SOLOPOS.COM - Para ibu-ibu bersama Bupati Sragen, Kusdinar Untung Yuni Sukowati (kanan) membungkus nasi untuk kebutuhan logistik 1.650 jiwa yang terdampak banjir di Patihan, Sidoharjo, Sragen, Jumat (3/3/2023). (Solopos.com/Tri Rahayu)

Solopos.com, SRAGEN — Jumlah rumah yang terendam banjir luapan Bengawan Solo bertambah menjadi 274 unit dengan jumlah warga yang terdampak mencapai 3.614 keluarga atau 10.563 jiwa hingga, Jumat (3/3/2023).

Dampak banjir tersebut terjadi di delapan kecamatan, yakni Kecamatan Masaran, Plupuh, Sidoharjo, Tanon, Sragen Kota, Sukodono, Sambungmacan, dan Ngrampal.

Promosi Pegadaian Buka Lowongan Pekerjaan Khusus IT, Cek Kualifikasinya

Bupati Sragen, Kusdinar Untung Yuni Sukowati, bersama pejabat dan Badan Penanggulangan Bencana Darerah (BPBD) Sragen mengecek lokasi banjir di Desa Patihan, Kecamatan Sidoharjo, Sragen, pada Jumat pagi. Banjir luapan Bengawan Solo tersebut terjadi pada Rabu (1/3/2023) pukul 13.00 WIB hingga Jumat belum surut.

Yuni, sapaan akrab Bupati, meninjau dapur umum di rumah Kades Patihan, Tri Mulyono di Dukuh Patihan RT 021, Kecamatan Sidoharjo, Sragen. Yuni berkomunikasi dengan para emak-emak yang menyiapkan nasi bungkus untuk 1.650 jiwa korban banjir yang terisolasi di wikayah Kebayanan Ngepung.

“Terima kasih ibu-ibu yang sudah menyiapkan nasi bungkus. Yang punya uang bisa beli beras, yang tidak punya uang bisa iuran tenaga. Semua gotong-royong. Ini ada bantuan beras, minyak, dan mi. Saya juga bawa 250 bungkus nasi yang nanti saya serahkan langsung ke warga,” katanya.

Bupati mendatangi lokasi banjir dengan menaiki truk milik Polres Sragen yang biass digunakan untuk antar-jemput anak sekolah selama banjir.

Kades Patihan, Tri Mulyono, menyebut ada 1.650 jiwa yang terdampak banjir di Kebayanan III Ngepung. Dia mengatakan mereka bertahan di rumah masing-masing karena akses jalan tak bisa dilewati. Dia menerangkan ketinggian air mencapai 1 meter.

“Pengiriman basi bungkus dilakukan dengan menggunakan perahu dan mobil polisi yang tinggi,” ujarnya.

Kepala Pelaksana BPBD Sragen, Agus Cahyono, saat ditermui Solopos.com, Jumat, mengatakan banjir tersebut terjadi di delapan kecamatan, tepatnya di 16 desa dengan jumlah rumah yang terendam hingga Jumat pagi sebanyak 274 rumah dan warga yang terdampak sebanyak 3.614 keluarga dan 10.563 jiwa.

Agus mengatakan banjir di Pringanom, Masaran, ada 12 keluarga/43 jiwa yang terdampak. Di sana sempat ada perempuan hamil yang dievakuasi ke RSUD Sragen.

“Banjir di Plupuh terjadi di Desa Gedongan, Karanganyar, Dari, dan Gentan Banaran. Di Gedongan ada 42 rumah yang terendam air. Warga yang terdampak terbanyak di Gedongan sebanyak 400 keluarga atau 1.200 jiwa,” ujarnya.

Di wilayah Kecamatan Sidoharjo, sebut Agus, banjir terjadi di Desa Pandak dengan 756 keluarga atau 2.015 jiwa yang terdampak; banjir di Desa Sribit menyebar di Dukuh Tambak, Sembukan, Newung, Cermo, dan Sribit; Desa Patihan dengan enam rumah tergenang dengan warga yang terdampak mencapai 500-an keluarga.

Banjir di Kecamatan Tanon terjadi di Desa Kecik dengan warga terdampak 1.153 keluarga atau 3.532 jiwa. Selain itu juga di Desa Padas ada 50 rumah tergenang air debgan 75 keluarga terdampak.

Lalu di Desa Gawan ada 13 rumah tergenang air debgan 13 keluarga yang terdampak. Kemudian Desa Pengkol Tanon ada 35 unit rumah yang tergenang dengan 172 keluarga dnlan tiga keluarga di antaranya mengungsi.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya