SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

Bangunan Benteng Vastenburg Solo. Foto diambil Jumat (20/8/2010). (dok Solopos)

Solo  (Solopos.com)–Keberadaan Benteng Vastenburg yang lama mangkrak di jantung Kota Solo mulai membuat prihatin sejumlah kalangan.

Promosi Strategi Telkom Jaga Jaringan Demi Layanan Telekomunikasi Prima

Pengamat kebijakan dan konsultan publik Solo, Eko Sulistyo menilai, benteng peninggalan kolonial Belanda tersebut semestinya perlu bangunan penunjang di sekitarnya agar keberadaanya kembali hidup dan berfungsi.

“Kalau bangunan mangkrak terus seperti itu, siapa pun pasti menyangka itu oro-oro. Dan anak kecil pun juga tak tahu bahwa itu bangunan cagar budaya,” kata Eko ketika dimintai tanggapan Espos, di Pasar Kliwon, Jumat (28/10/2011) tentang keberadaan Benteng Vastenburg Solo.

Kondisi inilah yang sangat disayangkan. Sebab, fungsi utama cagar budaya justru hilang. Bahkan, sambungnya, perlahan-lahan Benteng Vastenburg bakal musnah karena tak terurus.

“Kalau tinggal puing-puingnya, lama-lama bisa runtuh juga temboknya karena tak terawat,” paparnya.

Menurut Eko, cara memerlakukan sebuah cagar budaya bukanlah dengan membiarkannya tanpa konservasi sama sekali. Mengaca perlakuan cagar budaya di negara-negara maju, kata Eko, bahwa pendirian bangunan penunjang di sekitar kawasan cagar budaya mutlak diperlukan demi meningkatkan fungsi dan tujuan edukasi cagar budaya itu.

“Selama ini, harus diakui masih banyak pandangan konservatif bahwa cagar budaya itu tak boleh diutak-atik. Ini yang semestinya didialogkan bersama,” terangnya.

Eko mencotohkan, penolakan keras para budayawan atas langkah Walikota Solo, Joko Widodo yang akan membangun hotel Boutique di timur Benteng beberapa waktu lalu adalah potret nyata bahwa pandangan konservatif masih dominan.

Menurutnya, pandangan inilah yang mestinya didialogkan agar masing-masing pihak memiliki pemahaman yang sama tentang pemanfaatan cagar budaya. “

Benteng harus dibuka. Di sekitarnya, bisa didirikan bangunan penunjang agar keberadaan Benteng kian menonjol,” urainya.

Dari situlah, sambung Eko, masyarakat bisa merasa nyaman menikmati suasana Benteng. Sehingga, proses pelestarian dan pemanfaatan Benteng tercapai. “Dan tentu saja, tanpa harus menghilangkan artefak aslinya,” pungkasnya.

(asa)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya