Solopos.com, SOLO–Sebagian halaman kampus Universitas Slamet Riyadi (Unisri) Solo terdampak proyek penataan dan pembangunan underpass Joglo. Yayasan Perguruan Tinggi Slamet Riyadi menerima uang ganti rugi senilai Rp3,4 miliar.
Buku tabungan pembayaran ganti rugi secara simbolis diserahkan oleh Wakil Wali Kota Solo, Teguh Prakosa kepada Ketua Yayasan Perguruan Tinggi Slamet Riyadi, Nuroso Bambang Wasisto Utomo.
Lokasi kampus Unisri Solo terletak di sisi selatan simpang Joglo sehingga terdampak penataan dan pembangunan underpass Joglo.
Ketua Yayasan Perguruan Tinggi Slamet Riyadi, Nuroso Bambang Wasisto Utomo mengatakan ada dua bidang tanah milik yayasan yang terdampak proyek pembangunan underpass Joglo.
Ketua Yayasan Perguruan Tinggi Slamet Riyadi, Nuroso Bambang Wasisto Utomo mengatakan ada dua bidang tanah milik yayasan yang terdampak proyek pembangunan underpass Joglo.
Lokasi lahan tepat di pinggir Jalan Sumpah Pemuda. “Jadi ada dua sertifikat tanah yang terkena proyek pembangunan underpass Joglo,” kata dia saat berbincang dengan Solopos.com di Pendapa Kelurahan Joglo, Kamis (7/9/2023).
Nilai tanah yang ditaksir tim appraisal senilai kurang lebih Rp13,5 juta per meter persegi. Ada ada bangunan pemadam kebakaran (damkar) dan wall climbing di area kampus yang terdampak proyek tersebut.
Ditanya soal aktivitas perkuliahan, Tomi, sapaan akrab Nuroso menyampaikan bangunan induk kampus tidak terkena proyek pembangunan underpass Joglo. Sehingga, aktivitas perkuliahan di area kampus sama sekali tidak terganggu.
“Hanya halaman kampus bukan bangunan induk sehingga tidak mengganggu aktivitas perkuliahan mahasiswa,” papar dia.
Sementara itu, Wakil Wali Kota Solo, Teguh Prakosa mengatakan proses pengadaan lahan proyek pembangunan underpass Joglo dilakukan secara bertahap.
Tim pengadaan lahan telah membebaskan lahan dan bangunan milik warga di wilayah Kecamatan Banjarsari. Teguh mengapresiasi sikap warga yang mendukung program-program pemerintah khususnya infrastruktur dan lalu lintas.
“Masyarakat bisa melihat sendiri bagaimana kepadatan dan kemacetan lalu lintas di simpang tujuh Joglo. Baik pagi hari sampai malam hari. Jika ada elevated rail dan underpass Joglo maka permasalahan itu tuntas,” ujar dia.