SOLOPOS.COM - Penandatanganan MoA oleh Rektor UMS, Sofyan Anif dan President Tongmyong University, Chun Ho Hwan (kacamata) dalam peringatan hari jadi ke-64 UMS di Gedung Edutorium UMS, Senin (24/10/2022). (Solopos.com/Magdalena Naviriana Putri).

Solopos.com, SUKOHARJO — Universitas Muhammadiyah Surakarta (UMS) Surakarta yang beralamat di Pabelan, Kartasura, Sukoharjo, bakal menjalin kerja sama dengan Tongmyong University. Rencananya perkuliahan perdana akan dibuka pada 2023.

Kerja sama tersebut secara resmi dituangkan dalam Memorandum of Agreement (MoA) yang ditandatangani di Gedung Edutarium KH Ahmad Dahlan, Senin (24/10/2022).

Promosi Lebaran Zaman Now, Saatnya Bagi-bagi THR Emas dari Pegadaian

President Tongmyong University, Chun Ho Hwan menyampaikan jurusan yang akan dibuka Universitas Tomyong di UMS adalah IT atau teknologi informasi dengan beberapa kompetensi seperti software dan keamanan informasi.

“Kurikulum yang akan dijalankan akan didiskusikan oleh kedua kampus yang melakukan kerja sama kemudian setelah ada kesepakatan akan ditawarkan kepada mahasiswa UMS. Perkuliahan akan dilakukan dua tahun pertama di sini [UMS] dan dua tahun berikutnya berada di Korea Selatan,” terang Chun Ho Hwan dalam wawancara bahasa inggrisnya dengan wartawan.

Chun Ho mengatakan  kurikulum apa yang akan diberikan di UMS perlu didiskusikan terlebih dahulu tapi secara mendasar, subjek-subjek program harus dapat dipraktikkan di Indonesia.

Baca juga: Keren! Mobil Listrik Mahasiswa UMS bakal Bersaing di Kompetisi Internasional

Chun Ho Hwan berharap kerja sama itu dapat menciptakan masyarakat Indonesia yang mau belajar mengenai IT. Mengingat universitas yang berada di Busan, Korea Selatan itu dianggap sangat maju dalam bidang IT juga dalam hal konduktor, perangkat lunak juga komputer.

“Korea Selatan saat ini mengalami kekurangan populasi, populasinya menurun tajam. Sehingga kami butuh tenaga kerja sehingga kami berusaha mendidik tenaga kerja dari Indonesia. Kami menginginkan mereka bekerja di Korea apabila mereka tidak mau balik lagi ke Indonesia. Itu jika mereka dapat menjalani program ini dengan baik,” jelas Chun Ho.

“Tapi bila mereka kembali ke Indoneisa maka dapat mengembangkan ilmu yang mereka dapat di Korea di Indonesia,” imbuh Chun Ho.

Sementara itu Wakil Rektor V Bidang Kerjasama dan Urusan Internasional UMS, Supriyono mengatakan kerja sama tersebut juga sebagai bentuk strategi.

Mengingat jika mahasiswa asing langsung di tarik untuk mengenyam pendidikan di Indonesia akan sulit. UMS juga telah membuka perkuliahan di Tongmyong University.

Baca juga: Gelar Wisuda Drive Thru, UMS Luluskan 1.759 Orang dari 60 Prodi

Bahkan jika ke depan akan ada banyak mahasiswa Indonesia di Korea, Tongmyong University tidak menutup kemungkinan akan menghibahkan tanah untuk  membuat asrama khusus mahasiswa Indonesia yang berada di Korea.

“Sewa asramanya itu nanti akan bisa dikelola oleh Muhammadiyah sehingga siapa yang membangun bisa memiliki [biaya sewa] itu. Sehingga dalam waktu 20 tahun investasi itu mudah-mudahan akan kembali. Jika semua dalam satu lokasi, beliau [Chun Ho Hwan] menjamin makanannya halal, culture-nya tidak akan ada pertentangan,” terang Supriyono.

Dia mengatakan pihaknya membangun kerja sama dengan Korea sejak 2017 tetapi memberikan kebebasan mahasiswanya untuk memilih ke universitas lain di Korea.

Saat ini telah ada sejumlah 40 mahasiswa UMS di Korea Selatan yang mengenyam double degree dengan pengantar Bahasa Korea.

Sementara, ke depan perkuliahan dengan Tongmyong University akan menggunakan Bahasa Inggris sebagai pengantar komunikasi. Sebab penggunaan Bahasa korea membutuhkan waktu lebih lama.

Baca juga: Mantap! UMS Sukoharjo bakal Buka Cabang di Busan Korsel, Kuliah Perdana 2023

“Pengalaman kami dengan pengantar Bahasa Korea itu, belajar Bahasa Korea sendiri butuh waktu. Sehingga S1 biasanya seharusnya 4 tahun tetapi jika di Korea menjadi lebih dari 4 tahun, minimal 5 tahun karena 1 tahunnya untuk belajar Bahasa Korea,” jelas Supriyono memaparkan kendalanya.

Dia mengatakan dosen pengajar dari Tongmyong University akan dikirimkan ke UMS, rencananya perkuliahan itu kali pertama akan dibuka pada 2023.

Sementara itu Supriyono menyampaikan menurut mahasiswa yang sudah berada di Korea kebutuhan untuk membiayai sekolah bisa di topang di sana.

Di Korea dalam satu tahun biasanya memiliki libur panjang selama 5 bulan. Hal itu dimanfaatkan mahasiswa untuk kerja paruh waktu dengan gaji mencapai 24 juta/bulan.

Baca juga: Keren! Mobil Listrik Mahasiswa UMS bakal Bersaing di Kompetisi Internasional

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya