SOLOPOS.COM - Kafe nDokteran di area RSUD dr. Soehadi Prijonegoro Sragen. (Solopos.com/Tri Rahayu)

Solopos.com, SRAGEN — Di era 1980-an, begitu mendengar kata ndokteran di benak warga di Sragen yang muncul adalah  rumah sakit (RS). Istilah ndokteran itu kini tak lagi sefamiliar dulu. Namun istilah itu dimunculkan kembali menjadi nama kedai kopi kekinian yakni Kafe nDokteran.

Kafe ini merupakan satu-satunya di kompleks RSUD dr. Soehadi Prijonegoro yang menyasar segmen karyawan dan keluarga pasien. Namun, kafe ini juga terbuka bagi semua kalangan.

Promosi Beli Emas Bonus Mobil, Pegadaian Serahkan Reward Mobil Brio untuk Nasabah Loyal

Bahkan sejak dibuka untuk umum pada 2 Mei 2023 lalu, pengunjung kafe yang dikelola Koperasi Pegawai Republik Indonesia (KPRI) Waras RSUD Sragen itu banyak diserbu pengunjung, terutama dari kalangan aparatur sipil negara (ASN).

Kafe itu menempati rumah dengan arsitektur Indi dan merupakan bangunan cagar budaya. Rumah itu merupakan bekas rumah dinas dr. Soehadi Prijonegoro yang kini namanya diabadikan menjadi nama RSUD Sragen. Bangunan dan open space seluas 400 meter persegi itu didesain menjadi kafe dengan konsep museum. Terpajang berbagai alat kedokteran milik dr. Soehadi Prijonegoro dan alat kesehatan (alkes) lainnya yang dikemas dengan konsep memorabilia.

Bangunan yang dulunya terkesan angker dan beraroma mistis itu diubah dengan konsep modern dan hommy bagi pengunjung yang ingin bersantai dan ngobrol. Di bagian terbuka, disiapkan taman yang bersih dengan spot foto yang menarik bagi kawula muda. Selain itu juga ada ruang karaoke keluarga dan ruang pertemuan mini dengan fasilitas memadai dan privat.

“Uji coba kafe ini sebenarnya sejak Ramadan 2023 lalu, yakni untuk melayani makan berbuka dan sahur karyawan dan dokter. Saat berbuka bisa 180 paket makanan terjual sementara saat sahur 120 paket makanan. Awalnya hanya untuk pelayanan internal. Baru pada 2 Mei 2023 lalu ada soft launching yang dibuka untuk umum,” jelas Sartono, Ketua Pengurus KPRI Waras RSSP Sragen, saat berbincang dengan Solopos.com, Rabu (24/5/2023) siang.

Diserbu Pengunjung

Sartono menyatakan setelah dibuka umum ternyata animo masyarakat di luar ekspektasi. Untuk sif pagi saja bisa meraup omzet Rp2 juta. Animo yang cukup tinggi itu membuat Sartono harus membuka sif malam mulai Selasa (23/5/2023) lalu.

Meski baru dibuka semalam, Sartono menyatakan omzetnya bisa Rp1,8 juta, yakni mulai pukul 18.00 WIB sampai 22.00 WIB atau hanya empat jam.

kafe nDokteran RSUD dr. Soehadi Prijonegoro Sragen
Salah satu sudut di Kafe nDokteran di area RSUD dr. Soehadi Prijonegoro Sragen. (Solopos.com/Tri Rahayu)

Kafe nDokteran mempekerjakan 13 karyawan yang mayoritas anak-anak milenial dengan gaji di atas upah minimum kabupaten (UMK). Para karyawan kafe itu terbagi atas tujuh orang untuk sif pagi dan enam orang untuk sif malam. Ada lebih dari 50 jenis menu makanan dan minuman yang ditawarkan. Menu utama dan unggulan nya adalah sup iga.

“Kami mendesain kafe dengan nuansa museum tetapi masih dalam proses. Kami menyiapkan tempat untuk display yang barangnya sudah disiapkan Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Sragen. Kami juga mengumpulkan foto-foto tempo dulu sehingga menampil aspek historis dari bangunan rumah dinas ini,” kata Sartono.

Untuk mendukung konsep museum, ia menyiapkan membel retro seperti kursi sedan dan lainnya. Keberadaan kafe ini bisa menjadi fasilitas komplementer RSUD Sragen. “Namanya memang sengaja menggunakan kata ndokteran. Karena dulu kata itu identik dengan RS. Karena kafe ini berada di RS maka nama itu kami pakai. Jadi bukan hanya orang sakit yang ke RS tetapi orang lapar pun larinya ke nDokteran,” katanya.

Dia mengatakan belum melakukan promosi masif untuk menarik minat pengunjung karena masih terus menyempurnakan fasilitas. Modal yang dikeluarkan sejauh ini sudah mencapai Rp700 juta. Dia berharap modal itu bisa kembali dalam waktu lima tahun.

“Ada yang membedakan di kafe ini, yakni pengunjung dilarang merokok. Hal itu sesuai dengan Perda No. 1/2011 tentang Larangan Merokok di RS. Selain itu, kafe ini juga menyediakan jamu kekinian dan menu diet yang dikerjasamakan dengan farmasi dan instalasi gizi RSUD Sragen. Inilah yang membedakan Kafe nDokteran dengan kafe lain,” ujar Wakil Direktur RSSP Sragen, dr. Agus Sudarmanto.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya