SOLOPOS.COM - Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Solo, Nico Agus Putranto. (Solopos.com/Wahyu Prakoso)

Solopos.com, SOLO — Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Solo mengusulkan kepada Wali Kota Gibran Rakabuming Raka agar ditetapkan status darurat bencana banjir Kota Solo. Hal itu sesuai dengan hasil rapat koordinasi lintas sektor terkait banjir di Balai Kota Solo, Jumat (17/2/2023) sore.

Rapat dihadiri Kepala Pelaksana BPBD Solo, Nico Agus Putranto; Asisten Perekonomian dan Pembangunan Setda Solo, Gatot Sutanto; lurah dan camat terdampak banjir; serta Balai Besar Wilayah Sungai Bengawan Solo  (BBWSBS).

Promosi Pegadaian Buka Lowongan Pekerjaan Khusus IT, Cek Kualifikasinya

“Ini kalau saya seharusnya sudah masuk tanggap darurat. Untuk menetapkan, kami melakukan koordinasi apakah ini [darurat bencana banjir] benar-benar memang harus ditetapkan ,” kata dia.

Nico mengatakan biasanya status darurat banjir hanya berlangsung tiga hari. Namun karena kondisi yang belum menunjukkan adanya penurunan potensi, Nico berencana menetapkan status darurat bencana hingga tujuh hari.

Masih ada ancaman ini terlihat dari kondisi tinggi muka air (TMA) Bengawan Solo yang turun, namun masih siaga merah hingga Jumat sore.

Menurut Nico, apabila Wali Kota Solo setuju, status keadaan darurat benca banjir bisa ditetapkan Jumat ini. Dengan penetapan status darurat bencana banjir, maka pengunaan dana daerah untuk penanganan bencana jadi lebih fleksibel.

“Dimungkinkan untuk perekrutan tenaga dan lain-lain yang butuh biaya,” ungkapnya.

Nico mengatakan kondisi menyebut banjir yang melanda Kota Solo, Kamis (16/2/2023) hampir sama dengan banjir pada 2007. Jumlah warga yang terdampak cukup banyak di 16 kelurahan di empat kecamatan Kota Solo.

Analisis Balai Besar Wilayah Sungai Bengawan Solo  (BBWSBS) banjir di Kota Solo tidak didominasi air dari pembukaan pintu spillway atau limpasan air Waduk Gajah Mungkur atau WGM Wonogiri.

Namun, terjadi karena hujan lebat yang merata di wilayah Soloraya khususnya Wonogiri, Klaten, Sukoharjo, dan Boyolali, Kamis, yang membuat banyak sungai meluap.

Nico mencontohkan wilayah di Solo yang terdampak banjir akibat luapan sungai yang alirannya mengarah ke Bengawan Solo antara lain Kelurahan Bumi dan Kelurahan Joyotakan. Sementara wilayah yang jarang banjir namun kali ini ikut kebanjiran antara lain sejumlah wilayah di Kecamatan Jebres.

Dia mengatakan jumlah warga yang terdampak banjir sebanyak 21.846 jiwa di 16 kelurahan di empat kecamatan Kota Solo. Sekitar 4.400 orang mengungsi. Ada sejumlah pengungsi yang telah pulang membersihkan rumahnya.

“Kewajiban pemerintah menyiapkan kebutuhan dasar. Ada beberapa wilayah  pengungsi membuka dapur umum di masing-masing kelurahan. Tagana [Taruna Siaga Bencana] membangun dapur umum di Jagalan untuk mencukupi kebutuhan makan wilayah yang tak memadai dibangun dapur umum,” jelasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya