SOLOPOS.COM - Sumini, 96, warga Ngablak, Gladagsari, Boyolali, menjadi calon haji (calhaj) tertua dari Kabupaten Susu mengikuti bimbingan manasik haji di Gedung IPHI Boyolali, Selasa (9/5/2023). (Solopos/Ni’matul Faizah)

Solopos.com, BOYOLALI — Sumini yang berusia 96 tahun atau hampir seabad menjadi calon haji atau calhaj tertua asal Boyolali yang akan berangkat ke Tanah Suci pada tahun ini. Meski sudah berusia lanjut, penjual jamu asal Ngablak, Gladagsari, Boyolali, itu masih tampak sehat dan bugar.

Ia bisa melakukan aktivitas seperti orang yang jauh lebih muda, masih bisa berjalan tanpa bantuan tongkat atau pun kursi roda. Sumini juga tak terlihat kesulitan saat memakan kudapan yang disajikan dalam acara bimbingan manasik haji reguler tingkat kabupaten di Gedung Ikatan Persaudaraan Haji Indonesia (IPHI) Boyolali, Selasa (9/5/2023).

Promosi Pegadaian Buka Lowongan Pekerjaan Khusus IT, Cek Kualifikasinya

Ia sempat dipanggil untuk berdiri oleh petugas Kementerian Agama (Kemenag) Boyolali untuk diperkenalkan sebagai calhaj tertua kepada ratusan calhaj lain yang hadir dalam acara tersebut.

Sumini masuk dalam kuota haji prioritas lansia. Masa tunggunya relatif cepat dibandingkan para calhaj reguler yang harus menunggu bertahun-tahun untuk berangkat. Calhaj tertua asal Boyolali yang didaftarkan oleh anak-anaknya pada 2017 itu hanya menunggu enam tahun untuk dipanggil berangkat ke Tanah Suci pada 2023 ini.

Diwawancarai wartawan seusai acara, Sumini mengaku sangat senang karena belum terlalu lama mendaftar tetapi sudah dipanggil untuk berhaji. Mengenai persiapannya, ia mengatakan selama ini selalu berusaha menjaga kesehatan dan kebugaran.

Setiap hari selepas Salat Subuh, ia rutin jalan-jalan pagi keliling kampung. Selain itu, kunci yang tak kalah penting agar terus sehat dan bugar adalah selalu merasa bahagia. Salah satu sumber kebahagiaan Sumini adalah keberadaan 12 cucu dan 14 buyut dari ketujuh anaknya.

Hal itu dikonfirmasi oleh anak keempat Sumini, Sriyana, 50, yang mengantarkan sang ibu mengikuti acara bimbingan manasik haji di Gedung IPHI Boyolali. Ia menjelaskan ibunya yang menjadi calhaj tertua asal Boyolali itu memang masih segar dan bugar karena rutin jalan kaki sejauh 1 kilometer setiap habis Salat Subuh.

Tak hanya itu, Sriyana menceritakan ibunya juga sehari-hari masih aktif membuat jamu tradisional lalu menjualnya ke pabrik-pabrik dalam bentuk bubuk kering. Sriyana turut membantu ibunya menjual jamu.

“Namun selama persiapan haji ini saya minta untuk tidak jualan karena takut terlalu capai untuk persiapan haji,” jelasnya. Sriyana mengatakan ibunya akan berangkat sendiri ke Tanah Suci tanpa didampingi anak atau kerabat lainnya.

“Enggak boleh didampingi, berangkat sendiri. Jadi enggak ada yang nemenin, temannya Allah. Mudah-mudahan bisa menjadi haji yang mabrur, di sana sehat, dan ibadahnya lancar,” jelas Sriyana.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya