SOLOPOS.COM - SDN di Tlogowatu, Kemalang, yang menjadi lokasi kampus 2 atau kelas jauh SMAN 1 Karangnongko, Klaten. Foto diambil Senin (17/7/2023). (Solopos/Taufiq Sidik Prakoso)

Solopos.com, KLATEN — Pemerintah Provinsi Jateng disebut telah menyiapkan anggaran untuk pembangunan gedung SMA negeri baru di wilayah Kecamatan Kemalang di lereng Gunung Merapi Kabupaten Klaten. Namun, pembangunan sekolah itu terkendala lahan.

Bupati Klaten, Sri Mulyani, menjelaskan SMA/SMK menjadi kewenangan provinsi dan usulan pendirian SMA/SMK di Kemalang terus dikoordinasikan antara Pemkab Klaten dengan Pemprov.

Promosi Pegadaian Resmikan Masjid Al Hikmah Pekanbaru Wujud Kepedulian Tempat Ibadah

“Provinsi sudah mengalokasikan anggaran hanya memang lahannya belum. Ini sedang komunikasi dengan provinsi semoga segera terwujud pembangunan SMA di Kemalang,” kata Mulyani saat ditemui wartawan di pembukaan Karya Bhakti Mandiri Klaten Bersinar di Desa Banyuaeng, Kecamatan Karangnongko, Selasa (18/7/2023).

Mulyani menjelaskan penentuan lokasi untuk pendirian SMA negeri di wilayah Kemalang, Klaten, perlu perhatian khusus. Hal itu karena ada daerah-daerah di Kemalang yang masuk kawasan rawan bencana (KRB) erupsi Gunung Merapi.

“Cari lokasi yang paling strategis karena kalau terlalu ke atas itu kan daerah KRB. Itu yang menjadi perhatian penting untuk memilih lokasinya. Kami siap [mencari lokasi lahan untuk pendirian SMA di Kemalang]. Tetapi anggarannya provinsi,” jelas dia.

Sebelumnya, usulan pendirian SMA/SMK di Kecamatan Kemalang disampaikan ke Gubernur Jawa Tengah (Jateng), Ganjar Pranowo, saat digelar Musyawarah Perencanaan Pembangunan Wilayah (Musrenbangwil) Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) 2024 yang diikuti bupati/wakil bupati se-Soloraya di Kabupaten Sragen, Senin (13/3/2023).

Dalam pokok-pokok pembangunan daerah Kabupaten Klaten 2024 disebutkan masih banyak calon peserta didik baru jenjang SMA/SMK dari wilayah Kecamatan Kemalang dan Karangnongko yang belum tertampung di kelas reguler maupun kelas jauh SMA negeri terdekat yakni SMAN 1 Karangnongko karena daya tampung terbatas.

Karenanya perlu penambahan SMA atau SMK negeri di wilayah Kemalang, Klaten. Usulan itu menjadi salah satu usulan Pemkab Klaten yang bersifat sektoral di Musrenbangwil Provinsi Jateng di Soloraya. Usulan direspons baik oleh Gubernur dan sudah mulai koordinasi teknis.

Tanah Kas Desa Tak Bisa Dipakai

Kepala Desa Tlogowatu, Suprat Widoyo, mengatakan keinginan agar segera ada sekolah tingkat SMA sudah sejak puluhan tahun lalu. “Sudah sejak dulu ada keinginan itu. Baru ada titik-titik mau realisasi,” kata Suprat.

Sekolah tingkat SMA/SMK terdekat dengan wilayah Kecamatan Kemalang yakni SMAN 1 Karangnongko. Lantaran terbentur jarak pada zonasi serta kuota terbatas, tak sedikit anak asal Kecamatan Kemalang termasuk Desa Tlogowatu tidak bisa diterima di SMAN tersebut.

Hingga muncul inisiatif untuk mengusulkan ada kelas jauh SMAN 1 Karangnongko di wilayah Kemalang sembari mengusulkan pembangunan SMA negeri di wilayah kecamatan lereng Gunung Merapi, Klaten, tersebut. Inisiatif membuat kelas jauh itu mendapatkan restu.

Dua ruangan di SDN 1 Tlogowatu dimanfaatkan sebagai kelas jauh dan menjadi kampus 2 SMAN 1 Karangnongko sejak 2021. Para siswa di kelas jauh itu berasal dari wilayah Kecamatan Kemalang dan Kecamatan Tamansari, Kabupaten Boyolali yang berbatasan dengan Klaten.

Sementara usulan agar segera ada SMA/SMK di Kemalang terus disampaikan. Suprat menjelaskan pada kegiatan Musrenbang tingkat kecamatan, aspirasi pendirian SMA/SMK di Kemalang sudah kerap diusulkan. “Kemudian dibawa ke Musrenbang kabupaten dan sudah dibawa ke provinsi,” kata Suprat.

Dia membenarkan Pemerintah Desa (Pemdes) Tlogowatu sebelumnya sudah menyiapkan tanah kas desa jika pembangunan SMA di Kemalang segera terealisasi. Hanya, tanah kas desa tak bisa digunakan untuk pendirian sekolah lantaran terbentur regulasi. “Tetapi tempatnya harus cari lagi karena tanah kas desa tidak bisa dihibahkan,” jelas Suprat.

Suprat mengatakan selain di SMAN 1 Karangnongko, lulusan SMP asal Tlogowatu selama ini melanjutkan pendidikan di SMA/SMK swasta di Kecamatan Jatinom, kota Klaten, Sleman (DIY), maupun Boyolali. Tentu saja jaraknya lebih jauh ketimbang jarak rumah dengan SMAN 1 Karangnongko.

Banyak Lulusan SMP Tak Lanjut ke SMA

Dengan jarak yang lebih jauh dan melanjutkan pendidikan di sekolah swasta, ongkos untuk sekolah menjadi berlipat. Tak sedikit dari lulusan SMP di wilayah Tlogowatu yang akhirnya tidak melanjutkan pendidikan ke jenjang SMA/SMK lantaran terbentur biaya.

“Banyak yang minat sekolah pupus karena jauh dan biaya tinggi. Untuk wilayah Tlogowatu itu ada puluhan. Memang di sini kalau mau untuk sekolah biaya dobel. Biaya operasional harian [untuk sekolah] juga tinggi. Harapannya segera ada sekolah yang dekat sehingga anak-anak tetap bisa mendapatkan hak melanjutkan pendidikan dan biaya lebih ringan,” jelas dia.

Kepala Cabang Dinas Pendidikan wilayah V Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Jawa Tengah, Sadimin, mengatakan kampus 2 SMAN 1 Karangnongko di Tlogowatu sudah ada sejak beberapa tahun lalu. Kampus 2 itu untuk pemerataan pelayanan akses pendidikan.

“Di Kemalang, belum ada sekolah [SMA/SMK] sementara setiap tahun lulusannya [lulusan SMP sederajat] 300-350 anak. Supaya anak-anak tetap sekolah maka didekatkan, dibuatkan kelas jauh. Harapannya kelas jauh menjadi embrio sekolah baru di Kecamatan Kemalang,” kata Sadimin.

Mengenai guru yang mengajar kelas jauh, Sadimin menjelaskan berasal dari guru SMAN Karangnongko. Artinya, selain mengajar di sekolah utama yang berada di wilayah Desa Somokaton, Kecamatan Karangnongko, sebagian guru mengajar di kampus 2.

Jarak SMAN Karangnongko dengan kampus 2 sekitar 10 km hingga 12 km. “Gurunya naik-turun. Kasihan juga gurunya,” jelas dia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya