SOLOPOS.COM - Kepala Dinas Pengelolaan Pasar (DPP) Subagyo melakukan pengecekan bangunan pusat kuliner malam Gladak Langen Bogan (Galabo) di Jalan Mayor Sunaryo Solo, Senin (7/1/2013). (Burhan Aris Nugraha/JIBI/Solopos)

Kepala Dinas Pengelolaan Pasar (DPP) Subagyo melakukan pengecekan bangunan pusat kuliner malam Gladak Langen Bogan (Galabo) di Jalan Mayor Sunaryo Solo, Senin (7/1/2013). (Burhan Aris Nugraha/JIBI/SOLOPOS)

SOLO — Kritikan dari anggota DPRD Kota Solo dan Walikota Solo tentang kerusakan proyek pembangunan Gladak Langen Bogan (Galabo) membuat Unit Pelaksana Teknis Daerah (UPTD) Kawasan Kuliner Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) turun langsung ke Galabo, Jl Mayor Sunaryo, Pasar Kliwon, Senin (7/1/2013) siang. Kedatangan UPTD Kawasan Kuliner didampingi tim dari Dinas Pengelolaan Pasar (DPP) Kota Solo.

Promosi Lebaran Zaman Now, Saatnya Bagi-bagi THR Emas dari Pegadaian

Pedagang kaki lima (PKL) yang mengetahui kedatangan UPTD Kuliner sengaja memanfaatkan momen tersebut untuk mengeluarkan keluh kesah yang membuncah dalam pikiran. Keluhan pedagang antara lain kerusakan pada kran, keramik rusak, penempatan gerobak, air hujan masuk ke selter saat hujan turun hingga mampetnya drainase sepanjang selter Galabo yang menyebabkan banjir.

Sembari mendengarkan keluhan pedagang, tim dari DPP dan UPTD Kuliner mengecek satu persatu selter dari sisi timur hingga barat. Sebagian PKL yang sedang melayani pembeli terpaksa menghentikan aktivitasnya untuk mengeluarkan unek-uneknya.

“Kran air di sini juga tidak ada. Kami kesulitan memeroleh air,” ujar salah satu pedagang sembari menunjukkan kran air yang tidak terpasang.

Kebanyakan keluhan pedagang mengarah pada ketidaknyaman berjualan saat musim hujan. Sebab, sliding kanopi yang terpasang seolah tidak berfungsi lantaran air hujan tetap bisa masuk ke tempat dagangan. “Bagaimana kami akan berjualan dengan nyaman kalau lokasinya trocoh,” ujar sekretaris Paguyuban PKL Beteng Utara, Suratno, yang turut mengecek selter.

Pedagang lainnya, Siska, menghendaki gerobak bagi PKL tetap ditaruh di depan selter. Dia bersikukuh tidak ada pemindahan gerobak kuning (untuk PKL siang) dengan alasan lokasi selter sudah ada gerobak putih (untuk pedagang kuliner malam).

“Mengenai tanah yang akan disewa sampai saat ini tidak ada kejelasan. Kami sebenarnya tidak mau ngurusi banyak soal pembangunan proyek ini, karena masalah pembangunan Galabo sepertinya dikhususkan untuk pedagang kuliner malam hari. Buktinya dari awal kami tidak pernah dilibatkan dalam konsep pembangunan sampai pengelolaan manajemen satu atap. Keinginan PKL hanya satu, tidak mau hak-haknya dirampas,” papar Siska diamini pedagang lainnya, Toni.

Menanggapi keluhan pedagang, Kepala DPP Kota Solo, Subagyo, mengatakan akan membahas keluhan dan usulan dari para pedagang.

“Semua keluhan itu ditampung untuk kita cari jalan solusinya. Tentu akan kita kaji lagi apa saja yang menjadi keinginan pedagang. Dalam waktu dekat, kami akan panggil pedagang dalam sebuah pertemuan untuk membahas permasalahan ini,” papar Subagyo.

Dalam kesempatan itu, Kepala UPTD Kawasan Kuliner, Agus Sisworiyanto, mengakui terdapat kerusakan dan kekurangan pada bangunan Galabo. Kendati demikian, dirinya telah memanggil pengelola proyek untuk membenahi sejumlah kerusakan dan kekurangan fisik bangunan Galabo.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya