SOLOPOS.COM - Udin saat menjalani perawatan di RSUD Dr Moewardi Solo, Sabtu (1/6/2013). (JIBI/SOLOPOS/Ivan Andimuhtarom)

Udin saat menjalani perawatan di RSUD Dr Moewardi Solo, Sabtu (1/6/2013). (JIBI/SOLOPOS/Ivan Andimuhtarom)

SOLO — Ada cerita menarik dibalik tewasnya dua bocah tersambar KA Malioboro Ekspress di Underpass Makamhaji, Jumat (31/5/2013) lalu. Salah satunya cerita dari Khoirudin Bashori, 11, salah satu korban tertabrak KA Malioboro Ekspress.

Promosi Selamat! Direktur Utama Pegadaian Raih Penghargaan Best 50 CEO 2024

“Le, kok ora neng tengah melu kanca-kancamu kae? [Nak, mengapa enggak ikut ke tengah ikut teman-temanmu itu?],”  kata seorang kakek yang tiba-tiba ada di dekatnya. Kakek yang tak ia kenal atau ketahui sebelumnya.

Begitulah kejadian yang diingat Khoirudin Bashori, 11, salah satu anak yang selamat setelah tertabrak KA Malioboro Ekspres tujuan Jogja di underpass Makamhaji, Kecamatan Kartasura, Sukoharjo.

“Ning kulo mboten purun tumut [Tapi saya tidak mau ikut],” cerita Udin, panggilan bocah lelaki yang kini duduk di bangku kelas V SDN 1 Pucangan, Kartasura itu saat Solopos.com menjenguknya di Bangsal Melati II, kamar nomor 8, di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Dr Moewardi Solo, Sabtu (1/6/2013) siang.

Beruntung Udin tak bersedia menuruti ajakan sang kakek misterius. Ia hanya terserempet KA Malioboro Ekspress dan mengalami patah tulang lengan kiri. Jika ia mengiyakan menyeberang ke tengah [ke timur], mungkin ia akan mengalami nasib yang sama dengan dua rekannya, Pandu Enggar Satria Wibisono, 12, dan Fais Hendriyanto, 11, yang meregang nyawa setelah tertabrak KA.

Kejadian itu begitu cepat. Orang tua udin, Nanik Lestari, 35, yang mendampingi sang putra bertutur, anaknya selamat karena ia ditarik oleh temannya, Akbar Galih Nur Irsyad, 8. Sementara itu, Akbar ditarik oleh Rios, 10 dari sebelah barat rel lajur barat underpass Makamhaji.

“Akbar juga terluka. Katanya anak saya ini berat saat ditarik. Awalnya, Udin hanya duduk pada kayu di sebelah barat rel KA. Ia sempat bercerita kepada saya dan orang-orang yang menanyainya sebelum dioperasi kalau kakek tua itu jawil dia dan mengajaknya ke tengah. Anak saya istighfar berkali-kali agar tidak ikut,” ujar Nanik.

Ia mengaku sempat linglung saat berada di lokasi kejadian, Kamis sore. Ia mengira, anak yang meninggal adalah buah hatinya. Padahal, Udin telah dilarikan ke Rumah Sakit Islam Yarsis sebelum akhirnya dirujuk ke RSUD Dr Moewardi, Solo.  Selain patah tulang lengan kiri, sang anak juga menderita luka lebam pada pelupuk mata kiri. Beberapa luka ringan juga dialami Udin pada bagian kaki kirinya.

Supriyadi, 38, pembuat batu nisan yang berdekatan dengan lokasi kecelakaan, seusai kejadian, Kamis, menceritakan, biasanya ia akan memarahi anak-anak yang bermain di lingkungan rel KA. Tetapi, kala kejadian itu, ia juga tak tahu mengapa ia hanya membiarkan aktivitas enam anak yang tengah asyik bermain itu.

Sementara itu, Kasubag Hukum dan Humas RSUD Dr Moewardi, Solo, Elysa, memastikan kondisi Udin dalam keadaan yang baik. Namun, Udin membutuhkan transfusi darah setelah operasi yang dilakukan Jumat sekitar pukul 01.00 WIB.

“Diharapkan dia bisa pulang dalam 2-3 hari ke depan. Nanti dokter akan melihat perkembangan kondisinya,” ujar dia kepada Solopos.com, Sabtu.

Simak berita menarik lainnya di : http://digital.solopos.com/file/01062013/

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya