Soloraya
Selasa, 14 Agustus 2018 - 14:00 WIB

UMS Surakarta Buka Magang ke Jepang Bergaji Rp14 Juta

Redaksi Solopos.com  /  Septina Arifiani  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

<p><strong>Solopos.com, SUKOHARJO &ndash;</strong><span>&nbsp;</span>Universitas Muhammadiyah Surakarta (<a href="http://soloraya.solopos.com/read/20180530/490/918910/ums-buka-pendaftaran-mahasiswa-baru">UMS</a>) membuka program magang ke Jepang dengan gaji bersih Rp14 juta/bulan. Untuk tahap pertama yang dikirim tenaga kesehatan terdiri keperawatan, kebidanan dan fisioterapi.</p><p>"Sebenarnya ada 55 bidang yang diminta. Untuk membuka program magang kami mengawali tenaga kesehatan dulu. Baru nanti kalau sukses mengirim yang lainnya," papar Wakil Rektor III <a href="http://soloraya.solopos.com/read/20180802/490/931650/baru-pertama-ikut-paduan-suara-ums-langsung-berjaya-di-ajang-internasional">UMS</a>, Taufik kepada wartawan di Pabelan, Kartasura, Sukoharjo, Senin (13/8/2018).</p><p>Menurut dia, program magang ke Jepang berdurasi 3 tahun. Setelah itu mereka bisa kembali sebagai tenaga profesional dengan gaji lebih besar lagi Rp27 juta/bulan jika memenuhi persyaratan.</p><p>Dia mengungkapkan untuk bisa diterima mereka harus menguasai bahasa Jepang dengan standar N3. Sebagai persiapan <a href="http://news.solopos.com/read/20180810/496/933435/puluhan-calon-perdes-sragen-kembali-geruduk-kampus-ums">UMS</a> siap mendidik selama 9 bulan sampai 12 bulan. Untuk program ini dalam satu tahun UMS ditarget bisa mengirim 1.000 orang.</p><p>Untuk mengefektifkan pembelajaran setiap kelas diisi 20 orang. &ldquo;Sekarang sudah ada 27 orang yang berminat. Mereka dicarikan sumber dana pendamping dari bank untuk membiayai kursus. Setelah bekerja di Jepang dan mendapat gaji mereka baru membayar pinjamannya.&rdquo;</p><p>Taufik menjelaskan kebutuhan Jepang untuk tenaga magang sangat besar. Karena warga Jepang yang berusia tua di sana lebih banyak dibanding yang muda.</p><p>Karena itu negara Matahari Terbit itu butuh banyak tenaga profesional tersebut. Dia mengutarakan para tenaga profesional itu nantinya akan ditempatkan di rumah sakit dan tinggal di apartemen. Mereka bukan sebagai &ldquo;TKI&rdquo; seperti yang dikonotasikan negatif seperti selama ini, tapi berstatus profesional.</p>

Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement
Kata Kunci :
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif