SOLOPOS.COM - Kondisi urban forest di Pucangsawit. Foto diambil Sabtu (26/1/2013). (JIBI/SOLOPOS/Burhan Aris Nugraha)

Kondisi urban forest di Pucangsawit. Foto diambil Sabtu (26/1/2013). (JIBI/SOLOPOS/Burhan Aris Nugraha)

SOLO — Urban forest yang dibuat di bantaran Sungai Bengawan Solo dinilai menjadi proyek mubazir. Hal tersebut merujuk rusaknya tiga urban forest yang ada akibat diterjang banjir, belum lama. Kondisi tersebut akhirnya memaksa Pemkot berpikir ulang mengenai rencana penambahan urban forest tahun ini.

Promosi Pegadaian Buka Lowongan Pekerjaan Khusus IT, Cek Kualifikasinya

Sekretaris Daerah (Sekda) Solo, Budi Suharto, saat ditemui wartawan di Balaikota, Senin (28/1/2013), mengaku bakal mengkaji ulang pembuatan urban forest IV di kawasan Putat, Jebres. Pihaknya tak ingin hutan kota baru tersebut bernasib sama dengan tiga pendahulunya.

“Ini menjadi pembelajaran berharga bagi pemerintah untuk merencanakan pemanfaatan bantaran sungai,” ujarnya.

Sebagaimana diketahui, tiga lokasi urban forest di sepanjang garis sempadan sungai di Pucangsawit saat ini berkondisi memprihatinkan. Urban forest seluas 1.500 meter persegi hingga 3.500 meter persegi itu tertutup lumpur akibat terjangan hujan. Sejumlah fasilitas olahraga dan permainan anak pun tak bisa digunakan. Belum ada upaya pemulihan mengingat wilayah tersebut berpotensi diterjang banjir susulan.

Pihaknya mengakui penataan garis sempadan sungai melalui pembuatan taman tak lagi efektif. Menurutnya, bantaran sungai memang seharusnya berupa tanah lapang tanpa aktivitas di dalamnya. Meski demikian, Sekda tidak menyangka banjir bakal meluluhlantakkan hutan kota seperti sekarang. Selain fasilitas urban forest, pepohonan berbatang keras diketahui hanyut terbawa banjir.

Lebih lanjut, Budi berpendapat konsep urban forest IV harus berbeda dengan yang sebelumnya. Hutan kota yang diplot seluas 5.000 meter persegi itu, menurutnya, tak harus dijadikan sebuah taman.

Kabid Pengendalian Kerusakan Lingkungan Hidup (PKLH) Badan Lingkungan Hidup (BLH) Solo, Luluk Nurhayati, menyebut konsep taman di urban forest 4 potensial diubah. Pihaknya tak menginginkan pengadaan aset sejenis menjadi muspra.

Luluk memerinci, urban forest I menelan biaya Rp290 juta, sementara urban forest II dan III mereguk dana masing-masing Rp260 juta.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya