Soloraya
Minggu, 13 April 2014 - 16:29 WIB

UN SMA 2014 : Siswa Diimbau Tak Gubris Isu Bocoran Soal

Redaksi Solopos.com  /  Rahmat Wibisono  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Ilustrasi persiapan soal Ujian Nasional 2014 di Sukoharjo (Iskandar/JIBI/Solopos)

Solopos.com, SUKOHARJO — Dinas Pendidikan (Disdik) Sukoharjo mengimbau para siswa yang Senin (14/4/2914) mulai menempuh Ujian Nasional (UN) tak terpengaruh adaya isu bocoran soal. Karena isu semacam itu dinilai rawan penyesatan terhadap siswa.

“Jangan terpancing isu bocoran soal UN berikut kunci jawabannya. Sebab hal itu justru akan menjerumuskan siswa. Lebih baik belajar sendiri dan yakin dengan materi yang sudah didapat di sekolah,” papar Kepala Bidang (Kabid) SMP/SMA/SMK Disdik Sukoharjo Dwi Atmojo Heri ketika ditemui wartawan di ruang kerjanya, Kamis (10/4/2014).

Advertisement

Menurut Heri, pihaknya mengaku telah melakukan sosialisasi ke para guru dan siswa peserta UN. Salah satunya adalah menyangkut isu adanya bocoran kunci jawaban soal. Karena itu dia berharap para siswa dan guru di sekolah tak terpancing. Karena naskah soal UN dibuat secara berlapis dengan jumlah 20 paket.

Di bagian lain, Heri menjelaskan pihaknya Jumat (11/4/2014) ini akan memberangkatkan tim ke Semarang ke tempat percetakan naskah soal ujian nasional (UN). Tim itu ditugaskan untuk melakukan verifikasi sampul serta jumlah naskah soal UN.

Rencananya, Sabtu (12/4/2014) pagi, sekitar pukul 05.00 WIB, petugas dengan pengawalan polisi yang membawa naskah soal UN tiba di Kantor Disdik Sukoharjo. Untuk menghindari berbagai kecurangan, maka tempat penyimpanan itu akan dijaga ketat polisi.

Advertisement

Menyinggung antisipasi kecurangan saat UN, kata dia, pemerintah pusat sudah membuat 20 paket naskah soal ujian berbeda. Dengan demikian, masing masing siswa dalam satu kelas yang berjumlah 20 siswa, akan mendapatkan satu paket naskah soal berbeda.

Heri mengatakan, tahun ini percetakan soal ujian dilakukan rayonisasi. Untuk Sukoharjo percetakan soal UN dilakukan di Semarang sehingga dinilai lebih praktis. “Tahun lalu percetakan disentral di Jakarta sehingga soal UN rawan terlambat sampai tujuan. Jadi kalau sekarang soal UN dicetak di Semarang kan mesinya akan lebih memudahkan pendistribusian ke daerah,” ungkap Heri.

Dia menambahkan pihaknya pada Sabtu (22/4) akan mempersiapkan guru pengawas. Karena itu mereka besok akan dikumpulkan di sekolah tempat penyelenggara UN. “Para guru pengawasan tetap dilakukan secara silang dan semua petugas sudah siap,” kata dia.

Advertisement

 

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif