Soloraya
Kamis, 30 Juni 2022 - 16:35 WIB

UMKM di Sragen Ini Temukan Teknik Menggoreng yang Hemat Migor 30 Persen

Tri Rahayu  /  Kaled Hasby Ashshidiqy  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Pelaku UMKM, Giyanto, menggoreng jamur tiram di panci penggorengan di rumah produksinya yang terletak di Dukuh Kedungpanas, Desa Ngarum, Kecamatan Ngrampal, Sragen, Kamis (30/6/2022). (Solopos.com/Tri Rahayu)

Solopos.com, SRAGEN — Seorang pelaku UMKM asal Sragen berhasil menemukan teknik menggoreng yang mampu menghemat minyak goreng hingga 30%. Teknik ini sangat membantu menghemat di saat harga minyak goreng (migor) tinggi dan sulit didapat.

Pelaku UMKM itu adalah Anik Purwanti, 40. Ia adalah pengusaha jamur krispi asal Dukuh Kedungpanas RT 018/RW 009, Desa Ngarum, Kecamatan Ngrampal, Sragen. Ia memulai usaha jamur krispi sejak 2010. Usahanya membutuhkan minyak goreng dalam jumlah banyak.

Advertisement

Kini Hal htu jadi masalah. Pasalnya, pembelian minyak goreng dibatasi harus menggunakan aplikasi PeduliLindungi atau KTP. Dari situ ia mulai mencari cara bagaimana agar bisa menggoreng hemat minyak goreng.

Dia mencoba mengombinasikan teknik pengolahan jamur krispi antara menggoreng dan dioven. Percobaannya ternyata berhasil.

Advertisement

Dia mencoba mengombinasikan teknik pengolahan jamur krispi antara menggoreng dan dioven. Percobaannya ternyata berhasil.

“Untuk menekan biaya produksi saya mencoba menggunakan teknik oven untuk pematangan produknya. Ternyata teknik itu bisa menghemat minyak goreng 30% atau setara dengan 4,8 liter per produksi,” jelas Anik saat berbincang dengan wartawan, Kamis (30/6/2022).

Baca Juga: Bakul di Sragen Ini Bawa 12 KTP Demi Bisa Beli 6 Jeriken Migor Curah

Advertisement

Dengan teknik itu, jamur krispi yang dihasilkan ternyata lebih renyah dan lebih tahan lama. Bisa sampai enam bulan. Biasanya dengan teknik penggorengan biasa hanya bisa bertahan paling lama tiga bulan.

“Migor tidak cepat menjadi jelantah karena hanya digunakan menggoreng 70% sehingga masih awet bening,” jelasnya.

Anik mengungkapkan setiap kali produksi ia membutuhkan 16 liter minyak goreng. Sebelum menggunakan tekni baru, Anik biasa membeli minya goreng 16 liter setiap 2-3 hari. Sekarang, jadi 5-6 hari sekali.

Advertisement

Baca Juga: Beli Migor Curah Pakai PeduliLindungi Masih Sosialisasi di Boyolali

“Kami menemukan tekni itu secara otodidak karena memikirkan keberlangsungan produksi. Selain minyak sawit, saya juga menggunakan minyak kelapa untuk menggoreng. Tepung yang saya gunakan juga menggunakan tepung mokaf tanpa vetsin [micin] atau penyedap rasa,” katanya.

Juara Krenova 2022

Teknik itu sempat diikutkan dalam Lomba Kreativitas dan Inovasi (Krenova) 2022 tingkat Kabupaten Sragen pada pertengahan Juni 2022 lalu. Tim juri mengapresiasi inovasi yang ditemukan Anik sehingga menjadi Juara I Lomba Krenova 2022 untuk kategori umum.

Advertisement

Anik juga sudah lama menjadi binaan Bank Indonesia dan pada 6-7 Juli 2022 mendatang berkesempatan meramaikan Forum G20 di Hotel Alila Solo. G20 merupakan forum kerja sama multilateral yang terdiri dari 19 negera utama dan Uni Eropa.

Selain itu, Anik sudah cukup banyak mengikuti pelatihan-pelatihan yang dibuktikan dengan sertifikat dari berbagai lembaga.

Baca Juga: Pembelian Migor Pakai PeduliLindungi, Diskumindag Sragen: Bikin Pusing

Giyanto menambahkan, dengan teknik baru, selain menghemat, waktu penggorengan pun jadi lebih singkat. “Biasanya lama penggorengan selama 30 menit. Sekarang pakai teknik baru, lama penggorengan hanya 15-20 menit kemudian dilanjutkan ke oven sampai matang,” ujar suami Anik itu.

Jamur krispi produksi pasangan Giyanto dan Anik Purwanti ini diberi nama DuCrija atau dunia crispy jamur. Produk jamur krispi itu sudah dikemas dengan kemasan yang cantik dan siap edar di minimarket modern.

Harga jualnya pun terang jangkau Rp12.000-Rp13.000 per kemasan di wilayah Sragen dan Rp15.000 per kemasan di Solo.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif