SOLOPOS.COM - Keluarga pengantin Okta-Dian masih beraktivitas di ruang nikah seusai ritual akad nikah mereka di KUA Banjarsari, Solo, Jumat (14/2/2014). (Tri Rahayu/JIBI/Solopos)

Solopos.com, SOLO — Bagi sebagian kalangan, Saint Valentine’s Day yang jatuh setiap 14 Februari identik dengan kasih sayang. Semangat yang sama untuk melanggengkan pernikahan. Maka, 8 pasangan di Solo memilih tanggal itu untuk mengikrarkan pernikahan mereka.

Sayangnya, Valentine’s Day tahun ini, Jumat (14/2/2014), bersamaan waktunya dengan hujan abu vulkanik Gunung Kelud yang erupsi Kamis (13/2/2014) pukul 22.50 WIB. alhasil akad nikan pernikahan pun diselimuti abu vulkanik gunung berapi di Jawa Timur itu.

Promosi Selamat! Direktur Utama Pegadaian Raih Penghargaan Best 50 CEO 2024

Debu vulkanik dari Gunung Kelud yang cukup tebal masih menyelimuti Jl. Jenderal A. Yani, tepatnya di depan Kantor Urusan Agama (KUA) Kecamatan Banjarsari, Solo, Jumat siang. Lalu lalang kendaraan yang cukup padat di jalan itu membikin debu vulkanik beterbangan dan menghiasi tembok pagar dan lantai KUA.

Siang itu menjadi hari yang istimewa bagi 8 pasang pangantin. Dampak meletusnya Gunung Kelud tak mereka hiraukan untuk memasuki pintu bahtera rumah tangga baru. Apalagi, hari itu adalah Valentine’s Day yang diidentikkan dengan Hari Kasih Sayang.

Pasangan Okta Pradana dan Dian Normastuti, warga Ngemplak RT 007/RW 013, Gilingan, Banjarsari, Solo adalah salah satu dari 8 pasangan pengantin yang terdaftar di KUA Banjarsari melaksanakan akad nikah, Jumat itu. Ke-7 pasang pengantin lain adalah Bayu Sukono-Mutia Janah Nuraini dari Mangkubumen, Ucok-Sanni Septiwati dari Manahan, Chandra Ardinata-Yulina Tri Dewi dari Manahan, Ari Heastanto-Puspitasari Wahyuningrum dari Banyuanyar, Wahyu Kurniawan-Kuntari dari Nusukan, Ananda Adi Sulistyo-Septa Suharyanti dari Manahan, dan Robert David John S.-Any T. dari Manahan.

Karena Jumat merupakan hari pendek, 8 pasang pengantin itu pun meminta akad nikah pada pukul 09.00 WIB. Permintaan itu sungguh merepotkan 3 penghulu di KUA yang terletak 100 meter dari Terminal Tirtonadi itu.

“Mereka itu mintanya pukul 09.00 WIB. Jadi, sejak pukul 08.00 WIB, mereka sudah berkumpul di KUA bersama rombongan masing-masing. Tadi pagi memang ramai sekali. Untungnya, tiga orang penghulu sudah siap sejak pukul 0800 WIB, akhirnya bisa diatur,” ujar Kepala KUA Banjarsari, H. Mukhtar, saat ditemui Solopos.com, Jumat siang.

Pasangan Okta-Dian merupakan pasangan ke-6 yang antre akad nikah di KUA itu. Mereka tak bisa memilih waktu pukul 09.00 WIB. Mereka harus menjalankan ijab kabul sekitar pukul 10.00 WIB. “Gara-gara hujan abu vulkanik jadwal pernikahan anak kami jadi molor 30 menit. Mestinya pukul 09.30 WIB, terpaksa harus dilakukan pukul 10.00 WIB. Yang menganggu itu jelas di perjalanan karena jarak pandang hanya sekitar lima meter. Kendaraan tidak bisa cepat,” kata Danurdono, 55, orantua Dian.

Danurdono hanya bisa berharap pernikahan anak sulungnya itu bisa menjadi barakah di saat kondisi hujan abu. Harapan itu juga muncul dari pengantin laki-laki, Okta Pradana. Pria asal Jakarta Timur itu tak mengira bila hujan abu mengiringi akad nikahnya yang juga bertepatan dengan Valentine’s Day.

“Kami tidak sengaja menikah di hari ini. Jadwal kami sebenarnya Minggu (16/2). Tapi, karena hari libur, KUA tidak bisa, dan akhirnya baru dapat jadwal hari ini [Jumat]. Dengan hujan abu ini, semoga menjadi berkah bagi kami. Ya, kebetulan juga pas Valentine. Padahal kami tidak sengaja,” akunya.

Dian pun merasa bahagia. Senyumnya mengembang seusai melalui prosesi akad nikah. Mantan gadis berpakaian kebaya putih itu pun mengaku tak sengaja mengambil momentum Valentine’s Day di tengah hujan abu.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya