SOLOPOS.COM - Suasana camping di kawasan Sapuangin, Desa Tegalmulyo, Kecamatan Kemalang. (Istimewa/dokumentasi pengelola wisata Sapuangin)

Solopos.com, KLATEN — Kecamatan Kemalang memiliki sejumlah keunikan dibandingkan 25 kecamatan lain di Kabupaten Klaten. Wilayah kecamatan tidak hanya terluas, tetapi juga berada di posisi tertinggi di lereng Gunung Merapi serta menjadi kecamatan tersepi.

Berdasarkan data Klaten Dalam Angka 2023 yang diterbitkan Badan Pusat Statistik (BPS), baru-baru ini, wilayah Kemalang memiliki luas 51,66 kilometer persegi (km2) yang berarti 7,88 persen dari total luas wilayah Klaten yang mencapai 655,56 km2.

Promosi Pegadaian Resmikan Masjid Al Hikmah Pekanbaru Wujud Kepedulian Tempat Ibadah

Kemalang juga menjadi kecamatan tertinggi dengan posisinya di lereng Gunung Merapi yang mencapai 335,53 meter di atas permukaan laut (mdpl). Sedangkan jarak ke ibu kota kabupaten tercatat 9,22 km yang diukur tarik lurus dari ibu kota kecamatan ke ibu kota kabupaten.

Jumlah penduduk Kecamatan Kemalang pada 2022 tercatat sebanyak 39.135 jiwa, bertambah 322 jiwa dibandingkan jumlah penduduk 2021 yang sebanyak 38.813 jiwa. Tingkat kepadatan penduduk yang hanya 650,19 jiwa/km2 menjadikan Kemalang sebagai kecamatan tersepi di Klaten.

Kepadatan penduduk pada 2022 ini bahkan turun dibandingkan data 2021 yang masih 751,32 jiwa/km2. Secara geografis, Kemalang berbatasan dengan Kabupaten Boyolali dan Taman Nasional Gunung Merapi di sisi utara.

Kemudian di sisi selatan berbatasan dengan Kecamatan Manisrenggo, sebelah timur dengan Kecamatan Karangnongko, dan sebelah barat dengan Provinsi DIY. Ada 13 desa di Kecamatan Kemalang yakni Bawukan, Panggang, Talun, Kendalsari, Keputran, Kemalang, Dompol, Tangkil, Bumiharjo, Tlogowatu, Sidorejo, Balerante, dan Tegalmulyo.

Dari 13 desa itu, paling luas adalah Balerante yang luasnya mencapai 8,31 km2, disusul Desa Sidorejo seluas 7,05 km2 sedangkan desa paling kecil yakni Talun yang luasnya 2,01 km2. Di wilayah Kecamatan Kemalang, Klaten, ada beberapa potensi yang bisa menarik wisatawan berdatangan.

Salah satunya Dukuh Girpasang di Desa Tegalmulyo, yang beberapa tahun terakhir banyak dikunjungi wisatawan setelah viral dengan gondolanya yang terbuat dari sekitar 2019 lalu. Saat ini, gondola tersebut sudah diganti dengan bahan yang lebih kuat dan aman.

Gondola baru ini menawarkan sensasi melayang 138 meter di atas jurang dengan pemandangan ke semua penjuru arah karena sisi-sisinya terbuat dari kaca transparan. Selain itu ada Pasar Kembang di Desa Keputran yang menjadi jujugan wisatawan terutama saat musim panen durian.

Di pasar ini, para pedagang durian berkumpul saat musim panen tiba hingga menjadi salah satu sentra durian. Penghasilan pedagang durian di pasar itu saat puncak musim panen bisa mencapai puluhan juta rupiah per hari.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya