Soloraya
Senin, 27 Juni 2022 - 16:48 WIB

Vaksinasi PMK Perdana Boyolali Digelar di Desa Samiran, Ini Alasannya

Nimatul Faizah  /  Rohmah Ermawati  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Petugas vaksinasi menyuntikkan vaksin PMK ke sapi anakan milik peternak di Dukuh Kuncen, Samiran, Selo, Boyolali, Senin (27/6/2022). (Solopos/Ni'matul Faizah)

Solopos.com, BOYOLALI – Dinas Peternakan dan Perikanan (Disnakkan) Boyolali melaksanakan vaksinasi penyakit mulut dan kuku (PMK) perdana pada hewan ternak di Dukuh Kuncen, Desa Samiran, Kecamatan Selo, Senin (27/6/2022). Disnakkan Boyolali menyiapkan 200 dosis vaksin PMK untuk sapi-sapi perah di Samiran.

Kepala Disnakkan Boyolali, Lusia Dyah Suciati, yang memantau pelaksanaan vaksinasi mengungkapkan Desa Samiran dipilih menjadi yang pertama menjadi daerah penerima vaksin PMK sebagai hadiah bagi kebijakan lockdown yang diterapkan.

Advertisement

“Kami sengaja memilih Desa Samiran karena di sini ada kebijakan internal untuk lockdown, karena kebijakan tersebut, sapi-sapi di sini aman. Jadi masuk dalam zona hijau tanpa PMK, reward-nya kami prioritaskan untuk hari pertama pelaksanaan vaksinasi,” jelas Lusi kepada wartawan. Lebih lanjut, Lusi mengatakan tenaga vaksinasi perdana dari Puskeswan Ampel.

Berdasarkan pantauan Solopos.com di lapangan, ada delapan nakes hewan yang bertugas memvaksinasi hewan ternak di Samiran. “Hari ini memang baru bersama teman-teman Puskeswan Ampel, baru besok rencananya pembekalan yang melibatkan tim URC [Unit Reaksi Cepat],” kata Lusi.

Advertisement

Berdasarkan pantauan Solopos.com di lapangan, ada delapan nakes hewan yang bertugas memvaksinasi hewan ternak di Samiran. “Hari ini memang baru bersama teman-teman Puskeswan Ampel, baru besok rencananya pembekalan yang melibatkan tim URC [Unit Reaksi Cepat],” kata Lusi.

Terkait mekanisme pencarian target sasaran vaksinasi, Lusi membeberkan Disnakkan Boyolali memiliki data identifikasi kelompok masyarakat sapi perah. Dari data tersebut, lanjut Lusi, akan di-screening apakah sapinya sehat atau tidak. Setelah hewan dipastikan benar-benar sehat, vaksinasi PMK dilakukan. Tapi jika hewan terpapar PMK terpaksa vaksinasi ditunda.

Baca juga: Tahap I, Boyolali Peroleh 1.900 Dosis Vaksin dari Kementan

Advertisement

“Sasarannya di sana kami siapkan 200 hari ini. Tapi nanti lihat kondisi di lapangan kemampuan teman-teman seperti apa. Misal bisa 100 ya dilanjutkan besok karena sapi-sapinya besar dan pelaksanaannya butuh waktu dan tenaga ekstra,” terang dia.

Zona Hijau PMK

Pada kesempatan itu, seorang peternak di Kuncen, Samiran, Muhtar, 51, membantu tenaga kesehatan (nakes) memegang sapi anakannya untuk diperiksa kondisi kesehatannya. Setelah dinyatakan lolos, nakes lain menyuntikkan vaksin penyakit mulut dan kuku atau PMK ke tubuh sapi.

Muhtar yang juga ketua RT 1 RW 2 Dukuh Kuncen itu menceritakan sehari sebelumnya diminta untuk mendata sapi-sapi yang layak untuk divaksin dan dikirimkan ke ketua kelompok ternak. “Alhamdulillah kami dapat vaksin PMK untuk sapi-sapi kami. Rasanya senang sekali dapat vaksin PMK,” jelas lelaki 51 tahun tersebut saat berbincang dengan Solopos.com.

Advertisement

Muhtar mengaku ada juga peternak sapi yang masih takut untuk menerima vaksin PMK. Ia mengatakan pengalaman mengenai vaksinasi Covid-19 menjadi momok bagi para peternak. Namun Muhtar percaya vaksinasi akan membentengi sapi-sapinya dari penyakit mulut dan kuku.

Baca juga: Kronologi Lengkap Laka Mobil dan Truk di Simpang Solidaritas Boyolali

Saat ditanya mengenai apa yang ia lakukan sebelum vaksinasi sapi, Muhtar mengatakan tidak ada perlakuan spesial. “Saya ya seperti biasanya, membersihkan kandang seperti biasa kemudian menyemprot kandang dengan disinfektan,” terang dia.

Advertisement

Sementara itu, Ketua Kelompok Ternak Dadi Maju Dukuh Kuncen, Suparno, mengatakan Kuncen zona hijau PMK karena pihaknya membuat imbauan kepada para anggota kelompoknya untuk tidak menjual dan membeli sapi dari luar wilayah.

“Tujuan kami istilahnya lockdown untuk mencegah kasus PMK, karena kasus ini riskan apabila ada sapi luar yang masuk ke daerah kami. Kami lockdown sejak sebelum penutupan pasar sapi yang pertama,” terang pria 41 tahun itu kepada wartawan saat dijumpai di rumahnya, Senin.

Baca juga: Kabar Gembira! CFD Boyolali Bakal Dibuka Juli 2022

 

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif