SOLOPOS.COM - Ilustrasi jalan lingkar (ring road). (Freepik)

Solopos.com, SRAGEN—Pemkab Sragen mengonsep Kecamatan Gemolong dikonsep menjadi Kota Sragen II. Hadirnya kampus negeri Politeknik Pariwisata (Poltekpar) yang mulai dibangun 2023 diproyeksikan memicu pertumbuhan ekonomi di Gemolong yang mendukung terwujudnya kota baru.

Berangkat dari situ, wacana pembangunan jalan lingkar Gemolong digulirkan sebagai solusi atas potensi kemacetan di simpang empat Gemolong. Wacana itu sempat diungkapkan Wakil Bupati (Wabup) Sragen, Suroto, yang berasal dari Gemolong.

Promosi Pegadaian Buka Lowongan Pekerjaan Khusus IT, Cek Kualifikasinya

Saat berbincang dengan politikus Partai Demokrat Sragen dan wartawan di rumah dinas (rumdin), Rabu (11/1/2023), Suroto melontarkan jalan lingkar itu akan dimulai dari Doyong sampai Nganti hingga tembus ke Peleman. Kemudian menyambung ke Jatibatur hingga tembus ke Brangkal dan Warung Ayu.

“Realisasi jalan lingkar itu tinggal menunggu keberanian Bupati. Sebenarnya pemerintah mulai hadir di Gemolong sejak Pak Untung Wiyono [Bupati Sragen periode 2001-2011] dengan mendirikan SBBS [Sragen Bilingual Boarding School] tetapi tidak berlanjut. Setelah itu baru di pemerintahan ini ada factory sharing yang dibangun di Gemolong untuk mengangkat perekonomian,” jelas Wabup.

Dia menerangkan rencana pendirian Poltekpar di Gemolong juga menjadi pemicu pertumbuhan ekonomi di Gemolong. Tanah-tanah di sana saat ini masih murah. Suroto menyarankan kepada pengembang perumahan bisa berinvestasi di Gemolong. Ia pernah menginisiasi munculnya perumahan di Gemolong pada 1990-an yang sekarang dikenal dengan nama Perumahan Ngembat Asri.

Suroto yang pernah menjabat kepala desa dua periode melihat geliat ekonomi di Gemolong saat ini tumbuh. Aktivitas ekonomi, seperti kuliner di kecamatan ini berjalan selama 24 jam. Dia ingat pernah ada wacana pembangunan flyover di Gemolong, tetapi ditolak warga setempat. Ia pun mengusulkan lebih baik jalan kereta api (KA)-nya yang dibuat layang.

Estimasi Pembangunan Jalan Lingkar

Kabid Pertanahan dan Tata Ruang Dinas Perumahan Rakyat Kawasan Permukiman Pertanahan dan Tata Ruang (Disperkimtaru) Sragen, Yunika Purwaningrum, membenarkan sempat ada wacana flyover di perempatan Gemolong untuk mengantisipasi kemacetan. Tetapi wacana itu tidak didukung masyarakat yang takut usaha mereka di dekat flyover jadi mati.

Jika rel KA-nya yang dibuat layang, menurutnya, prosesnya lebih sulit karena harus meminta izin ke PT KAI. “Saat ini kami sedang proses usulan Peraturan Bupati tentang Rencana Detail Tata Ruang (RDTR) Gemolong. Jadi bentuknya masih konsep. Kami masih mengupayakan persetujuan subtansi atau persub dari Menteri Agraria dan Tata Ruang (ATR)/BPN sebelum pengesahan perbup,” jelasnya saat dihubungi Solopos.com, Kamis (12/1/2023).

Yunika menjelaskan konsep jalan lingkar itu mulai dari sisi timur, yakni Warung Ayu sampai dengan Desa Doyong, Kecamatan Miri. Dia merencanakan jalur lingkar itu diusulkan menjadi jalan kewenangan Provinsi Jawa Tengah.

“Dalam konsep RDTR, kami menyebutnya jalan lingkar perkotaan Gemolong. Rencana pembangunan pada lima tahun kedua sampai selesai tahun perencana. Jika perbup disahkan 2023, maka pembangunan dimulai 2028 dan berakhir di 2043,” jelasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya