Soloraya
Minggu, 4 Februari 2024 - 22:22 WIB

UTP Inisiasi Pendidikan Politik Lewat Nobar dan Diskusi Debat Capres

Afifa Enggar Wulandari  /  Ahmad Mufid Aryono  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - WR II UTP Teguh Santosa, Rektor UTP Winarti dan WR III UTP Nuruddin Priya Budi S (dari kiri ke kanan) dalam acara Diskusi dan Nobar Debat Capres di Hall Kampus 1 UTP, Minggu (4/2/2024) malam. (Solopos.com/Afifa Enggar Wulandari)

Solopos.com, SOLOUniversitas Tunas Pembangunan (UTP) Solo menggelar Diskusi dan Nonton Bareng Debat Calon Presiden, di Hall Kampus 1 UTP, Minggu (4/2/2024) malam.

Forum diskusi bersama civitas academica, mahasiswa, dan masyarakat tersebut berangkat dari keinginan dan bentuk tanggung jawab UTP sebagai institusi perguruan tinggi untuk memberikan pendidikan politik dan demokrasi bagi masyarakat. Sebab itu, UTP memberi tajuk Pendidikan Demokrasi melalui Nobar Debat Capres.

Advertisement

Tema debat meliputi Kesejahteraan Sosial, Kebudayaan, Pendidikan, Teknologi Informasi, Kesehatan, Ketenagakerjaan, Sumber Daya Manusia, dan Inklusi menjadi tema-tema yang paling dekat dengan perguruan tinggi. Untuk itu UTP memandang momen debat terakhir capres menjadi waktu yang tepat.

Rektor UTP, Winarti, menjadi pembicara kunci diskusi didampingi WR II UTP Teguh Santosa dan WR III Nuruddin Priya Budi S.

Advertisement

Rektor UTP, Winarti, menjadi pembicara kunci diskusi didampingi WR II UTP Teguh Santosa dan WR III Nuruddin Priya Budi S.

Sebab pemuda mendominasi setengah dari total pemilih dalam Pemilu 2024, Rektor UTP Winarti menilai mereka memegang peranan penting dalam penentuan arah bangsa Indonesia.

Mahasiswa dan masyarakat secara umum diharapkan mampu mempertimbangkan kapasitas dan gagasan calon presiden dalam memilih. Winarti yakin mahasiswa punya kepekaan dan bekal ilmu pengetahuan untuk memilih secara cerdas.

Advertisement

UTP menjadi perguruan tinggi inisiator yang menggelar diskusi dan nobar. Forum santai namun mengedepankan dialog ini menjadi gebrakan baru. Hal ini karena menuju Pemilu 2024, belum ada perguruan tinggi di Solo yang menggelar forum serupa.

Siaran debat capres mudah diakses melalui gawai. Namun, UTP tak ingin sekadar itu. Forum diskusi dan nobar menjadi ruang dialektika yang berdasar pada ilmu pengetahuan.

Tema debat terakhir relevan dengan perguruan tinggi sebagai institusi pendidikan. Momen debat terakhir diharapkan menjadi pemberi gambaran dan preferensi final bagi pemilih.

Advertisement

Selain itu, masyarakat juga telah mengalami dialektika dan perenungan atas debat yang sebelumnya sudah digelar. Bekal itulah yang akan didiskusikan malam ini.

“Kalau nonton sendiri, mereka hanya berkutat pada renungan sendiri. Tapi kami ingin proses diskusi” kata Winarti.

Proses diskusi berjalan menarik. Mahasiswa dan dosen mendapat kesempatan sama dalam menanggapi proses dan substansi debat capres. Winarti juga mengingatkan pendidikan demokrasi dan dialektika ini menjadi hal penting kala situasi demokrasi Indoensia sedang tidak baik-baik saja.

Advertisement

Bahkan, UTP pun merasakan hal yang sama dengan perguruan tinggi lainnya yang baru-baru ini menyatakan sikapnya terhadap situasi demokrasi dan politik Indonesia.

“Ada kegundahan, demokrasi kita sedang terkoyak. Sebagai perguruan tinggi kita berperan di situ,” katanya.

Sementara itu, WR II UTP Teguh Santosa mengingatkan pentingnya mahasiswa menggunakan hak suaranya. Kecakapan dan kemampuan berpikir kritis berdasarkan fakta dan data, membuat suara mahasiswa menjadi penting.

Hal itu tak jauh berbeda dengan peran mahasiswa di kampus. Mereka harus mampu mengembangkan ilmu pengetahuan berdasarkan data.

“Sama, mahasiswa dalam menulis riset, skripsi haruslah berdasar data. Jadilah cerdas,” kata Teguh di sela-sela debat.

Pendidikan politik dan demokrasi di dalam kampus menjadi substansi penting. Sebab kampus menjadi institusi yang mengedepankan ilmu pengetahuan. WR III Nuruddin Priya Budi S mengingatkan, mahasiswa bebas menggunakan hak politiknya. Namun jangan lupa, ada satu proses panjang yang harus dijalani dan diikuti.

“Silakan gunakan hak Anda. Tapi tidak dengan politik praktis di kampus,” imbuh dia.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif