SOLOPOS.COM - Ilustrasi Ujian Nasional SMP (Burhan Aris Nugraha/JIBI/Solopos)

UN 2015 SMP sedang berjalan setelah UN SMA. Bagi peserta yang memperoleh nilai di bawah standar diberi kesempatan untuk memperbaiki nilai.

Solopos.com, BOYOLALI—Siswa SMP maupun SMA yang memperoleh nilai di bawah standar dalam ujian nasional (UN) tahun ini masih bisa memperbaiki nilai dengan mengikuti remidi pada tahun depan.
Sekretaris Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga (Disdikpora) Boyolali, Darmanto, menyampaikan kesempatan remidi hanya diberikan satu kali yakni satu tahun setelah pelaksanaan UN.

Promosi Pegadaian Resmikan Masjid Al Hikmah Pekanbaru Wujud Kepedulian Tempat Ibadah

“Tahun depan, pendaftaran remidi pasti akan kami buka,” kata Darmanto, saat berbincang dengan solopos.com, di sela-sela monitoring pelaksanaan UN SMP, Senin (4/5/2015).

Meskipun mulai tahun ini UN bukan satu-satunya syarat untuk menentukan kelulusan, namun siswa masih diberi kesempatan untuk memperbaiki nilai ujian yang ada dalam Surat Keterangan Hasil Ujian (SKHU).

Nilai dalam SKHU, di waktu mendatang akan sangat dibutuhkan saat siswa terjun ke dunia kerja. “Ini sama halnya mahasiswa kuliah sudah semester 9 tapi masih ingin memperbaiki nilai untuk mata kuliah di semester 3. Sepertinya sistem pendidikan di Indonesia akan diarahkan untuk learning bukan lagi schooling,” imbuh Darmanto, yang juga Ketua Panitia UN Boyolali tahun ini.

Darmanto menjelaskan meskipun siswa tersebut ingin mengikuti remidi pada tahun depan, tahun ini siswa tetap bisa melanjutkan ke jenjang pendidikan selanjutnya. Siswa SMP tetap melanjutkan ke jenjang SMA dan siswa SMA langsung melanjutkan ke bangku kuliah. Siswa juga tetap mendapatkan sertifikat kelulusan, baik SKHU maupun ijazah. “Jadi, untuk tahun depan siswa SMP yang sudah naik ke SMA, tinggal ikut ujiannya saja untuk memperbaiki nilai di SKHU.”

Darmanto menilai motivasi siswa SMP untuk memperoleh nilai terbaik dalam UN tahun ini masih sangat tinggi. Siswa memiliki orientasi untuk bisa masuk ke SMA favorit. Berbeda dengan siswa SMA, yang di antaranya justru menganggap enteng UN. “Apalagi siswa SMA yang sudah berencana tidak melanjutkan kuliah. Mau nilainya bagus atau di bawah standar, kan sama saja. Kalau motivasi siswa SMP ini jauh lebih tinggi.”

Sementara itu, Bupati Boyolali Seno Samodro dan jajaran Disdikpora Boyolali juga memantau pelaksanaan UN di SMP 2 Mojosongo dan SMP 1 Boyolali. Bupati sempat berinteraksi dengan siswa di SMP 1 Boyolali setelah ujian selesai. Bupati memastikan tidak ada siswa yang membeli atau mendapatkan bocoran kunci jawaban. “Jangan percaya bocoran kunci jawaban. Itu bohong dan menipu. Percaya pada diri sendiri saja,” kata Bupati.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya