka KHL senilai Rp1.282.620 sementara dari kalangan pengusaha mengusulkan KHL Rp1.023.000.

“Saya minta waktu supaya ada survei prediksi sampai dengan akhir Desember berapa. Ini untuk mempertimbangkan nilai KHL. saya minta waktu tiga sampai lima hari,” jelas Wali Kota Solo, F.X. Hadi Rudyatmo (Rudy), saat ditemui wartawan di Balai Kota, Sabtu (28/9/2013).

Disampaikannya, KHL di Kota Bengawan tak bisa dibandingkan dengan daerah lain seperti Sukoharjo dan Karanganyar. Pasalnya, Solo bukan kota industri, melainkan kota jasa. Pihaknya juga mengatakan KHL di Sukoharjo dan Karanganyar lebih tinggi lantaran harga beras di dua daerah itu lebih mahal dibandingkan di Kota Solo.

Advertisement

Wakil Ketua Konfederasi Serikat Pekerja Seluruh Indonesia (KSPSI) Solo, Wahyu Rahadi, menyatakan pihaknya mempersilakan Wali Kota melakukan kajian terhadap nilai KHL yang sudah masuk baik dari Dewan Pengupahan, KPSI ataupun pihak pengusaha.

“Kami menunggu keputusan wali kota. Setelah ada keputusan, baru kami bisa menentukan sikap. Kami memberi ruang kepada wali kota untuk menelaah angka-angka yang sudah masuk,” katanya.

Sementara itu, Sekretaris Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) Solo, Wahyu Haryanto, menyampaikan dari hasil pertemuan antara Apindo dengan para pelaku usaha mengusulkan agar Upah Minimum Kota (UMK) Solo 2014 berada di kisaran angka KHL Rp1.000.000 per bulan.

Advertisement

Usulan tersebut didasari pertimbangan kondisi dunia industri selama 2013 mengalami beberapa pukulan beruntun yang membuat perusahaan di Solo mengalami pengurangan laba tidak sesuai target.

“Dimulai dari terjadinya gejolak ekonomi secara global yang menjadikan pasar menjadi menurun. Keputusan pemerintah menaikkan tarif dasar listrik (TDL) yang menyebabkan biaya produksi meningkat. Terjadinya kenaikan harga BBM. Pelemahan nilai tukar rupiah terhadap dolar,” jelasnya.

Selain itu, kenaikan suku bunga Bank Indonesia atau BI rate menjadi 7,25% yang berimbas pada naiknya suku bunga pinjaman bank.

Advertisement

“Ekonomi 2013 tidak direspons positif oleh pasar, ada kecenderungan menurun. Ini terlihat sampai Agustus ini ekspor Solo turun drastis baik kuantitas maupun nilainya,” katanya.

Pertimbangan usulan nilai UMK dari pengusaha tersebut, lanjutnya, juga didasari lantaran 2014 Indonesia memasuki tahun politik.

“Biasanya, kalau seperti ini pengusaha pilih wait and see, siapa yang akan duduk sebagai DPR dan Presiden serta kebijakan nanti akan seperti apa,” urainya.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif