Soloraya
Kamis, 10 Mei 2018 - 22:30 WIB

Union Project Solo: Produk Fashion Lokal Premium

Redaksi Solopos.com  /  Rini Yustiningsih  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

<p>Solopos.com, SOLO &mdash; Solo Youth Movement kembali menghadirkan <em>exhibiton, </em>Union Project, yang merupakan bukti berkembangnya industri kreatif pengusaha muda Indonesia di Atrium Solo Paragon Lifestyle Mall, Kamis-Minggu (10-13/5).</p><p>Union Project merupakan <em>trade mark</em> baru dari tim Hello Market Slo yang sebelumya rutin menggelar bazar <em>online shop</em>. Union Project bakal hadir dengan <em>brand</em> premium untuk mengedukasi pelaku industri kreatif Solo dan memotivasi mereka agar menciptakan<em> brand</em> berkelas. <em>Event </em>ini juga menjadi barometer bagi para pecinta <em>fashion.</em></p><p>Seorang penggagas Union Project, Widya Rosena, mengatakan pameran diikuti 36 merek pakaian dari desainer muda dan 20 stan pengusaha kuliner. <em>Brand fashion</em> yang dihadirkan mayoritas dari luar Solo. Union Project juga akan menjadi ajang perdana pameran <em>fashion</em> lokal premium ini berkenalan dengan public.</p><p>Dengan konsep <em>urban style</em>, Union Project menampilkan <em>influencer </em>ibukota yaitu Jovi Adhiguna (<em>fashion lifestyle</em>), Desta dan Natasya Rizky (Solovely), Ilham Ramadhan dan Kresna Julio (Prambors FM Jakarta), Ben Sihombing (musisi), dr.Tirta (Streetwear), Dodo Aldiano (<em>creative agency</em>), dan Wijaya Gunawan.</p><p>Penggagas Union Project lainnya, Bemby, menyampaikan festival industri kreatif di dunia <em>fashion</em> itu mematok target transaksi Rp500 juta. Namun, para pelaku industri <em>apparel </em>yang rata-rata sudah mapan dengan merek mereka itu tidak melulu berjualan, namun ingin menanamkan pendidikan kepada pengunjung festival tentang <em>entrepreneurship</em>. Mereka akan berbagi pengalaman dengan pemain industri<em> fashion</em> asal Solo bagaimana mengembangkan <em>brand </em>yang baik.</p><p>Bemby menyebut festival ini diikuti pelaku industri yang sudah profesional dibanding peserta Hello Market yang kebanyakan hanya memanfaatkan media sosial untuk berjualan. &ldquo;Ada proses kurasi yang cukup ketat sehingga peserta festival benar-benar pemain yang profesional. Kami mempertimbangkan beberapa hal seperti konsep produk yang unik, pemasaran dan promosi yang profesional, pemanfaatan sosial media yang baik, serta keunikan lain dari produk dan <em>brand</em> terkait.<strong><em><br /></em></strong></p><p>&nbsp;</p><p>&nbsp;</p><p>&nbsp;</p>

Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement
Kata Kunci :
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif