SOLOPOS.COM - Ilustrasi nasi hangat. (Freepik)

Solopos.com, KLATEN — Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (DKPP) Pemkab Klaten menggulirkan program Kemis Ora Nyego atau setiap hari Kamis tidak mengonsumsi nasi beberapa waktu terakhir. Program itu digulirkan masih sebatas di internal pegawai DKPP Klaten.

Sebagai gantinya, sumber karbohidrat bisa memanfaatkan sumber pangan lokal seperti entik, jagung, ganyong, dan lain-lain. “Kami menyosialisasikan dulu di internal kami di DKPP. Kami awali tidak hanya saat rapat dan sebagainya, tetapi diusahakan di internal kami setiap Kamis tidak mengonsumsi nasi,” kata Widiyanti saat berbincang dengan Solopos.com, Rabu (14/6/2023).

Promosi Beli Emas Bonus Mobil, Pegadaian Serahkan Reward Mobil Brio untuk Nasabah Loyal

Widiyanti mengakui memang tidak mudah kalau belum terbiasa untuk menghindari nasi yang sudah menjadi makanan sehari-hari orang Indonesia. Namun, menurutnya hal itu perlu dilakukan sekaligus sebagai upaya edukasi bahwa sumber karbohidrat tidak hanya nasi.

Sumber karbohidrat bisa diperoleh dari bahan pangan lokal. Hal itu juga sekaligus menggerakkan produksi pangan lokal selain beras. Selain itu, program di salah satu dinas di Pemkab Klaten tersebut digulirkan untuk mendukung upaya menjaga ketahanan pangan serta menjaga produksi beras Kabupaten Bersinar tetap surplus.

Jika gerakan satu hari dalam satu pekan tidak mengonsumsi nasi dilakukan di seluruh Klaten, Widiyanti memperkirakan ketergantungan terhadap konsumsi beras bisa dikurangi hingga belasan ribu ton. Berkaca pada data Badan Pusat Statistik (BPS), konsumsi beras per kapita per pekan pada 2022 di Klaten tercatat 1,255 kg.

Artinya, per hari konsumsi rata-rata per kapita 179 gram. “Dengan angka konsumsi rata-rata per kapita itu, [jika sehari tidak makan nasi] dalam setahun bisa mengurangi konsumsi beras sebesar 9,308 kg per kapita,” jelas dia.

Jika itu dilakukan seluruh penduduk Klaten dengan data terakhir tercatat sebanyak 1.276.535 jiwa, penghematan konsumsi beras bisa mencapai 11.881 ton dalam satu tahun.

”Misalkan saja 10 persen masyarakat melaksanakan program Kemis Ora Nyego, maka bisa mengurangi konsumsi beras 1.188 ton,” tegas Widiyanti.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya